Semenjak P. de Rieu meninggal dunia, Klinkhamer dan Oundag ditunjuk untuk melanjutkan pembangunan Lawang Sewu.
Bangunan Lawang Sewu memiliki lima gedung. Bangunan pertama yang dibuat adalah gedung C. Dirancang oleh P. de Rieu, bangunan itu dipergunakan sebagai kantor percetakan karcis kereta api pada tahun 1900.
Lalu, di tangan Klinkhamer dan Ouendag, pengerjaan gedung A atau gedung utama sebagai kantor utama NIS dimulai pada 27 Februari 1904 dan selesai pada Juli 1907.
“Kalau kita lihat bentuk bangunannya (bentuk dalam gedung A) kaya gerbong kereta, jadi semuanya saling berhubungan seperti gerbong kereta api, hal ini dilakukan untuk mempermudah komunikasi orang Belanda kala itu,” ungkap Aris.
Baca juga: Tarif Terbaru Masuk Museum Lawang Sewu dan Museum Ambarawa 2022
Seiring berkembangnya kantor kereta api Belanda, gedung-gedung pendukung, yaitu B, D, dan E, dibangun pada tahun 1916 hingga 1918.
Gedung B dibangun oleh Klinkhamer dan Oundag. Sementara itu, gedung D dan E merupakan karya Thomas Karsten, arsitek termuda dan terakhir yang merancang pembangunan gedung Lawang Sewu.
Kini, Lawang Sewu yang menjadi gedung bersejarah milik PT Kereta Api Indonesia (Persero), telah ditetapkan sebagai cagar budaya.
Baca juga: 6 Tempat Berfoto ala Belanda di Lawang Sewu
Sumber: Antara, heritage.kai.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.