YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Persaudaraan Mubaligh Jogja (PMJ) menggelar shalat Idul Adha di area parkir GOR Amongrogo, Kota Yogyakarta.
Shalat Idul Adha yang digelar pada Minggu (16/6/2024) 06.50 WIB, dipimpin oleh Ustaz Syharullah dan Khatib Ustaz Hanafi Rais.
Humas PMJ Abu Adam mengatakan, pelaksanaan shalat Idul Adha lebih cepat satu hari dari pemerintah karena berpatokan dengan pelaksanaan wukuf di Arafah.
“Artinya ketika pemerintah Arab Saudi atau Amir Mekah telah menentukan bahwa 9 Dzulhijah jatuh pada kemarin hari Sabtu [15/6/2024], maka otomatis 10 Dzulhijah jatuh pada hari ini. Karena itu kami melaksanakan salat hari ini,” kata dia, Minggu (16/6/2024).
Baca juga: Jemaah Naqsyabandiyah Al- Kholidiyah di Deli Serdang Rayakan Idul Adha Hari ini
Dia menambahkan patokan yang digunakan juga berdasar pendapat mayoritas ulama dari berbagai mazhab.
“Di Jogja ada beberapa tempat yang setahu saya menyelenggarakan hari ini," ucapnya.
Shalat Idul Adha kali ini disebut diikuti oleh masyarakat umum, bukan kelompok tertentu saja.
"Kita sudah sebar info pelaksanaan shalat hari ini jauh-jauh hari,” ujarnya.
Bahkan, PMJ juga telah mengajukan izin penggunaan lokasi untuk salat Idul Adha. Menurut dia, jemaah yang hadir pada Salat Idul Adha kali ini mencapai ratusan orang.
"Perkiraan kita 300-an orang, tapi hari ini kalau kita lihat rasa-rasanya ekitar 400,” kata dia.
Lanjut Adam, untuk penyembelihan hewan kurban dilaksanakan menyesuaikan pelaksanaan di tempat jemaah masing-masing.
PMJ mendapatkan sumbangan empat ekor kambing yang nantinya disalurkan atau disembelih di Gunungkidul.
Baca juga: Jokowi Bakal Ikuti Shalat Idul Adha dan Serahkan Sapi Kurban di Simpang Lima Semarang
Melalui keterangan tertulisnya, PMJ menyampaikan pelaksanaan ibadah haji harus didasarkan kepada hasil ru'yat hilal 1 Dzulhijjah, sehingga kapan wukuf dan Idul Adha-nya bisa ditetapkan.
Kedua pesan Nabi kepada Amir Makkah, sebagai penguasa wilayah, tempat di mana perhelatan ibadah haji dilaksanakan, untuk melakukan ru'yat, jika tidak berhasil, maka digunakan hasil ru'yat orang lain, yang menyatakan kesaksiannya kepada Amir Makkah.
Pada Konferensi Islam Internasional (OKII) dalam sidang tahunannya di Istanbul Turki pada 1978, juga telah menyepakati untuk menjadikan Makkah Al-Mukarramah sebagai kiblat penentuan Hari Wukuf dan Idul Adha.
Ketika itu, OKII menghimbau semua negara anggota, termasuk Indonesia, untuk memenuhi seruan ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.