KOMPAS.com - Densus 88 menggeledah sebuah kantor di Kota Yogyakarta pada Minggu (4/4/2021) siang pukul 13.00 WIB.
Kantor di Jalan Suryodiningratan RT 30 RW 08, Kampung Kumendaman, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta diketahui kantor Syam Organizer.
Dalam keterangan websitenya, Syam Organizer merupakan lembaga penggalang donasi publik dan dana sosial sejak tahun 2013.
Sementara itu warga sekitar mengetahui kantor tersebut sebagai lembaga sosial masyarakat.
Baca juga: Syam Organizer Yogyakarta yang Kantornya Digeledah Densus 88 Mengaku Lembaga Sosial
Menurut ketua RT setempat, Setyo Karjono, dari kantor tersebut, Densus 88 membawa dokument, komputer, laptop peralatan kantor, hingga kaleng donasi.
Untuk membawa barang-barang dalam kantor tersebut, Densus 88 harus gunakan teruk.
"Banyak dokumen-dokumen, peralatan kantor, komputer, laptop, dan kaleng donasi dari ruangan-ruangan kantor. Saya kurang tahu dalamnya, semacam brosur-brosur banyak, jadi lebih pada kaitan dengan keagamaan. Serta juga berupa dokumen keuangan dana-dana," jelasnya.
Baca juga: Syam Organizer Yogyakarta Tidak Terdaftar sebagai Lembaga Amil Zakat di Kemenag
Ia mengatakan ada dua orang penjaga saat Densus 88 datang. Dua orang tersebut kemudian diminta untuk menunjukkan ruangan yang ada di kantor.
"Ada dua penjaga disuruh menunjukkan ruangan siapa saja yang ada. Kalau kedua orang itu ikut diamankan atau tidak saya kurang tahu," katanya.
Namun semenjak berkantor di wilayahnya, mereka belum pernah mengadakan kegiatan sosial di sekitar.
Padahal, masih banyak warga yang membutuhkan bantuan. Ia juga mengatakan Syam Organizer tak pernah meminta izin RW saat membuat kegiatan.
"Sepengetahuan saya belum, mereka juga belum pernah izin RW (mengadakan kegiatan). Dulu pernah ngomong ke mereka kalau warga juga banyak yang butuh bantuan tapi cuma disuruh buat proposal tapi nyatanya nggak," katanya saat ditemui di rumahnya, Selasa (6/4/2021).
Baca juga: Densus 88 Geledah Sebuah Kantor di Yogyakarta, Petugas Sita Komputer hingga Kaleng Donasi
Ia juga mengatakan belum pernah menerima laporan dari masyarakat sekitar soal adanya pemberian bantuan sosial oleh Syam Organizer.
"Belum pernah dengar warga sini mendapat bantuan," katanya.
Selama beroperasi di wilayahnya pemilik Syam Organizer baru mengurus surat-surat ke pihak RW dua kali.
Pertama adalah Agustus 2018 dan bulan November 2019.
Baca juga: Ini Kata Warga Soal Kantor yang Digeledah Densus 88 di Yogyakarta
"Awalnya mau pegawai yang mengurus tapi tidak saya bolehkan harus pemilik. Nah dari situ pemilik baru mengurus saya catat datanya sesuai KTP," katanya
Ia mengungkapkan data sesuai KTP pemilik Syam Organizer berinisial II, dengan pekerjaan buruh harian lepas.
"Kalau izin ke sini harus menunjukkan KTP, di KTP-nya itu pekerjaan buruh. Kalau sekarang di mana saya ndak tahu," katanya.
Baca juga: Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Karawang, Warga: Murah Senyum, tetapi...
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Kanwil Kemenag Kota Yogyakarta Nur Abad.
"Belum itu (terdaftar), kita kaget selama ini tidak ada laporan dari siapa pun dan kelihatannya memang tertutup," ujarnya, Senin (5/4/2021).
Ia juga mengatakan jika tidak mendapatkan laporan oleh warga sekitar terkait kegiatan Syam Organizer.
"Enggak ada sama sekali, kemudian ketika kami minta dari KUA bahkan Pak RT saja enggak tahu. Melihat sering ada orang datang tapi enggak tahu," ujar dia.
Baca juga: 500 Kotak Amal, Stiker, dan Brosur Disita Densus 88 dari Gudang di Deli Serdang
Sementara itu, Kasi Kanwil Kemenag DIY Misbahrudin menegaskan, Syam Organizer tidak terdaftar di Kemenag.
"Jadi di kami Se-DIY ada 41 amil atau organisasi pengelola zakat. 6 itu Baznas, 1 Baznas DIY. Kemudian yang 5 Baznas kabupaten kota. Kemudian yang 35 itu lembaga amil zakat (LAZ)."
"Dari 35 itu yang sudah berizin ada 29. Jadi yang belum berizin tinggal 6. Di data kami yang masang kotak infaq di data kami tidak ada," katanya.
Baca juga: Densus 88 Sita 500 Kotak Amal dari Terduga Teroris di Deli Serdang
Operasi yang digelar Densus 88 dianggap HB X akan membuat DIY senantiasa aman dan tenteram.
"Kalau saya dengan ditangkapnya malah senang gitu, dalam arti kecenderungan-kecenderungan untuk terjadi sesuatu yang menimpa Yogya kan berkurang," kata Sri Sultan HB X saat ditemui di kantor Gubernur DIY, Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Senin (5/4/2021).
HB X mengaku belum tahu terkait asal dan identitas terduga teroris yang ditangkap.
Dia hanya mengatakan, jika orang itu merupakan pendatang dan datang ke DIY untuk bersembunyi dari aparat karena dianggap aman untuk merencanakan teror, maka anggap itu salah.
"Ternyata juga ditangkap 'kan?" sebut HB X.
Selain di Kampung Kumendaman, Densus 88 juga menggeledah menggeledah pondok pesantren putri Ibnul Qayyim di Gandu, Sendangtirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman pada Jumat (2/4/2021).
Baca juga: Kesaksian Ketua RT Saat Densus 88 Geledah Ponpes di Sleman: Ada Anak Panah Dua dengan Busurnya
Dari tempat itu, disita sejumlah barang, seperti laptop, satu set komputer, buku, busur, dan anak panah.
Barang-barang itu diduga milik direktur pondok pesantren berinisial AM.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Wisang Seto Pangaribowo | Editor : Dheri Agriesta, Khairina, Dony Aprian, Teuku Muhammad Valdy Arief)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.