KULON PROGO, KOMPAS.com – Sebanyak 25 rumah terendam banjir di RT 019, Pedukuhan Seling, Kalurahan Kebonrejo, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sekitar 80 jiwa bertahan sebisanya dalam situasi ini.
Air menggenang hingga sepinggang orang dewasa.
“Ini banjir terparah yang pernah saya alami. Tidak pernah banjir seperti ini sebelumnya. Kali ini sampai masuk rumah,” kata Ketua RT 019, Karyanto di rumahnya, Kamis (13/10/2022).
Genangan air terus meningkat menyusul hujan deras yang turun sejak Rabu (12/10/2022) pukul 22.00 WIB hingga Kamis (13/10/2022) dini hari. Sedikitnya empat rumah tenggelam hingga satu meter di Seling ini, seperti rumah Sutinem, Suhardono, Piter Penggolo dan Poniah.
Baca juga: Gunungkidul Berpotensi Longsor dan Banjir
Delapan warga terpaksa mengungsi untuk menghindari bencana susulan. Mereka yang mengungsi, di antaranya ada satu lansia dan tiga anak-anak.
Air perlahan surut mulai subuh. Saat itu hujan deras berkurang intensitasnya, namun genangan air masih terjadi di beberapa rumah di Seling.
Karyanto meyakini banjir terjadi karena proyek normalisasi sungai di sekitar Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) yang belum juga selesai. Sehingga air tidak mengalir dengan baik. Air pun meluap dan menggenangi perumahan warga.
Tidak hanya itu, warga yang mayoritas petani kehilangan tanamannya. Kerugian belum bisa ditaksir.
“Petani sudah tidak ada harapan. Curah hujan tinggi membuat semuanya sekarang habis. Ini puncak kerusakan untuk tanaman,” kata Karyanto.
Seorang warga bernama Nico tampak pasrah di tengah banjir. Ia menceritakan, debit air meningkat setelah pukul 24.00 WIB. Air menggenangi rumahnya hingga selutut.
Pengemudi transportasi online ini tidak bisa bekerja sambil menunggu air di rumah surut kembali.
Ia menceritakan, warga berinisiatif membuat saluran darurat untuk mengalihkan air. Jika tidak, kemungkinan kampung mereka tenggelam lebih dalam.
“Kalau tidak kita jebol ke aliran sungai di belakang, maka kita akan tenggelam lebih lama,” kata Nico.
Banjir tidak hanya terjadi di Pedukuhan Seling, Kebonrejo. Kantor Kapanewon Temon mencatat banjir juga sempat terjadi di empat kalurahan lain, yakni: Kaligintung, Demen, Janten dan Palihan.
Banjir mengakibatkan lebih dari 20 rumah di Seling, Kebonrejo, sejak subuh. Sebanyak lima rumah di Kaligintung dilaporkan juga terendam.
Total rumah bisa sekitar 30 rumah di dua Kalurahan itu. Ketinggian genangan antar 30-50 Cm.
“Ini karena curah hujan tinggi dan air meluap,” kata Panewu Temon Agus Hidayat di kantornya.
Sementara itu, air juga menggenangi 25 hektar area persawahan yang sedang ditanami di sejumlah wilayah. Di antaranya di Kaligintung, Demen, Kebonrejo, Janten dan Palihan.
Baca juga: Ratusan Rumah Warga di Semarang Terendam Banjir Akibat Luapan Sungai, BPDB Segera Buat Dapur Umum
Diketahui, petani di sana menanam palawija pada musim tanam kali ini. Adapun rinciannya cabai sekitar 4 hektar, jagung 5 hektar, kacang tanah 7 hektar.
“Saya kira hasilnya jadi tidak bagus karena banjir. Ada pula petani melon terkena dampak banjir ini, tapi sebagian petani sudah bisa memprediksi,” kata Agus.
“Bahkan ada tanaman jagung yang tidak rusak karena banjir sebelumnya (beberapa bulan lalu), kini terendam,” kata Panewu Agus.
Banjir disertai curah hujan tinggi terjadi beberapa hari belakangan. Hujan deras mengakibatkan debit di Sungai Carik yang berada di depan Bandara YIA tinggi.
Aliran sungai di kawasan YIA terbagi dua cabang, satu menuju Sungai Serang dan satu lagi ke Sungai Bogowonto. Pemerintah menormalisasi aliran menuju Bogowonto. Akibatnya, air hanya mengalir ke cabang yang lain sehingga air melimpah dan menggenangi Seling dan daerah sekitarnya.
“Aliran yang ke Barat ke Sungai Bogowonto tertutup karena ada pekerjaan pengendali banjir. Aliran ke Barat ini belum normal,” kata Agus.
Agus mengungkapkan, kantornya terus berkomunikasi dengan BBWSO dan kontraktor pekerjaan pengendali banjir. Ia berharap ada jalan keluar agar warga Temon tidak terkena dampaknya.
“Pekerja proyek pengendalian air tengah bekerja untuk mengurangi limpahan. Komunikasi dengan BBWSO, kami minta secepatnya bisa terpenuhi aliran ke Barat dan Timur,” kata Agus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.