Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hiu Paus Terdampar Mati di Muara Sungai Bogowonto, Diduga Terkait Polutan di Laut

Kompas.com - 27/07/2022, 21:18 WIB
Dani Julius Zebua,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Kerusakan hati berkaitan dengan fungsi penting organ ini dalam metabolisme racun. Racun bisa saja didapat dari banyak hal, namun pada kasus hepar kronis maka diduga kuat akibat makanan hiu sendiri, yakni plankton.

Baca juga: Bangkai Paus Sepanjang 12 Meter Terdampar di Sabu Raijua NTT, Warga Akan Gelar Ritual Adat

Diduga, makanan yang dikonsumsi tercemar limbah atau racun lain, yang terus menumpuk dari hari ke hari sampai tidak mampu lagi diatasi sehingga menjadi gangguan hati.

"Arah dugaannya ke sana, karena hewan liar apalagi di laut, penyakit infeksi itu sangat jarang. Sehingga terjadi kematian, bila bukan karena usia, maka gangguan metabolik atau penyakit metabolik atau gangguan organ hati, ginjal, jantung dan usus. Dalam kasus kali ini, hanya hati yang terlihat ada gangguan sedangkan organ lain terlihat normal," kata Slamet.

Pencemaran laut tentu bisa saja menjadi penyebabnya. Ia mengungkapkan, misal tumpahan minyak dari kapal, limbah dari sungai masuk ke laut. Limbah itu menempel pada benda mengapung, termasuk mikroorganisme hidup di permukaan air seperti plankton.

Bila dikonsumsi dan terakumulasi dalam jumlah banyak maka bisa menimbulkan keracunan.

Baca juga: Perjuangan TNI AL Tenggelamkan Bangkai Paus di Sampang, Pasang Pemberat 30 Kg

“Dari sungai itu bisa pestisida, limbah rumah tangga, logam berat dan bisa mencemari lautan. Itu mengapa bahayanya polutan pada biota laut. Ketika dikonsumsi satwa, maka membutuhkan waktu lama untuk menyebabkan kematian,” kata Slamet.

Slamet menyayangkan kematian satwa ini. Pasalnya, hiu paus satwa unik dan dianggap sebagai hiu purba. Ia bukan karnivora, seperti hiu lainnya.

Hiu ini dikenal dari gigi halus seperti katak yang tidak menyebabkan luka pada manusia, tidak seperti hiu predatori yang bergigi tajam. Kulitnya kasar seperti amplas dan bisa menyebabkan kemerahan pada kulit manusia yang memegangnya.

Satwa jantan dewasanya bisa lebih dari 10 meter. Habitatnya berada di wilayah tropis nan hangat di seluruh dunia. Indonesia yang berada di khatulistiwa jadi salah satu tempat habitat ideal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Yogyakarta
Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Yogyakarta
Tak Mau 'Snack Lelayu' Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Tak Mau "Snack Lelayu" Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Yogyakarta
Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Yogyakarta
Muncul dalam Penjaringan PDI Perjuangan, Soimah Tidak Bersedia Maju Pilkada

Muncul dalam Penjaringan PDI Perjuangan, Soimah Tidak Bersedia Maju Pilkada

Yogyakarta
Lansia di Kulon Progo Dibacok Residivis yang Cemburu Buta

Lansia di Kulon Progo Dibacok Residivis yang Cemburu Buta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Pelihara Buaya dari Sekecil Tokek Kini 2 Meter, Pemilik Ngeri dan Serahkan ke BKSDA Yogyakarta

Pelihara Buaya dari Sekecil Tokek Kini 2 Meter, Pemilik Ngeri dan Serahkan ke BKSDA Yogyakarta

Yogyakarta
Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Yogyakarta
Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Yogyakarta
Soal Gugatan 'Snack Lelayu', KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Soal Gugatan "Snack Lelayu", KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Yogyakarta
Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Yogyakarta
Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Yogyakarta
Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com