YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Volume kubah bagian tengah Gunung Merapi berkurang 649.000 meter kubik akibat rentetan awan panas guguran pada 9-10 Maret lalu.
"Untuk kubah tengah teramati adanya pengurangan volume yang runtuh menjadi awan panas guguran pada 9 dan 10 Maret 2022," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida dalam laporan aktivitas Gunung Merapi periode 4-10 Maret 2022, Jumat (11/3/2022).
Berdasarkan analisis foto, lanjut Hanik, volume kubah lava barat daya terhitung sebesar 1.578.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.582.000 meter kubik.
Baca juga: Warga Lereng Gunung Merapi di Klaten Digitalisasi Surat Berharga agar Tak Terbakar Saat Erupsi
"Analisis morfologi menunjukkan adanya perubahan morfologi pada kubah lava barat daya berupa bekas guguran, namun tidak teramati perubahan ketinggian," bebernya.
Awan panas guguran juga mengakibatkan hujan abu di beberapa daerah seprti di Kecamatan Kemalang, Sawangan, Dukun, dan Selo.
"Pada minggu ini teramati satu kali awan panas guguran ke arah barat daya atau Sungai Bebeng dengan jarak luncur 2.000 meter dan 18 kali ke arah tenggara atau ke Sungai Gendol dengan jarak luncur maksimal 5.000 meter," papar Hanik.
Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi dibandingkan minggu lalu.
Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan Electronics Distance Measurement (EDM) pada minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 0,4 cm/hari.
"Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi," katanya.
Baca juga: Ujung Awan Panas Gunung Merapi Ada di Sisi Tenggara Bungker Kaliadem
Menurut Hanik, dengan aktivitas vulkanik Gunung Merapi ini menunjukan masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat siaga.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.