KOMPAS.com - Tiga warga yang menjadi korban erupsi Gunung Semeru berjalan kaki dari desanya di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menuju Jakarta.
Dari aksi jalan kaki ini, tiga warga Desa Sumberwuluh, Candipuro, Kabupaten Lumajang, itu ingin bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk berkeluh kesah.
Mereka meminta agar Presiden bisa menghentikan kegiatan penambangan pasir di Sungai Regoyo yang melintas di desanya.
Salah satu peserta aksi, Nor Holik (41), mengatakan, bertemu presiden menjadi satu-satunya harapan setelah aspirasi mereka selama ini tidak digubris pemerintah daerah.
"Seandainya protes kami dulu didengarkan, mungkin desa kami tidak tertimbun oleh pasir. Sekalipun juga terdampak, kami menduga tidak akan separah sekarang dan menimbulkan banyak korban jiwa," ujarnya, Jumat (1/6/2022).
Holik menuturkan, telah memprotes aktivitas penambangan tersebut berkali-kali ke pemerintah setempat.
Ia menjelaskan, penambangan pasir yang dilakukan dengan membuat tanggul melintang di tengah sungai mengakibatkan permukiman di sekitarnya terancam terkena aliran lahar hujan.
Kekhawatiran Holik terbukti pada 4 Desember 2021 saat Gunung Semeru mengeluarkan awan panas guguran.
Akibat kejadian itu, Desa Sumberwuluh tertimbun material pasir Gunung Semeru lantara aliran lahar dingin di sungai terhambat tanggul yang dibuat penambang.
"Inilah yang kami protes, kami menuntut keadilan. Tolong lindungilah warga dari ancaman bencana, Pak Presiden," ucapnya.
Baca juga: Pangat Jalan Kaki dari Lumajang ke Jakarta untuk Temui Presiden Jokowi
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.