Tabuhan Gamelan Sekati termasuk dalam rangkaian perayaan Sekaten yang digelar menjelang peringatan hari Maulid Nabi Muhammad SAW atau Grebeg Maulud.
Selama perayaan Sekaten, Gamelan Kyai Guntur Madu dan Gamelan Kyai Nogo Wilogo akan ditabuh bergantian oleh abdi dalem selama tujuh hari berturut-turut.
Tabuhan Gamelan Sekati biasanya dimulai pada tanggal 6 Mulud sampai 12 Mulud dalam penanggalan Jawa, sejak pagi hingga malam.
Gamelan di halaman masjid tersebut hanya akan berhenti saat memasuki waktu sholat.
Sebelum Gamelan Kyai Guntur Madu dan Gamelan Kyai Nogo Wilogo dikembalikan ke Keraton, akan dilakukan upacara khusus yang disebut Kondur Gongso.
Sebelum prosesi Kondur Gongso dimulai, Ngarsa Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono akan melakukan Nyebar Udhik-udhik di Pagongan Lor dan Kidul Masjid Gedhe Kauman.
Setelah itu Sri Sultan Hamengku Buwono akan masuk ke dalam serambi Masjid Gedhe Kauman untuk mendengarkan pembacaan riwayat Nabi Muhammad SAW dari abdi dalem penghulu.
Usai pembacaan riwayat Nabi Muhammad SAW dan Sri Sultan Hamengku Buwono meninggalkan Kompleks Masjid Gedhe Kauman, barulah kedua perangkat gamelan dibawa kembali ke dalam Keraton Yogyakarta.
Biasanya arak-arakan abdi dalem yang membawa kembali Gamelan Kyai Guntur Madu dan Gamelan Kyai Nogo Wilogo akan melewati Alun-Alun Utara dengan dikawal para bregada atau prajurit Keraton.
Sumber:
kratonjogja.id
kratonjogja.id
jogjakota.go.id
jogja.antaranews.com
tribunnews.com