KOMPAS.com - Bakpia menjadi salah satu oleh-oleh khas Yogyakarta yang wajib dibawa pulang oleh wisatawan.
Tak heran jika musim liburan, toko oleh-oleh yang menjual bakpia ramai dipadati pembeli yang hendak membawa buah tangan ke kampung halaman.
Baca juga: 10 Kuliner Legendaris Yogyakarta, Tidak Melulu Gudeg dan Bakpia
Selain harganya terjangkau, cita rasa bakpia Jogja memang sangat khas yang tidak bisa ditemukan di daerah lain.
Kue tradisional yang satu ini memang sangat digemari dan cocok dengan selera semua kalangan, baik lidah lokal maupun mancanegara.
Baca juga: Bakpia, Hasil Akulturasi Tionghoa dan Jawa di Ngampilan Yogyakarta
Menjadi salah satu kuliner legendaris dari Yogyakarta, simak beberapa unik tentang bakpia berikut ini.
Baca juga: Bakpia 378, Buatan Warga Binaan Lapas Wirogunan yang Sudah Laku Ribuan Dus
Dilansir dari laman sibakuljogja.jogjaprov.go.id, sajian bakpia ternyata berasal dari pengaruh akulturasi budaya Tionghoa dan Jawa.
Bakpia pertama kali dibawa oleh pendatang asal Tiongkok, Kwik Sun Kwok, ke Yogyakarta pada sekitar tahun 1940-an.
Sebutan bakpia sendiri berasal dari dialek Hokkian yang memiliki nama asli tou luk pia yang secara harfiah artinya kue atau roti yang berisikan daging.
Namun seiring berjalannya waktu, cita rasa bakpia yang disesuaikan dengan isian kacang hijau yang cocok dengan lidah masyarakat Yogyakarta.
Kepopuleran bakpia membuat warga setempat mulai beralih membuk usaha sebagai produsen-produsen rumahan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.