YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi menanggapi kondisi harga kedelai yang meroket. Menurut Lutfi, harga kedelai pada Mei 2021 lebih mahal jika dibanding tahun ini.
"Sekarang harganya 15,86 dollar AS segantang atau setara Rp 11.500 sampai di perajin. Jadi, harganya memang tinggi, tapi waktu itu sempat lebih mahal daripada ini, sempat Rp 12.000 pada waktu itu," ujar Luthfi saat ditemui di Hotel Royal Ambarrukmo, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (22/2/2022).
Disinggung soal perajin tempe yang mogok produksi, Lutfi menjelaskan bahwa tidak semua produsen tempe dan tahu setuju dengan aksi mogok tersebut.
Baca juga: Proses Budi Daya Kedelai Lokal, Mulai dari Benih hingga Panen
Ke depan, pihaknya berencana menjembatani antara produsen dan penjual tempe di pasaran untuk menentukan harga acuan tahu tempe di pasaran.
"Apa yang kita kerjakan? Kita menjembatani antara perajin dan penjual tempe di pasar dengan menentukan harga acuan daripada tahu dan tempe, ini akan segera kita keluarkan," jelas Lutfi.
Ia berharap dengan menjembatani antara perajin dan penjual tempe dapat menyelesaikan masalah tingginya harga kedelai.
"Mudah-mudahan kebuntuan daripada ini bisa diselesaikan karena harga kedelai ini adalah harga internasional yang dikaitkan dengan komoditas yang tinggi di internasional," kata dia.
Selain itu, ia juga mengungkapkan, saat ini pemerintah masih memiliki stok kedelai sebanyak 300.000 ton dan bisa digunakan untuk tiga bulan mendatang.
"Stok kedelai ada 300.000 ton stok kira-kira bisa sampai tiga bulan," ungkapnya.
Baca juga: Beda Kedelai Lokal dan Kedelai Impor untuk Olahan Pangan
Sebelumnya, para pedagang tahu dan tempe di tujuh pasar di Jakarta Pusat saat ini tidak berjualan akibat kosongnya ketersediaan tahu tempe.
"Tadi ada tujuh pasar yang kita pantau, hasilnya banyak pedagang yang tidak menjual tahu dan tempe," kata Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (Kasudin KPKP) Jakarta Pusat Penty Yunesi Pudyastuti saat dihubungi, Selasa (22/2/2022).
Penty mengaku telah memonitor di tujuh pasar, yakni Pasar Kebon Melati, Pasar Palmerah, Pasar Tanah Abang Blok G, Pasar Lontar, Pasar Gembrong, dan Pasar Johar Baru.
Dari tujuh pasar tersebut, tidak ada satu pun yang menjual tahu dan tempe.
"Hanya Pasar Palmerah dan Tanah Abang saja ada yang jual, tapi itu hanya bahan baku kacang kedelainya saja," ungkapnya.
Dari hasil pantauan Sudin KPKP Jakpus, harga kacang kedelai di Pasar Palmerah Rp 18.000 per kilogram dan di Pasar Tanah Abang Rp 15.000 per kilogram.
Baca juga: Harga Kedelai Naik, Perajin di Bintan Kurangi Jumlah Produksi Tahu Harian
Mereka melakukan monitoring untuk melihat kondisi ketersediaan tahu dan tempe setelah adanya aksi mogok produksi oleh para perajin tahu tempe.
"Tadi saya bertemu dengan para kepala pasar, mereka mengatakan bahwa para pedagang infonya sampai besok tidak berjualan," ucap Penty.
Sebagai informasi, para perajin tahu dan tempe di Pulau Jawa melakukan mogok produksi selama tiga hari sejak Senin (21/2/2022) hingga Rabu (23/2/2022).
Ketua Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Jakarta Pusat Khairun mengatakan, alasan sejumlah perajin tahu tempe mengadakan aksi mogok produksi akibat harga bahan pokok kedelai naik sehingga menyebabkan perajin rugi.
"Untuk sementara mogok produksi dulu supaya pemerintah tanggap. Entah mau disubsidi entah diturunkan, kan pemerintah yang punya wewenang," kata Khairun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.