YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melarang warga masyarakat mendekati material awan panas guguran yang dimuntahkan Gunung Merapi pada 9-10 Maret lalu.
Sebab kondisi material awan panas yang ada di alur sungai masih panas dan membahayakan, serta potensi terjadi awan panas susulan.
Hal ini menyusul beredarnya video yang memperlihatkan sejumlah pemuda di atas tumpukan material awan panas guguran Gunung Merapi yang masih mengeluarkan asap pada Kamis (10/03/2022).
Baca juga: Volume Kubah Lava Tengah Gunung Merapi Berkurang akibat Awan Panas Guguran
Tampak beberapa pria berjalan di atas material awan panas Gunung Merapi di alur sungai dan menyentuhnya dengan tangan kosong.
Belakangan, lokasi di video tersebut diketahui berada di daerah Kaliadem, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, aktivitas seperti yang ada di video tersebut tidak untuk ditiru.
"Masyarakat dilarang mendekati material awan panas guguran karena kondisi masih panas dan membahayakan," ujar Hanik, Jumat (11/03/2022).
Hanik menyampaikan, alur sungai yang terdapat tumpukan material awan panas guguran tersebut merupakan daerah yang berbahaya.
Baca juga: Ujung Awan Panas Gunung Merapi Ada di Sisi Tenggara Bungker Kaliadem
Terlebih, masih ada potensi terjadi luncuran awan panas guguran di Gunung Merapi.
"Daerah tersebut masih rawan terjadi awan panas susulan. Mohon tidak melakukan aktivitas di daerah potensi bahaya yang telah ditentukan," tegasnya.
BPPTKG sebelumnya memastikan ujung luncuran awan panas guguran Gunung Merapi pada 9-10 Maret 2022 teramati di sisi tenggara bunker Kaliadem, Sleman.
Berdasarkan pantuan foto udara menggunakan drone, jarak luncur awan panas mencapai 4,9 kilometer dari puncak.
Sampai saat ini status aktivitas Gunung Merapi masih ditetapkan siaga (level III).
Baca juga: Ujung Awan Panas Gunung Merapi Ada di Sisi Tenggara Bungker Kaliadem
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Masyarakat diimbau tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya dan mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
Selain itu juga mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.