Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Warga Keluhkan Bau Sampah di TPST 3R Kranon Yogyakarta

Kompas.com - 04/06/2024, 15:55 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Ramai di media sosial Instagram mengenai video yang menampilkan keluhan warga Kranon, Nitikan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, mengeluhkan bau sampah yang timbul di TPST 3R Kranon.

lzin cerita min, pengolahan sampah TPST 3R lokasi di Kranon, Nitikan, Umbulharjo (lokasi padat penduduk). Efeknya bau sampai di warga sekitar. Bahkan di sini ada ibu-ibu yang punya sakit jantung sampai sesak nafasnya," tulis keterangan video yang diunggah di akun Instagram Merapi_Uncover, Senin (3/6/2024).

"Anehnya sampai tempat ini beroperasi sampai saat ini, tidak ada pejabat pemerintah yang survey ke warga sekitar. Sehingga warga yang kena dampak bau sampah bingung mau bagaimana. Di sini saya punya balita 11 bulan, biasanya buka pintu, mainan di luar. Sekarang tiap hari tutupan pintu terus. Bahkan malam pun baunya sangat menyengat. Tapi sampai sekarang tidak ada pejabat dari pemerintah ataupun dari pihak DLH yg survey ke warga langsung,” imbuh keterangan itu.

Baca juga: Optimalkan Pengelolaan Sampah di TPA Lelang, Bupati Aulia Serahkan Bulldozer D3 kepada DLHP HST

Pantauan Kompas.com di TPST 3R Kranon Kota Yogyakarta, bau tercium ketika memasuki area TPST 3R, tetapi bau sampah tidak terlalu menyengat jika dibandingkan dengan TPA Piyungan.

Di lokasi TPST 3R pada siang hari tampak para pekerja sedang memilah sampah. Sampah yang datang dari truk diletakkan di pinggir mesin pengolah sampah.

Para pekerja terlihat memilah kantong demi kantong untuk diletakkan pada mesin pengolah sampah.

Sampah lalu terpisah secara otomatis antara organik dan anorganik.

Sampah anorganik seperti plastik lalu dimasukkan ke mesin pencacah. Plastik yang sudah tercacah ini digunakan untuk bahan baku RDF, sedangkan sisa sampah yang tidak bisa terolah diangkut kembali oleh truk-truk sampah.

Ketua RT 45 Kranon, Sorosutan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Sugiyono menjelaskan, bau tak sedap muncul pada saat-saat tertentu, yakni saat sampah organik telat diambil.

“Ketika sampah (residu) yang harusnya diangkut sore namun baru diangkut pagi. Itu menimbulkan bau, tapi baru dua kali terjadi sejak beroperasi,” ujarnya saat ditemui di Kranon, Kota Yogyakarta, Selasa (4/6/2024).

Dia menambahkan, TPST 3R Kranon ini baru beroperasi selama dua bulan.

Selama beroperasi, jika ada keluhan warga terkait dengan bau sampah, dirinya selalu menyampaikan ke dinas terkait untuk segera mengatasi bau tak sedap.

“Kalau ada protes dari warga (bau tak sedap), selalu kami komunikasikan, biasanya langsung ditangani dengan cara disemprot,” ujarnya.

Baca juga: Pemkot Yogyakarta Bisa Olah Sampah di TPA Piyungan, 200 Ton Sampah Minggu Ini

Selama dua bulan beroperasi, TPST 3R Kranon mampu mengolah sampah sebanyak 22 sampai 25 ton per hari. Jumlah ini baru separuh dari target, yaitu 40 ton per hari.

Salah satu warga, Gesang Aji, berharap pemerintah dapat terus konsisten dalam mencegah terjadinya bau tak sedap dari tumpukan sampah.

“Kami harap pemerintah konsisten mencegah bau yang timbul dari sampah,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebakaran di Toko Mebel Kulon Progo, Pemilik: Tumpukan Kayu Mahoni

Kebakaran di Toko Mebel Kulon Progo, Pemilik: Tumpukan Kayu Mahoni

Yogyakarta
6 Bocah Terseret Arus Sungai Progo Saat Cari Ikan, 1 Orang Tewas

6 Bocah Terseret Arus Sungai Progo Saat Cari Ikan, 1 Orang Tewas

Yogyakarta
Sempat Dirawat di RS, Dua Jemaah Haji Asal Bantul Meninggal di Tanah Suci

Sempat Dirawat di RS, Dua Jemaah Haji Asal Bantul Meninggal di Tanah Suci

Yogyakarta
Hari Raya Kurban 2024 dan Temuan Ratusan Cacing Hati di Bantul Yogyakarta

Hari Raya Kurban 2024 dan Temuan Ratusan Cacing Hati di Bantul Yogyakarta

Yogyakarta
Mengamuk, Sapi Jantan di Klaten Ditenangkan dengan Sapi Betina

Mengamuk, Sapi Jantan di Klaten Ditenangkan dengan Sapi Betina

Yogyakarta
Variasi Olahan Daging Kurban, Warga Gunungkidul Serbu Penggilingan Daging

Variasi Olahan Daging Kurban, Warga Gunungkidul Serbu Penggilingan Daging

Yogyakarta
Rumah Terdampak Tambang Urug di Gunungkidul Tidak Direlokasi

Rumah Terdampak Tambang Urug di Gunungkidul Tidak Direlokasi

Yogyakarta
Keraton Yogyakarta Gelar Grebeg Besar Peringati Idul Adha, Warga 'Nyandhong' Gunungan

Keraton Yogyakarta Gelar Grebeg Besar Peringati Idul Adha, Warga "Nyandhong" Gunungan

Yogyakarta
Anggota DPRD Terpilih Asal Papua Meninggal Dunia Setelah Jadi Korban Tabrak Lari di Yogyakarta

Anggota DPRD Terpilih Asal Papua Meninggal Dunia Setelah Jadi Korban Tabrak Lari di Yogyakarta

Yogyakarta
Cerita Pemilik Rumah Terdampak Tambang Urug Tol Gunungkidul, Diliputi Rasa Waswas

Cerita Pemilik Rumah Terdampak Tambang Urug Tol Gunungkidul, Diliputi Rasa Waswas

Yogyakarta
Viral, Video Tambang Mepet Rumah Warga di Gunungkidul, Dikeruk untuk Tol

Viral, Video Tambang Mepet Rumah Warga di Gunungkidul, Dikeruk untuk Tol

Yogyakarta
Kronologi Ambulans Bawa Jenazah Tabrak Truk di Tol Pemalang-Batang, 2 Tewas

Kronologi Ambulans Bawa Jenazah Tabrak Truk di Tol Pemalang-Batang, 2 Tewas

Yogyakarta
Sapi dari Presiden Jokowi Dibagikan untuk 515 Keluarga di 5 Dusun Kulon Progo

Sapi dari Presiden Jokowi Dibagikan untuk 515 Keluarga di 5 Dusun Kulon Progo

Yogyakarta
Terjerat Tali, Sapi untuk Kurban Malah Mati di Gunungkidul

Terjerat Tali, Sapi untuk Kurban Malah Mati di Gunungkidul

Yogyakarta
Geram: Pemain Judi 'Online' Sama dengan Pemakai Narkoba

Geram: Pemain Judi "Online" Sama dengan Pemakai Narkoba

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com