Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sapi yang Mati di Gunungkidul Positif Antraks

Kompas.com - 11/03/2024, 18:44 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebut sapi yang mati mendadak di Padukuhan Kayoman, Serut, Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, positif antraks.

Kepala DPKP DIY, Hery Sulistyo Hermawan menjelaskan setelah adanya laporan sapi mati mendadak di area tersebut, pihaknya berkomunikasi dengan Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman, serta Dinas Peternakan di Gunungkidul.

Hal itu untuk mengetahui langkah apa saja yang sudah dilakukan oleh kedua dinas tersebut.

Baca juga: Kasus Antraks di Gunungkidul, Dinkes Ambil Sampel 17 Warga

Setelah itu, DPKP DIY melakukan pemberian obat dan vitamin kepada hewan ternak yang berada di zona merah. Selain itu melelakukan disinfeksi di zona merah atau lokasi ditemukan adanya ternak yang mati.

"Kami juga sudah mengirim logistik berupa obat-obatan, APD sama disinfektan ke Dinas Sleman karena kebetulan yang Gunungkidul masih. Kami kemarin ngirim di Sleman," katamya saat dihubungi, Senin (11/3/2024).

Pihaknya juga berkoordinasi dengan Balai Besar Veteriner Wates (BBVET) Wates untuk melakukan pemeriksaan sampel darah juga sudah dilakukan. Hasilnya, hewan ternak yang mati di Gunungkidul positif antraks.

"Laporan kemarin yang Gunungkidul sudah keluar positif antraks. Yang di Sleman memamg datanya belum keluar. Kami harus memastikan itu, ternyata sudah keluar positif agar langkah kita jelas," ucap dia.

"Hasil sampel darah di BBVET memang terinfeksi bakteri antraks yang pada tanggal 8 Maret pada sampel seekor sapi limusin milik Pak Suryanto yang di Kayoman Serut Gedangsari," ucap dia.

Rencana pada hari Rabu (13/3/2024) mendatang, DPKP DIY akan mengundang jajaran instansi terkait untuk membahas temuan kasus antraks ini.

"Kita tahu statusnya, tindakan apa yang sudah dilakukan ketika mereka ada wabah itu apa yang sudah dilakukan kita update lagi. Kita perlu menginventarisasi kebutuhannya apa. Apkah masih diperlukan tambahan (apd, obat-obatanan, disinfektan) apakah masih cukup," kata dia.

Sebelumnya, Kepala DPKH Gunungkidul Wibawanti Wulandari mengatakan, kasus antraks di Gunungkidul diketahui setelah seorang warga Padukuhan Kayoman, Serut, Gedangsari, membawa pulang kambing yang disembelih dari Sleman pada tanggal 24 Februari 2024.

Baca juga: Warga Gunungkidul Suspek Antraks Usai Konsumsi Ternak Sakit dari Prambanan, Pemkab Sleman Investigasi

 

Warga tersebut kemudian sakit, tetapi pihaknya tidak bisa menjawab lebih lanjut penyebabnya. Lalu, pada Kamis (7/3/2024), ternak milik warga tersebut mati dan sempat disembelih.

"Sapi yang disembelih tidak jadi dimakan langsung dikubur, itu kejadian sapi dini hari ya," kata Wibawanti saat dihubungi wartawan Jumat (8/3/2024).

Ada tiga ekor kambing yang sempat dibawa ke tempat saudaranya, tetapi ada dua kambing yang mati. Jadi total ada satu sapi dan dua kambing yang mati pada Kamis (7/3/2024).

Wibawanti mengatakan, pihaknya sudah menyiramkan formalin di lokasi penguburuan dan lokasi pengulitan. Selain itu, memberikan antibiotik dan vitamin kepada hewan ternak yang masih hidup.

"Kita memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tidak keluar dulu (di satu padukuhan)," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Malam Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Curi Emas 100 Gram Senilai Rp 100 Juta, Pelaku Sebut 'Nemu' di Kolong Lemari

Curi Emas 100 Gram Senilai Rp 100 Juta, Pelaku Sebut "Nemu" di Kolong Lemari

Yogyakarta
Dipinjami Lahan di Piyungan Selama 3 Tahun, Pemkot Yogyakarta Belum Tentukan Kegunaannya

Dipinjami Lahan di Piyungan Selama 3 Tahun, Pemkot Yogyakarta Belum Tentukan Kegunaannya

Yogyakarta
Niat Hati Pelihara Tujuh Kambing untuk Dijual Saat Idul Adha, Pria Ini Malah Kemalingan

Niat Hati Pelihara Tujuh Kambing untuk Dijual Saat Idul Adha, Pria Ini Malah Kemalingan

Yogyakarta
Nenek di Sleman Tewas Disengat Tawon Vespa, Awalnya Taruh Galah di Pohon Mangga

Nenek di Sleman Tewas Disengat Tawon Vespa, Awalnya Taruh Galah di Pohon Mangga

Yogyakarta
Wacana Pembongkaran Separator Ringroad DIY, Pakar UGM: Justru akan Rawan Kecelakaan

Wacana Pembongkaran Separator Ringroad DIY, Pakar UGM: Justru akan Rawan Kecelakaan

Yogyakarta
Buron 3 Pekan, Pencuri Motor yang Beraksi Pakai Daster di Semarang Tertangkap

Buron 3 Pekan, Pencuri Motor yang Beraksi Pakai Daster di Semarang Tertangkap

Yogyakarta
Pelaku Perdagangan Orang via Bandara YIA Ditangkap, Janjikan 5 Orang Kerja di Serbia

Pelaku Perdagangan Orang via Bandara YIA Ditangkap, Janjikan 5 Orang Kerja di Serbia

Yogyakarta
Satu Calon Jemaah Haji Asal Gunungkidul Terdeteksi Menderita TBC

Satu Calon Jemaah Haji Asal Gunungkidul Terdeteksi Menderita TBC

Yogyakarta
Koordinasi dengan Kepsek, Disdikpora DIY Sebut Pemicu Kericuhan Pelajar di Umbulharjo Belum Diketahui

Koordinasi dengan Kepsek, Disdikpora DIY Sebut Pemicu Kericuhan Pelajar di Umbulharjo Belum Diketahui

Yogyakarta
Demi Pembangunan Jembatan, Warga Gunungkidul Rela Serahkan Tanahnya Tanpa Ganti Untung

Demi Pembangunan Jembatan, Warga Gunungkidul Rela Serahkan Tanahnya Tanpa Ganti Untung

Yogyakarta
DPO Kasus Korupsi Pengadaan Lahan Bandara YIA Tak Terima Ditangkap: Saya Tidak Bersalah

DPO Kasus Korupsi Pengadaan Lahan Bandara YIA Tak Terima Ditangkap: Saya Tidak Bersalah

Yogyakarta
Motif BP Aniaya 2 Pengamen hingga Tewas di Prambanan, Sakit Hati Anak Dibentak

Motif BP Aniaya 2 Pengamen hingga Tewas di Prambanan, Sakit Hati Anak Dibentak

Yogyakarta
Bupati Sunaryanta: Gunungkidul Bukan Tempat Pembuangan Sampah

Bupati Sunaryanta: Gunungkidul Bukan Tempat Pembuangan Sampah

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com