Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Theresia Sebut Mbah Slamet Kejam, Pantas Dihukum Seumur Hidup atau Mati

Kompas.com - 12/04/2023, 07:03 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Khairina

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Slamet Tohari (47) alias Mbah Slamet, dukun pengganda uang asal Banjarnegara, Jawa Tengah, dianggap telah melakukan perbuatan yang kejam, tega membunuh banyak orang. 

Oleh karena itu, dia pantas dihukum maksimal sesuai dengan undang-undang yang berlaku. 

Hal tersebut disampaikan kakak kandung Theresia Dewi (49), Budi Irianto (58). Theresia Dewi warga Desa Bulurejo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, itu adalah salah satu korban pembunuhan Mbah Slamet yang jasadnya ditemukan terkubur di kebun Mbah Slamet.

Baca juga: Theresia dan Anaknya Asal Magelang Hilang sejak 2021, Keluarga Yakin Dibunuh Mbah Slamet

Tidak hanya Theresia, polisi juga menemukan jasad anaknya bernama Okta Ali Abrianto (33) di liang yang sama. 

"Mau gimana lagi, kalau sudah kena Pasal 340 (KUHP) hukumannya kalau tidak seumur hidup ya mati. Pelaku sudah kayak komunis ya. Komunis saja membunuh 7 jenderal. Dia (membunuh) 12 orang," ungkap Budi, usai pemakaman jenazah Theresia dan Okta di TPI Giriloyo Magelang, Selasa (11/4/2023). 

Baca juga: Isak Tangis Iringi Pemakaman Theresia dan Anaknya, Korban Pembunuhan Mbah Slamet Asal Magelang

Budi turut berdoa agar keluarga lainnya yang masih mencari saudaranya segera menemukan titik terang. 

"Harapan untuk keluarga korban lainnya, yang masih dalam pencarian, semoga segera ada titik terang, semoga segera ketemu saudaranya walaupun sudah berupa jasad. Tapi mungkin jadi lebih tenang karena sudah ada jawaban," imbuh Budi. 

Budi bercerita bahwa kontak terakhir dengan korban pada 21 November 2021 sekitar pukul 22.00 WIB. Saat itu Theresia bilang sedang berada di Banyumas. 

Sekitar pukul 02.00 WIB, 22 November 2021, ada panggilan tak terjawab dari Theresia di ponsel Budi. Dia lantas menelepon balik tetapi sudah tidak direspon oleh Theresia. 

"Sekitar jam 02.00 WIB ada panggilan tak terjawab, karena saya tidur ya. Lalu saya telepon balik nggak bisa, lost contact sampai sekarang," ungkap Budi, yang tinggal di Tempel, Kabupaten Sleman itu. 

Menurut Budi, Theresia maupun Okta tidak menyampaikan maksud dan tujuannya pergi ke Banyumas. Padahal, Theresia tipe orang yang terbuka.

"Adik saya itu orangnya terbuka, cuma satu hal itu kok nggak cerita," tandas Budi.

Diketahui sebelumnya, Theresia Dewi dan Okta Ali Abrianto masuk dalam daftar 8 korban Slamet Tohari (47) alias Mbah Slamet yang berhasil diidentifikasi polisi, Senin (10/4/2023).

Jenazah mereka dikubur oleh dukun pengganda uang itu di kebun miliknya diperkirakan sejak akhir 2021 silam. 

Total ada 12 korban yang diduga dibunuh Mbah Slamet dengan cara diracun menggunakan potasium sianida. Mbah Slamet memakai modus bisa menggandakan uang milik para korban.

Mbah Slamet kini telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Mapolres Banjarnegara. Proses identifikasi terhadap korban lainnya juga masih dilakukan oleh polisi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Diare Massal di Gunungkidul, Diduga karena Bakteri E Coli

Diare Massal di Gunungkidul, Diduga karena Bakteri E Coli

Yogyakarta
Maju Pilkada, Mantan Bupati Kulon Progo Ambil Formulir Penjaringan Bacabup di PDI-P

Maju Pilkada, Mantan Bupati Kulon Progo Ambil Formulir Penjaringan Bacabup di PDI-P

Yogyakarta
PAN Gunungkidul Usung Mahmud Ardi sebagai Bakal Calon Wakil Bupati

PAN Gunungkidul Usung Mahmud Ardi sebagai Bakal Calon Wakil Bupati

Yogyakarta
Gibran Janji Kawal Program di Solo Meski Tidak Menjabat Sebagai Wali Kota

Gibran Janji Kawal Program di Solo Meski Tidak Menjabat Sebagai Wali Kota

Yogyakarta
Awal Kemarau, Warga di Gunungkidul Mulai Beli Air Bersih Seharga Rp 170.000

Awal Kemarau, Warga di Gunungkidul Mulai Beli Air Bersih Seharga Rp 170.000

Yogyakarta
Persoalan Sampah di Yogyakarta Ditargetkan Kelar pada Juni 2024, Ini Solusinya...

Persoalan Sampah di Yogyakarta Ditargetkan Kelar pada Juni 2024, Ini Solusinya...

Yogyakarta
PPDB SMP Kota Yogyakarta 2024 Banyak Perubahan, Apa Saja?

PPDB SMP Kota Yogyakarta 2024 Banyak Perubahan, Apa Saja?

Yogyakarta
PPDB DIY, Standar Nilai Jalur Prestasi Diturunkan

PPDB DIY, Standar Nilai Jalur Prestasi Diturunkan

Yogyakarta
Golkar-PKB Koalisi di Pilkada Gunungkidul 2024, Sudah Ada Calon?

Golkar-PKB Koalisi di Pilkada Gunungkidul 2024, Sudah Ada Calon?

Yogyakarta
'Study Tour' Dilarang, GIPI DIY Khawatir Wisatawan Turun jika Pemerintah Tak Tegas

"Study Tour" Dilarang, GIPI DIY Khawatir Wisatawan Turun jika Pemerintah Tak Tegas

Yogyakarta
Jelang Idul Adha, Begini Cara Memilih Sapi Kurban Menurut Pakar UGM

Jelang Idul Adha, Begini Cara Memilih Sapi Kurban Menurut Pakar UGM

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Duka Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Lebaran Kemarin Tak Sempat Pulang...

Duka Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Lebaran Kemarin Tak Sempat Pulang...

Yogyakarta
Sejumlah Daerah Larang 'Study Tour', Pemda DIY Yakin Tak Pengaruhi Kunjungan Wisata

Sejumlah Daerah Larang "Study Tour", Pemda DIY Yakin Tak Pengaruhi Kunjungan Wisata

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com