Salin Artikel

Profil Raden Pandji Soeroso, Gubernur Jawa Tengah Pertama

Pandji Soeroso dikenal sebagai seorang aktivis dan politikus. Dia turut berjuang dalam kemerdekaan Indonesia melalui pikiran-pikirannya.

Menjelang kemerdekaan Raden Pandji Soeroso tercatat sebagai wakil ketua BPUPKI, serta anggota PPKI.

Profil Raden Pandji Soeroso

Raden Pandji Soeroso lahir di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur pada tanggal 3 November 1893.

Pandji Soeroso menempuh pendidikan di Kweekschool, sebuah sekolah pendidikan guru yang didirikan pemerintah Hindia Belanda.

Saat bersekolah di sini, jiwa pejuang dan aktivis Pandji Soeroso sudah mulai terlihat.

Hal itu tampak saat tahun 1912, Pandji Soeroso memimpin teman-temannya sesama murid untuk demo kepada manajemen sekolah.

Demo itu dilakukan untuk memprotes sikap diskriminatif yang ditunjukkan oleh kepala sekolah yang seorang Belanda.

Akibat aksinya itu, Pandji Soeroso harus dikeluarkan dari sekolah tersebut.

Keputusan sekolah mengeluarkannya itu tidak membuat semangat juang Radeng Pandji Soeroso memudar.

Sebaliknya, sejak saat itu Raden Pandji Soeroso justru lebih giat dalam memperjuangkan hak-hak rakyat kecil.

Perjuangan hingga Jadi Gubernur Jawa Tengah Pertama

Sejak muda, Raden Pandji Soeroso sudah aktif dalam organisasi-organisasi yang berdiri pada masa Pergerakan Nasional.

Pada tahun 1915, Pandji Soeroso bergabung dan ditunjuk menjadi Ketua Sarekat Islam Cabang Probolinggo dan Krakasan.

Sementara tahun 1921, Raden Pandji Soeroso terpilih menjadi Ketua Personil Pabrik Bon Daerah Mojokerto.

Posisinya tersebut dia manfaatkan untuk memperjuangkan nasib kaum tani dan buruh.

Bahkan Raden Pandji Soeroso sempat memimpin pemogokan buruh Pabrik Gula di Mojokerto milik seorang Belanda.

Memasuki tahuun 1924, Raden Pandji Soeroso mulai aktif di dunia politik, dengan menjadi anggota Volksraad atau Dewan Rakyat.

Posisi sebagai Dewan Rakyat ini terus diembannya hingga akhir penjajahan Belanda pada tahun 1942.

Raden Pandji Soeroso tercatat sebagai orang pribumi pertama yang berpidato mengkritik beleid Hindia Belanda dalam sidang Volksraad.

Selain itu, dia juga dengan tegas menolak niat pemerintah Hindia Belanda untuk menarik pajak Landrente di Sumatera Barat.

Perjuangan Raden Pandji Soeroso itu terus berlanjut saat Jepang berkuasa di Tanah Air.

Raden Pandji Soeroso pernah menjadi Ketua Putera daerah Malang, serta anggtoa Barisan Pelopor di Jakarta.

Menjelang kemerdekaan, Raden Pandji Soeroso dieprcaya menjadi Wakil Ketua BPUPKI mendampingi Radjiman Wedyodiningrat.

Raden Pandji Soeroso juga aktif merumuskan kemerdekaan sebagai anggota PPKI.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dideklarasikan pada 17 Agustus 1945, Pandji Soeroso ditunjuk Presiden Soekarno untuk menjadi Gubernur Jawa Tengah pertama.

Namun masa jabatannya sebagai Gubernur Jawa Tengah cukup singkat, yaitu dari 18 Agustus 1945-13 Oktober 1945.

Pada tahun 1949, saat Agresi Militer Belanda II, Pandji Soeroso ditunjuk untuk menjadi Menteri Dalam Negeri.

Pada 1956, Pandji Soeroso terpilih menjadi Ketua Badan Koordinasi Pusat Koperasi Pegawai Negeri Seluruh Indonesia.

Penghargaan dan Akhir Hayat Pandji Soeroso

Atas jasa dan perjuangannya itu, Pemerintah Indonesia memberikan beberapa penghargaan kepada Raden Pandji Soeroso.

Di antara penghargaan itu adalah Bintang Maha Putera Adhi Pradana, Bintang Gerilya, Bintang Perintis Kemerdekaan RI, Lencana Satya Karya KL. 1, Lencana Kemerdekaan, dan Lencana Pembangunan.

Raden Pandji Soeroso meninggal dunia pada 166 Mei 1981, dan dimakamkan di Mojokerto, Jawa Timur.

Raden Pandji Soeroso ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 23 Oktober 1986.

Sumber:
Kompas.com
Tribunnews.com
Kemsos.go.id

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/01/30/173000078/profil-raden-pandji-soeroso-gubernur-jawa-tengah-pertama

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke