Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BRIN Temukan Sesar Mataram, BPBD DIY: Belum Ada Informasi Resmi

Kompas.com - 22/02/2023, 22:43 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Negara (BRIN) melakukan pemutakhiran sesar aktif di Indonesia. Pada pemutakhiran itu, BRIN menemukan sesar gempa baru di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sesar baru ini dinamai dengan sesar Mataram.

Terkait temuan BRIN ini, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Biwara Yuswantana mengatakan bahwa pihaknya belum mendapatkan informasi temuan sesar baru tersebut.

Menurutnya, informasi detail terkait dengan sesar Mataram ini dibutuhkan untuk dilakukan pemetaan daerah rawan gempa. Selain itu data tersebut juga berguna untuk melakukan mitigasi bencana.

"Belum ada informasi resmi. Artinya ujungnya di mana belum. Tapi kalau sesar itu kan memang potensi kemudian jadi gempa. Lha kalau terkait dengan gempanya ada upaya-upaya pencegahan dan juga peningkatan kapasitas masyarakat kita lakukan dengan edukasi komunikasi," jelas Biwara saat dihubungi, Rabu (22/2/2023).

Baca juga: Hadapi Potensi Sesar Lembang, BPBD Jabar Siapkan Kajian Risiko Bencana hingga Jalur Evakuasi

Ia juga belum mendapatkan informasi apakah sesar Mataram terbentuk karena gempa yang terjadi sebelumnya atau bukan. Namun selama ini di DIY diketahui memiliki sesar Opak.

"Kalau ditemukan sesar itu nanti ada tahapan-tahapan. Informasi BRIN itu sifatnya riset ya. Tapi otoritas untuk bencana geologi itu ada di Badan Geologi. Nanti bagaimana kemudian hasil dari kajian BRIN itu. Artinya ada fase-fase berikutnya yang nanti  sampai pada eksekutor di provinsi," jelas dia.

Biwara menyampaikan ada beberapa daerah di DIY yang termasuk dalam kawasan rawan gempa. Seperti di Kabupaten Sleman yakni di Kalasan, Berbah, dan Prambanan. Sedangkan sesar Mataram saat ini belum diketahui lokasinya.

"Cuma ini Sleman (Sesar Mataram) yang mana tentu akan terkait mana wilayah yang terpapar. Dan disitu tingkat kepadatan penduduk seperti apa misalnya. Itu baru kemudian kita bisa menindaklanjuti dari sisi mitigasi atau peningkatan kapasitas masyarakat di situ. Kalau belum tahu seberapa dampak dari sesar itu, kan kita belum bisa menindaklanjuti," jelasnya.

Selama ini BPBD DIY telah melakukan edukasi melalui sekolah-sekolah terkait mitigasi bencana gempa seperti melakukan simulasi. Tak hanya melalui sekolah, edukasi juga dilakukan melalui kelurahan-kelurahan.

"Dibekali potensi ancaman gempa itu, kemudian edukasi respons, evakuasi. Itu yang jadi peningkatan masyarakat dari desa dan masyarakat," katanya.

Terkait dengan bangunan, menurut Biwara, di beberapa titik rawan gempa pemerintah kabupaten setempat telah mewajibkan adanya izin mendirikan bangunan (IMB) dengan spesifikasi bangunan tertentu.

"Terlebih pasca dari 2006 lalu yang pembangunan diawasi untuk memastikan konstruksi bangunan. Ada ketentuan rumahnya, misalnya dalam konstruksi menggunakan besi dengan ukuran tertentu," katanya.

Baca juga: Waspada Potensi Gempa Sesar Baribis di Karawang, Dampaknya Bisa IV-V MMI

Sebelumnya, Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Danny Hilman Natawidjaja menyebutkan selain Sesar Opak yang menyebabkan gempa pada 2006, di wilayah DIY ternyata terdapat sesar aktif yang sebelumnya belum terpetakan.

Sesar tersebut berdasarkan data pemutakhiran sesar aktif yang dilakukan BRIN. Danny menyebutkan sesar yang membentang dari timur ke barat tersebut baru dipetakan pada 2021 dengan nama Sesar Mataram. Ia mengatakan pada Sesar Mataram bagian timur sebelumnya dikenal sebagai Sesar Dengkeng.

"Ini sebetulnya sudah dikenal juga sebagai Sesar Dengkeng. Pada waktu itu di sebelah timurnya, tapi baru diketahui bahwa Sesar Dengkeng ini masih menerus ke arah barat melewati tengah-tengah Kota Yogyakarta," ujarnya.

Meski belum ada studi yang lebih rinci, kata Danny, Sesar Mataram terlihat berasosiasi dengan "offset stream" berdasarkan studi survei geolistrik dan pemetaan berdasarkan morfologi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Masih Ada Stigma di DIY, Sultan Berharap Perempuan dan Laki-laki Peroleh Pendidikan yang Sama

Masih Ada Stigma di DIY, Sultan Berharap Perempuan dan Laki-laki Peroleh Pendidikan yang Sama

Yogyakarta
Pembuangan Sampah dari Sleman ke Gunungkidul Digunakan untuk Reklamasi Tambang Ilegal

Pembuangan Sampah dari Sleman ke Gunungkidul Digunakan untuk Reklamasi Tambang Ilegal

Yogyakarta
Narapidana Kasus Pencurian Kabur dari Lapas Kelas II B Klaten

Narapidana Kasus Pencurian Kabur dari Lapas Kelas II B Klaten

Yogyakarta
Akui Lakukan Kekerasan Seksual, Dosen UPN Veteran Yogyakarta Buat Surat Pernyataan Permohonan Maaf

Akui Lakukan Kekerasan Seksual, Dosen UPN Veteran Yogyakarta Buat Surat Pernyataan Permohonan Maaf

Yogyakarta
Mahasiswa PTS di Sleman Meninggal Usai Latihan Bela Diri, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Mahasiswa PTS di Sleman Meninggal Usai Latihan Bela Diri, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Yogyakarta
Sampah dari Sleman Dibuang ke Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul, Begini Respons Sultan

Sampah dari Sleman Dibuang ke Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul, Begini Respons Sultan

Yogyakarta
Jemaah Haji dari DI Yogyakarta Tetap Berangkat dari Bandara Adi Soemarmo Solo

Jemaah Haji dari DI Yogyakarta Tetap Berangkat dari Bandara Adi Soemarmo Solo

Yogyakarta
KPU Kota Yogyakarta Minta Caleg Terpilih Segera Lapor LHKPN agar Bisa Dilantik

KPU Kota Yogyakarta Minta Caleg Terpilih Segera Lapor LHKPN agar Bisa Dilantik

Yogyakarta
 Sampah dari Sleman Ketahuan Dibuang ke Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul

Sampah dari Sleman Ketahuan Dibuang ke Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul

Yogyakarta
3 Kera Ekor Panjang Terlihat di Permukiman Warga Sleman, Ini Penjelasan TNGM

3 Kera Ekor Panjang Terlihat di Permukiman Warga Sleman, Ini Penjelasan TNGM

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Antisipasi Konvoi Kelulusan, Polres Bantul Siagakan Ratusan Personel, Tindakan Tegas Disiapkan

Antisipasi Konvoi Kelulusan, Polres Bantul Siagakan Ratusan Personel, Tindakan Tegas Disiapkan

Yogyakarta
Sakit, Mantan Bupati Bantul Suharsono Meninggal Dunia

Sakit, Mantan Bupati Bantul Suharsono Meninggal Dunia

Yogyakarta
Pengunjung Pantai Watulawang Gunungkidul Tewas Terseret Ombak

Pengunjung Pantai Watulawang Gunungkidul Tewas Terseret Ombak

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com