KOMPAS.com - Perayaan Sekaten di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat identik dengan adanya tabuhan gamelan yang bernama Gamelan Sekati.
Gamelan Sekati termasuk dalam jenis Gangsa Pakurmatan yang dimainkan untuk mengiringi Hajad Dalem atau upacara adat yang diselenggarakan di lingkungan Keraton.
Baca juga: Grebeg Maulud, Puncak Peringatan Maulid Nabi di Keraton Yogyakarta
Gamelan Sekati Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat terdiri dari dua perangkat gamelan yaitu Gamelan Kyai Guntur Madu dan Gamelan Kyai Nogo Wilogo.
Baca juga: Endog Abang, Kuliner Khas yang Hanya Muncul Tiga Kali Setahun
Dilansir dari laman kratonjogja.id, Gamelan Sekati mulanya adalah pusaka milik Kerajaan Mataram yang terdiri dari dua perangkat yakni Gamelan Kyai Guntur Madu dan Gamelan Kyai Guntur Sari.
Keduanya dibuat pada masa pemerintahan Sultan Agungyang pada tahun 1566 J atau tahun 1644 M.
Baca juga: Gamelan Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda dari UNESCO
Namun pasca Perjanjian Giyanti, Gamelan Kyai Guntur Madu dan Gamelan Kyai Guntur Sari akhirnya dibagikan secar adil masing-masing kepada Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta.
Yogyakarta mendapat Gamelan Kyai Guntur Madu sedang Surakarta mendapat Gamelan Kyai Guntur Sari.
Untuk mengembalikan kelengkapan Gamelan Sekati, maka Sri Sultan Hamengku Buwono I membuat putran (duplikat) dari Kanjeng Kiai Guntur Sari yang kemudian diberi nama Kanjeng Kiai Naga Wilaga.
Hal ini pula yang membuat peletakan gamelan pada perayaan Sekaten memiliki aturan tersendiri.
Gamelan Kyai Guntur Madu yang lebih tua diletakkan di Pagongan Kidul Masjid Gedhe Kauman, yaitu di sebelah kanan Sultan .
Sementara Gamelan Kyai Nogo Wilogo yang dianggap lebih muda, diletakkan di Pagongan Lor Masjid Gedhe Kauman.
Saat tidak digunakan, Gamelan Kyai Guntur Madu dan Gamelan Kyai Nogo Wilogo disimpan dan diperlakukan layaknya pusaka kerajaan di Bangsal Keraton.
Sebelum perayaan Sekaten, tepatnya tiga hari sebelunya, kedua gamelan ini akan dijamas (dibersihkan) terlebih dahulu.
Baca juga: Makam Raja-Raja Mataram di Imogiri: Sejarah dan Daftar Nama Raja yang Dimakamkan
Kedua gamelan tersebut kemudian akan dikeluarkan dari Keraton dengan upacara khusus yang disebut Miyos Gongso.
Gamelan Kyai Guntur Madu dan Gamelan Kyai Nogo Wilogo akan diarak oleh para abdi dalem dengan dikawal oleh bregada yang menggunakan pakaian adat Jawa.