Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nenek 70 Tahun Sehari-hari Hidup di Dapur Lapuk, Kini Dapurnya Ambruk Diterpa Hujan

Kompas.com - 13/03/2022, 07:48 WIB
Dani Julius Zebua,
Khairina

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Kehidupan Tumiyem (70) tidak lagi seperti biasa di Pedukuhan Sumberejo, Kalurahan Jatirejo, Kapanewon Lendah, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Hal ini terjadi sejak bangunan mungil tempat lansia ini sehari-hari beraktivitas, telah rata dengan tanah.

Hujan deras beberapa waktu lalu membuat bangunan itu hancur.

“Ambruk (roboh dalam bahasa Jawa),” kata Tumiyem, Sabtu (12/3/2022) siang. Ketika itu, Tumiyem duduk di halaman rindang rumah Andi Kurnianta, warga Sumberejo.

Baca juga: Diguyur Hujan 6 Jam, 4 Desa di Gresik Terendam Banjir

Tak banyak kata-kata keluar dari mulutnya. Ia lebih banyak diam dan memalingkan wajah saat ditanya. Ia sedang duduk jongkok di bawah rindang pohon halaman rumah Andi Kurnianta, keponakannya itu.

Saat itu, Tumiyem sedang makan siang memegang piring dari seng berisi nasi. Ia menyembunyikan piring isi nasi itu di balik bajunya, ketika didekati orang.

Tumiyem lansia sendirian. Pernah sekolah calon guru di masa silam, namun cita-cita guru itu pupus setelah sakit yang tidak kunjung sembuh. Ia tidak memiliki suami maupun anak.

Warga mengenalnya sebagai Mbah Temu, panggilan warga, sebagai lansia yang agak sulit diajak komunikasi.

Meski sendiri, Mbah Temu melakoni kehidupan karena kasih keluarga terdekatnya.

Andi, keponakannya itu, menyediakan tempat tinggal untuk ia tidur di sana.

Sementara itu, Temu menerima makanan sehari-hari yang disediakan Mujiman (68), adiknya yang tinggal di bangunan sendiri pada samping rumah Andi.

Gang sempit

Namun demikian, ia lebih banyak beraktivitas di sebuah bangunan kecil di belakang rumah dua kerabatnya itu.

Bangunan itu berdiri sejak lama sekali. Atapnya genting lawas, tiang dan gelagarnya kayu besar namun lapuk.

Bangunan itu berukuran 6x4 meter, beralaskan tanah, dan merupakan sisa peninggalan orangtua terdahulu.

Baca juga: Angin Kencang Terjang Kabupaten Bogor, Papan Reklame Roboh Timpa Gerobak dan Motor Warga

Untuk masuk ke sana, Mbah Temu harus melewati gang sempit kedua rumah kerabatnya ini. Jalan itu cukup untuk tubuhnya yang kurus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Yogyakarta
Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Yogyakarta
Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Yogyakarta
Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Yogyakarta
Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Yogyakarta
Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Yogyakarta
Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Sayangkan Larangan 'Study Tour' di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Sayangkan Larangan "Study Tour" di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Yogyakarta
Beberapa Daerah Larang 'Study Tour', PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang "Study Tour", PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Yogyakarta
Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Yogyakarta
 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com