Bahkan Raden Pandji Soeroso sempat memimpin pemogokan buruh Pabrik Gula di Mojokerto milik seorang Belanda.
Memasuki tahuun 1924, Raden Pandji Soeroso mulai aktif di dunia politik, dengan menjadi anggota Volksraad atau Dewan Rakyat.
Posisi sebagai Dewan Rakyat ini terus diembannya hingga akhir penjajahan Belanda pada tahun 1942.
Raden Pandji Soeroso tercatat sebagai orang pribumi pertama yang berpidato mengkritik beleid Hindia Belanda dalam sidang Volksraad.
Selain itu, dia juga dengan tegas menolak niat pemerintah Hindia Belanda untuk menarik pajak Landrente di Sumatera Barat.
Baca juga: Arnaldo dos Reis Araújo, Gubernur Pertama Timor Timur
Perjuangan Raden Pandji Soeroso itu terus berlanjut saat Jepang berkuasa di Tanah Air.
Raden Pandji Soeroso pernah menjadi Ketua Putera daerah Malang, serta anggtoa Barisan Pelopor di Jakarta.
Menjelang kemerdekaan, Raden Pandji Soeroso dieprcaya menjadi Wakil Ketua BPUPKI mendampingi Radjiman Wedyodiningrat.
Raden Pandji Soeroso juga aktif merumuskan kemerdekaan sebagai anggota PPKI.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dideklarasikan pada 17 Agustus 1945, Pandji Soeroso ditunjuk Presiden Soekarno untuk menjadi Gubernur Jawa Tengah pertama.
Namun masa jabatannya sebagai Gubernur Jawa Tengah cukup singkat, yaitu dari 18 Agustus 1945-13 Oktober 1945.
Pada tahun 1949, saat Agresi Militer Belanda II, Pandji Soeroso ditunjuk untuk menjadi Menteri Dalam Negeri.
Pada 1956, Pandji Soeroso terpilih menjadi Ketua Badan Koordinasi Pusat Koperasi Pegawai Negeri Seluruh Indonesia.
Baca juga: Mengenal Suwiryo, Gubernur Pertama Jakarta yang Pernah Ditangkap Belanda
Atas jasa dan perjuangannya itu, Pemerintah Indonesia memberikan beberapa penghargaan kepada Raden Pandji Soeroso.
Di antara penghargaan itu adalah Bintang Maha Putera Adhi Pradana, Bintang Gerilya, Bintang Perintis Kemerdekaan RI, Lencana Satya Karya KL. 1, Lencana Kemerdekaan, dan Lencana Pembangunan.
Raden Pandji Soeroso meninggal dunia pada 166 Mei 1981, dan dimakamkan di Mojokerto, Jawa Timur.
Raden Pandji Soeroso ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 23 Oktober 1986.
Sumber:
Kompas.com
Tribunnews.com
Kemsos.go.id