Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Usaha Tengkleng Bu Harsi yang 20 Tahun Dirintis Hancur Seketika karena Review Viral Tuduh Harganya Mahal

Kompas.com - 09/12/2021, 15:59 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Warung tengkleng yang sudah dirintis Harsi (60) selama 20 tahun di Kawasan Jalan Kunir V Grogol, Solo Baru, Sukoharjo, Jawa Tengah, mendadak sepi.

Hal itu terjadi setelah potongan review di Google terkait tempat kuliner beredar di Instagram dan menyebut harga tengklengnya mahal.

 

Harsi hanya bisa pasrah dan berharap agar kondisi usahanya dapat kembali seperti semula.

Baca juga: Harsi 20 Tahun Jualan Tengkleng Tak Pernah Dipermasalahkan soal Harga, Sedih Kini Warungnya Sepi Setelah Viral Dianggap Mahal

Baca juga: Tengkleng Porsi Jumbo Bu Harsi Dianggap Mahal dan Viral, Ini Faktanya

Sebelum membuka warung sendiri dengan nama "Tengkleng Kambing dan Sapi Bu Harsi", dia ikut membantu tetangga berjualan tengkleng.

Dari sana Harsi belajar membuat tengkleng yang enak hingga memberanikan diri untuk membuka warung sendiri.

Awalnya, Harsi membuka warung tengkleng di sisi utara Jalan Kunir V Grogol. Namun, karena ada penataan kawasan, Harsi pindah ke selatan jalan hingga sekarang.

"Dulu saya ikut tetangga jualan tengkleng. Jualannya dulu digendong, saya ikut," kata Harsi sambil terbata-bata ditemui Kompas.com di warungnya, Rabu (8/12/2021).

Harsi awalnya membeli bahan tengkleng di Semanggi, Solo. Namun, karena penjual langganannya tidak lagi melayani pembeli, dia terpaksa membeli bahan ke Sukoharjo sampai sekarang.

Adapun jarak dari rumah untuk membeli bahan tengkleng cukup jauh. Dia harus harus merogoh kocek ojek Rp 20.000 pulang-pergi.

Bahan tengkleng yang dia beli berupa kepala kambing dan balungan. Sedangkan untuk iga sapi Harsi membelinya di Pasar Kadipolo Solo.

Harsi mengeluarkan uang sebesar Rp 360.000 setiap kali kulakan bahan tengkleng.

Belum lagi ketika harganya naik, dia harus menyesuikan kemampuan keuangannya.

Tak pernah membuat daftar harga tengkleng

Harsi memang selama ini tidak pernah membuat daftar harga tengklengnya secara lengkap karena tidak tahu baca dan tulis.

Dia hanya menuliskan harga di spanduk yang terpasang di depan warung, di mana tengkleng porsi besar Rp 30.000 dan porsi kecil Rp 15.000.

"Tapi setelah dijual, banyak pembeli minta bayarnya murah. Banyak yang protes harganya mahal. Saya orang bodoh, tidak sekolah," ungkap dia.

 

Pelanggan minta tambah, tapi tak mau membayar lebih

Harsi mengatakan, ada pembeli yang meminta tambahan porsi, tetapi tidak mau membayar lebih.

"Pembeli itu ada yang minta porsi kecil, porsi besar. Ada yang minta tambah, tapi tidak mau dihitung tambahannya malah protes," tambah dia.

"Ada pembeli suami istri membeli tengkleng komplit satu porsi, dua nasi, dan es teh dua. Tengkleng komplit itu dihitung porsi besar tidak mau. Nasi tambah juga tidak mau dihitung tarif," sambung dia.

Warung sepi sejak viral

Video viral yang beredar di media sosial berdampak sangat besar terhadap usaha Harsi.

Usahanya kini sepi karena banyak yang menganggap harganya mahal.

Biasanya, sehari dia bisa mengolah 5 kilogram tengkleng. Namun, sekarang hanya 2 kilogram. Itu pun terkadang tidak habis lantaran sepi pembeli.

"Saya kulakan itu harganya sudah mahal. Kok yang beli bilang, 'tengkleng Bu Harsi harganya mahal'. Saya tidak tahu kalau jadi viral begini," ucap Harsi.

Dirinya berharap warung tengklengnya bisa kembali ramai. Selama ini, keuntungan dari jualan tengkleng dia gunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Sebelumnya diberitakan, warung Tengkleng Bu Harsi di Jalan Kunir V, Solo Baru, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah viral di media sosial.

Banyak warganet yang mengeluhkan harga di warung tersebut sangat mahal dan tak sesuai dengan harga yang tertera.

Kabar tersebut berawal saat sebuah akun Instagram memuat potongan review di Google terkait tempat kuliner.

Di review, banyak pembeli yang mengeluhkan warung tersebut, karena dinilai sangat mahal dan harganya tak masuk akal.

Di google review, seorang warganet mengaku harus bayar Rp 150.000 untuk dua porsi tengkleng saat ke warung Bu Harsi.

Adapun Ketua Paguyuban Pedang Kaki Lima (PKL) Setia Kawan Solo Baru Sudarsi (51) mengatakan, akan memfasilitasi Harsi agar tidak kembali viral karena harganya dianggap terlalu mahal.

Darsi mengatakan, paguyuban sempat khawatir dengan viralnya warung tengkleng Bu Harsi karena harganya mahal sehingga dapat berdampak pada pedagang lainnya.

"Teman saya sendiri sudah pernah (makan), tapi masih di sana (utara jalan). 15 tahun yang lalu mungkin. Dua porsi Rp 150.000. Memang saya merasakan ada lidah, telinga, otak, memang lengkap tarifnya segitu," ungkap dia.

Agar tidak kembali terulang, paguyuban akan membantu Harsi untuk membuat daftar harga olahan tengklengnya.

Harsi juga akan dimasukkan dalam anggota paguyuban agar dapat mengetahui informasi dan perkembangan terkait pedagang kaki lima. (Penulis Kontributor Solo, Labib Zamani | Editor Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Buruh Tuntut Rumah Murah, Kepala Disnakertrans DIY: Kami Komunikasikan

Buruh Tuntut Rumah Murah, Kepala Disnakertrans DIY: Kami Komunikasikan

Yogyakarta
Jadwal KRL Jogja-Solo 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Yogyakarta ke Arah Solo

Jadwal KRL Jogja-Solo 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Yogyakarta ke Arah Solo

Yogyakarta
Hari Jadi Gunungkidul Berubah dari 27 Mei Menjadi 4 Oktober

Hari Jadi Gunungkidul Berubah dari 27 Mei Menjadi 4 Oktober

Yogyakarta
Jadwal KRL Jogja-Solo 1- 31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo

Jadwal KRL Jogja-Solo 1- 31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo

Yogyakarta
Sakit Setelah Latihan Bela Diri, Mahasiswa di Sleman Meninggal

Sakit Setelah Latihan Bela Diri, Mahasiswa di Sleman Meninggal

Yogyakarta
May Day 2024, Buruh Perempuan di Jateng Tuntut Perlindungan dari Negara

May Day 2024, Buruh Perempuan di Jateng Tuntut Perlindungan dari Negara

Yogyakarta
Cerita Buruh DIY yang Tak Bisa Beli Rumah: Gaji Kecil, Harga Hunian Gila-gilaan

Cerita Buruh DIY yang Tak Bisa Beli Rumah: Gaji Kecil, Harga Hunian Gila-gilaan

Yogyakarta
'May Day', Buruh di Yogyakarta Tuntut Perumahan Murah, Subsidi Transportasi, dan soal Pendidikan

"May Day", Buruh di Yogyakarta Tuntut Perumahan Murah, Subsidi Transportasi, dan soal Pendidikan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Kronologi Demo Warga di Pendapa Bupati Banjarnegara Ricuh, 12 Orang Luka-luka

Kronologi Demo Warga di Pendapa Bupati Banjarnegara Ricuh, 12 Orang Luka-luka

Yogyakarta
Buka Pendaftaran Pilkada, Demokrat Gunungkidul Ingin Ada Calon Perempuan

Buka Pendaftaran Pilkada, Demokrat Gunungkidul Ingin Ada Calon Perempuan

Yogyakarta
Arti 3 Semboyan Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Trilogi yang Dicetuskan Bapak Pendidikan Indonesia

Arti 3 Semboyan Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Trilogi yang Dicetuskan Bapak Pendidikan Indonesia

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com