Bagian kedua merupakan gerak tarian pokok yang akan menyajikan isi cerita yang ingin disampaikan.
Jika dalam inti cerita garapan tari berbentuk sajian perang antara dua tokoh, maka tarian pokok akan diakhiri dengan adegan perang.
Bagian ketiga adalah gerak mundur gawang yang dilakukan dengan gerak bedalan.
Teknik gerak Tari Serimpi sekilas hampir sama dengan teknik Tari Bedhaya yaitu teknik tari putri yang halus dan lembut.
Gerak-gerak perangnya juga dilakukan dengan tempo yang agak lambat dan sangat ritmis, hingga tidak terkesan sebagai perang sungguhan.
Pola lantai adalah garis yang terbentuk dari perpindahan gerak atau formasi penari dalam menghasilkan kesan gerakan yang indah.
Tari Serimpi menggunakan pola lantai yang lurus atau horizontal dimana para penari akan berdiri dengan pola berjejer atau sejajar.
Properti Tari Serimpi ada pada busana atau kostum yang digunakan oleh para penarinya.
1. Atasan berupa pakaian tanpa disertai lengan yang bisa berupa kemben atau mekak yang menyesuaikan jenis tari serimpi yang dipentaskan dan juga asal-usulnya.
2. Kain jarik yang digunakan untuk bawahan para penari.
3. Selendang bermotif batik atau sampur untuk diayun-ayunkan bersama dengan gerakan tari yang lemah gemulai.
4. Sanggul ditambahkan aksesoris lain seperti tusuk konde, peniti ceplok, dan juga peniti renteng. Sanggul biasanya dilengkapi centhung yang digunakan di bagian tengah sanggul serta cunduk mentul berbentuk bunga yang dipasang di bagian kepala depan.
5. Penari juga bisa mengenakan mahkota yang berbentuk seperti burung kasuari dan juga bulu-bulu yang menjuntai.
6. Aksesori lain berupa kalung, gelang, anting-anting, dan keris.
Para penari Serimpi juga menggunakan riasan khas jawa dengan gaya sesuai dengan asal-usul tariannya.