"Yang kedua kali dia orang yang entengan (senang membantu). Walaupun orang pertunjukan kalau ada pameran seni rupa dia selalu hadir dan selalu mendukung," kata dia.
Saat dirawat, Nasirun bersama rekan-rekan seniman lain sempat datang menjenguk dan membuat video wawancara dengan mendiang Jemek. Hal ini membuktikan bahwa seni tidak terpecah-pecah.
"Dekat (dengan seniman rupa). Kebetulan istrinya dulu orang seni rupa," kata dia.
Selama ini, dia dan Jemek belum pernah melakukan kolaborasi secara resmi. Namun, ia pernah satu panggung dengan Jemek pada acara Romo Sindhunata.
Saat itu, Nasirun membacakan puisi dan Jemek otomatis naik ke panggung dan melakukan pantomim.
"Saya belum (kolaborasi). Tetapi kalau satu panggung sewaktu di Romo Sindhunata itu saya membacakan puisi zamawi. Jemek secara otomatis dia pantomim di depan. Itu secara alamiah, dia kolaborasi," kenang Nasirun.
Saat itu Jemek berperan seperti Biksu Tua yang membawa lentera mengelilingi dirinya saat membaca kidung.
"Ya itulah almarhum tidak ribet artinya dia merespons sebuah peristiwa kebudayaan ya. Jadi yang saya suka itu mereka tidak eksklusif, selalu lentur dengan para perupa, dekat dengan para penyair, penari juga ya," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.