Dengan tema inklusifitas, tidak serta merta hanya dalam karya yang dipamerkan, tetapi para panitia yang terlibat juga dibekali bagaimana caranya untuk berbicara dengan kawan-kawan difabel.
"Bagaimana dia komunikasi dengan netra, bisu, tuli, dan pesertanya beragam sekali ada anak-anak digabel dan anak-anak," kata dia.
"Kalau secara jumlah 300 lebih karya yang dipamerkan," imbuh dia.
Artjog kali ini diikuti oleh 65 seniman yang namanya tertulis sebagai peserta pameran, tetapi total seniman yang hadir dalam pameran ini sebanyak 120 orang.
Baca juga: Pelecehan Seksual di Titik Nol Kilometer Kota Yogyakarta, Modus Seperti Digendam
"Secara individu dan yang tertulis ada 65, kalau totalnya 120 karena ada yang kelompok dan kolaborasi," kata dia.
Salah satu pengunjung Artjog asal Jakarta, Christine Radjimin mengatakan, dirinya setiap tahun datang ke Yogyakarta untuk melihat langsung pameran seni rupa Artjog.
"Seperti pada Artjog sebelumnya, Artjog selalu up forward banget. Mengusung tema yang lagi up to date, kali ini banyak seniman muda sehingga ada regenerasi," kata dia.
"Tiap tahun pasti ke sini kecuali dua tahun kebelakang karena pandemi," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.