YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Cegah kejahatan jalanan yang dilakukan oleh anak, Dewan Pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) uji coba pendidikan Khas Kejogjaan pada Juni - Juli 2023.
"Kami sudah selesai membuat grand design-nya, pendidikan Khas Kejogjaan ini akan diuji coba pada Juni dan Juli. Lalu pada Januari 2024 sudah bisa diimplementasi," ujar Ketua Dewan Pendidikan DIY Sutrisna Wibawa, Selasa (4/3/2023).
Sutrisna menjelaskan pendidikan Khas Kejogjaan pada prinsipnya adalah pendidikan yang terintegrasi dengan mata pelajaran yang terkait. Pada tahapan pertama adalah untuk Bahasa Jawa dan seni budaya.
Baca juga: Kapolda DIY Ungkap Anak yang Terlibat Kejahatan Jalanan di Rumah Bukan Anak Nakal
Dia mengatakan Pendidikan Khas Kejogjaan bertujuan untuk mewujudkan jalmo kang utomo yang bermakna manusia yang utama, manusia yang cerdas, pintar, mengusai iptek, tetapi tetap memiliki sopan santun.
"Konteks yang kita bawa adalah budaya Jogja. Budaya Jogja mewarnai soft skill, sopan santun anak-anak. Jadi intinya disitu," jelasnya.
Ia mencontohkan sopan santun dengan nuansa Jogja. Misalnya, menghormati orang lain dengan ngapurancang atau sikap meletakkan kedua tangan di bawah pusar dan menunduk dengan jempol.
"Selain itu juga karakter, karakter jujur, bertanggungjawab, karakter menghargai oranglain yang ingin kita tanamkan," kata dia.
Ia berharap selain membenamkan budaya-budaya Jogja dalam mata pelajaran, pendidikan Khas Kejogjaan juga diharapkan bisa mengurangi terjadinya kenakalan remaja yang mengarah kepada kejahatan jalanan.
"Pendidikan Khas Kejogjaan itu mengintegrasikan tiga hal yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sehingga, kejahatan jalanan yang kita kenal dapat terantisipasi," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.