Salin Artikel

Saat Usaha Tengkleng Bu Harsi yang 20 Tahun Dirintis Hancur Seketika karena Review Viral Tuduh Harganya Mahal

Hal itu terjadi setelah potongan review di Google terkait tempat kuliner beredar di Instagram dan menyebut harga tengklengnya mahal.

Harsi hanya bisa pasrah dan berharap agar kondisi usahanya dapat kembali seperti semula.

Sebelum membuka warung sendiri dengan nama "Tengkleng Kambing dan Sapi Bu Harsi", dia ikut membantu tetangga berjualan tengkleng.

Dari sana Harsi belajar membuat tengkleng yang enak hingga memberanikan diri untuk membuka warung sendiri.

Awalnya, Harsi membuka warung tengkleng di sisi utara Jalan Kunir V Grogol. Namun, karena ada penataan kawasan, Harsi pindah ke selatan jalan hingga sekarang.

"Dulu saya ikut tetangga jualan tengkleng. Jualannya dulu digendong, saya ikut," kata Harsi sambil terbata-bata ditemui Kompas.com di warungnya, Rabu (8/12/2021).

Harsi awalnya membeli bahan tengkleng di Semanggi, Solo. Namun, karena penjual langganannya tidak lagi melayani pembeli, dia terpaksa membeli bahan ke Sukoharjo sampai sekarang.

Adapun jarak dari rumah untuk membeli bahan tengkleng cukup jauh. Dia harus harus merogoh kocek ojek Rp 20.000 pulang-pergi.

Bahan tengkleng yang dia beli berupa kepala kambing dan balungan. Sedangkan untuk iga sapi Harsi membelinya di Pasar Kadipolo Solo.

Harsi mengeluarkan uang sebesar Rp 360.000 setiap kali kulakan bahan tengkleng.

Belum lagi ketika harganya naik, dia harus menyesuikan kemampuan keuangannya.

Tak pernah membuat daftar harga tengkleng

Harsi memang selama ini tidak pernah membuat daftar harga tengklengnya secara lengkap karena tidak tahu baca dan tulis.

Dia hanya menuliskan harga di spanduk yang terpasang di depan warung, di mana tengkleng porsi besar Rp 30.000 dan porsi kecil Rp 15.000.

"Tapi setelah dijual, banyak pembeli minta bayarnya murah. Banyak yang protes harganya mahal. Saya orang bodoh, tidak sekolah," ungkap dia.


Pelanggan minta tambah, tapi tak mau membayar lebih

Harsi mengatakan, ada pembeli yang meminta tambahan porsi, tetapi tidak mau membayar lebih.

"Pembeli itu ada yang minta porsi kecil, porsi besar. Ada yang minta tambah, tapi tidak mau dihitung tambahannya malah protes," tambah dia.

"Ada pembeli suami istri membeli tengkleng komplit satu porsi, dua nasi, dan es teh dua. Tengkleng komplit itu dihitung porsi besar tidak mau. Nasi tambah juga tidak mau dihitung tarif," sambung dia.

Warung sepi sejak viral

Video viral yang beredar di media sosial berdampak sangat besar terhadap usaha Harsi.

Usahanya kini sepi karena banyak yang menganggap harganya mahal.

Biasanya, sehari dia bisa mengolah 5 kilogram tengkleng. Namun, sekarang hanya 2 kilogram. Itu pun terkadang tidak habis lantaran sepi pembeli.

"Saya kulakan itu harganya sudah mahal. Kok yang beli bilang, 'tengkleng Bu Harsi harganya mahal'. Saya tidak tahu kalau jadi viral begini," ucap Harsi.

Dirinya berharap warung tengklengnya bisa kembali ramai. Selama ini, keuntungan dari jualan tengkleng dia gunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Sebelumnya diberitakan, warung Tengkleng Bu Harsi di Jalan Kunir V, Solo Baru, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah viral di media sosial.

Banyak warganet yang mengeluhkan harga di warung tersebut sangat mahal dan tak sesuai dengan harga yang tertera.

Kabar tersebut berawal saat sebuah akun Instagram memuat potongan review di Google terkait tempat kuliner.

Di review, banyak pembeli yang mengeluhkan warung tersebut, karena dinilai sangat mahal dan harganya tak masuk akal.

Di google review, seorang warganet mengaku harus bayar Rp 150.000 untuk dua porsi tengkleng saat ke warung Bu Harsi.

Adapun Ketua Paguyuban Pedang Kaki Lima (PKL) Setia Kawan Solo Baru Sudarsi (51) mengatakan, akan memfasilitasi Harsi agar tidak kembali viral karena harganya dianggap terlalu mahal.

Darsi mengatakan, paguyuban sempat khawatir dengan viralnya warung tengkleng Bu Harsi karena harganya mahal sehingga dapat berdampak pada pedagang lainnya.

"Teman saya sendiri sudah pernah (makan), tapi masih di sana (utara jalan). 15 tahun yang lalu mungkin. Dua porsi Rp 150.000. Memang saya merasakan ada lidah, telinga, otak, memang lengkap tarifnya segitu," ungkap dia.

Agar tidak kembali terulang, paguyuban akan membantu Harsi untuk membuat daftar harga olahan tengklengnya.

Harsi juga akan dimasukkan dalam anggota paguyuban agar dapat mengetahui informasi dan perkembangan terkait pedagang kaki lima. (Penulis Kontributor Solo, Labib Zamani | Editor Robertus Belarminus)

https://yogyakarta.kompas.com/read/2021/12/09/155956778/saat-usaha-tengkleng-bu-harsi-yang-20-tahun-dirintis-hancur-seketika

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke