Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Penghayat Kepercayaan di Gunungkidul Lega Akhirnya Pernikahannya Diakui Negara

Kompas.com - 09/06/2022, 05:15 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA,KOMPAS.com-Seperti biasa Sarjiyana (50) membuka tokonya tepat di pinggir jalan menuju Pantai Ngrenehan, tepatnya di Padukuhan Gondang, Kalurahan Kepek, Kapanewon Saptosari, Gunungkidul, DI Yogyakarta.

Toko kelontong ini menghidupi istri dan tiga orang anaknya. Menyusuri jalanan corblok sejauh 50 meter, sampailah di rumah Sarjiyana.

Baca juga: Diskriminasi Pendidikan Agama Penghayat Kepercayaan di Magelang

Di rumah itu, ada ruangan berukuran sekitar 2x2 meter yang disebut Sanggar Pamelengan, yang digunakan keluarga kecil ini untuk berdoa.

Setiap waktu tertentu dalam penanggalan Jawa, keluarga ini menjalankan ritual di sanggar Pamelengan miliknya.

Ruangan kecil ini selain untuk keluarga juga digunakan beberapa warga yang menganut Kejawen Urip Sejati.

"Di sini itu tinggal 4 kepala keluarga yang masih menganut kepercayaan asli nenek moyang (kejawen urip sejati)," kata dia.

Nikah 8 tahun baru dicatat

Sarjiyana menceritakan, dirinya sebenarnya asli lahir dan besar dari kawasan Pantai Parangkusumo, Bantul.

Sejak kecil dia dan orangtuanya adalah penganut penghayat. Saat remaja, dirinya diperkenalkan kepada Padepokan Grinda Pancasila Mawahyu Buwana pada tahun 1993.

Semakin tumbuh besar, dia mengetahui tentang Kejawen Urip Sejati dikenalnya sebagai 'lelaku hidup' dalam ajaran aliran kepercayaan.

"Palang Putih Nusantara (PPN) ini sebagai kendaraan yang dipakai berjuang untuk mendapatkan hak kami," ucap Sarjiyana ditemui di rumahnya Selasa (7/6/2022).

Baca juga: Ratusan Penghayat Kepercayaan Terima Dokumen Kependudukan, Ipuk: Jangan Ada Stigma dan Diskriminasi

Dalam paguyuban PPN dilakukan pertemuan dan kegiatan rohani. Dirinya pun bertemu Sartini (37) yang resmi secara Kejawen menjadi istrinya pada tahun 2002 lalu.

Keduanya menjalani mahligai rumah tangga, 2 tahun kemudian lahirlah anak pertamanya di tahun 2002.

Pengakuan pernikahan baru didapatkan pada tahun 2010 atau 8 tahun usia pernikahannya.

"Akta anak saya yang pertama itu masih anak dari ibu, lalu setelah pernikahan resmi dilakukan pencatatan di sipil (Dinas Catatan Sipil)," kata Sarjiyana

"Sekarang di akta anak saya yang pertama ada tambahan di belakang sebagai pengakuan. Kalau diganti bisa ndak ya?" tanya dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Beberapa Daerah Larang Study Tour, PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang Study Tour, PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Yogyakarta
Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Yogyakarta
 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Yogyakarta
Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Yogyakarta
Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Yogyakarta
Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Yogyakarta
Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Yogyakarta
Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Yogyakarta
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Yogyakarta
Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Yogyakarta
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Yogyakarta
Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com