Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Pemilu, Kelenteng Tertua di Yogyakarta Tak Gelar Sembahyang Bersama

Kompas.com - 07/02/2024, 17:33 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Di Kota Yogyakarta hanya terdapat dua kelenteng. Salah satunya adalah kelenteng tertua di Kota Yogyakarta yakni Kelenteng Kwan Tee Kiong atau lebih akrab dengan sebutan Kelenteng Poncowinatan.

Kelenteng Poncowinatan ini didirikan sejak tahun 1881. Kelenteng tersebut dibangun di atas tanah Keraton Yogyakarta yang dihibahkan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VIII kepada masyarakat Tionghoa di seputaran Pasar Keranggan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Kelenteng Poncowinatan menghadap ke arah selatan sebagai bentuk penghormatan kepada Keraton Yogyakarta.

Baca juga: Meriahkan Imlek, Warga Semarang Percantik Kawasan Pecinan dengan Lampion hingga Mural

Bangunan Klenteng Poncowinatan tak banyak berubah. Di area tengah yang sering digunakan untuk masyaraka Tionghoa sembahyang terdapat pilar-pilar kayu yang cukup besar.

Pilar kayu tersebut dipertahankan sejak tahun 1881. Hanya saja dilakukan perawatan berupa pengecetan. Di sekeliling pilar terdapat lukisan naga yang memutar.

Setiap menjelang Imlek, Kelenteng Poncowinatan selalu dibersihkan.

"Dibersihkan secara menyeluruh oleh kurang lebih 10 orang," ujar pengurus Klenteng Poncowinatan, Margomulyo, saat ditemui di lokasi, Selasa (7/2/2024).

Margomulyo yang juga generasi ketiga pengurus kelenteng ini menyampaikan setiap tahunnya jemaah yang bersembahyang di Kelenteng Poncowinatan semakin sedikit.

"Tiap tahun semakin sedikit, karena yang sembahyang disini kan rata-rata orang tua, kurang lebih seratusan orang," kata dia.

Ia menambahkan ada perbedaan perayaan Imlek tahun ini dibanding dengan sebelumnya yakni tidak adanya sembahyang. 

Peniadaan sembahyang bersama di Kelenteng Poncowinatan untuk menghormati prosesi pemilu. Selain itu juga untuk antisipasi adanya aji mumpung yang dilakukan oleh peserta pemilu.

Tahun-tahun sebelumnya H-2 Imlek Klenteng Poncowinatan menggelar ibadah bersama. Lalu saat malam Imlek jemaah ibadah secara mandiri.

"Ibadah mandiri malamnya (malam Imlek), kalau doa bersama bisanya maju dua hari sebelum Imlek," kata dia.

"Tahun ini memang ditiadakan, alasanya ya karena mau pemilu. Lebih ke biar ada masa tenang tidak membuat keramaian," katanya.

Baca juga: Jelang Imlek, Puluhan Patung di Wihara Pontianak Dimandikan

"Kita juga menghindari hal-hal yang tidak diinginkan (ditumpangi caleg)," imbuhnya.

Menurut dia dengan hanya menggelar ibadah mandiri ini membuat masyarakat yang hendak beribadah lebih fleksibel menyesuaikan waktunya.

Menjelang Pemilu 2024 ini, Margomulyo berharap Indonesia mendapat pemimpin yang amanah serta tidak ada lagi praktik-praktik kampanye dengan menggunakan isu sara.

"Semoga tidak terjadi (isu Sara) setiap pemilu ada seperti itu. Dari dulu zaman penjajahan diadu domba sampai sekarang masih ada yang bisa diadu domba dengan mengangkat isu-isu sara. Harapannya calon pemimpin bisa merangkul semua, siapapun presidennya," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penyair Joko Pinurbo Dimakamkan di Sleman, Karyanya Terus Abadi

Penyair Joko Pinurbo Dimakamkan di Sleman, Karyanya Terus Abadi

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Gibran Bantah Gabung ke Partai Golkar

Gibran Bantah Gabung ke Partai Golkar

Yogyakarta
Nonton Ruwatan Gelaran Wayang Kulit Bareng Gibran, Apa Kata Yusril?

Nonton Ruwatan Gelaran Wayang Kulit Bareng Gibran, Apa Kata Yusril?

Yogyakarta
Penyair Joko Pinurbo Meninggal, Butet: Kehilangan Sedulur Sinorowedi

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, Butet: Kehilangan Sedulur Sinorowedi

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Yogyakarta
Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Yogyakarta
Diburu Usai Curi Panci dan Tabung Gas, Residivis Ini Malah Ditemukan di Tahanan

Diburu Usai Curi Panci dan Tabung Gas, Residivis Ini Malah Ditemukan di Tahanan

Yogyakarta
Ada Kades yang Ikut Penjaringan Bacawabup di Partai Golkar, Apdesi Bantul Minta Anggotanya Netral

Ada Kades yang Ikut Penjaringan Bacawabup di Partai Golkar, Apdesi Bantul Minta Anggotanya Netral

Yogyakarta
Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Yogyakarta
Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Yogyakarta
Tak Mau 'Snack Lelayu' Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Tak Mau "Snack Lelayu" Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com