Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gibran Didesak Mundur dari Wali Kota Solo, Anggota DPRD: Tidak Efektif Lagi

Kompas.com - 26/01/2024, 15:25 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, kembali didesak mundur usai diketahui akan mengambil cuti selama sepekan untuk berkampanye sebagai calon wakil presiden (Cawapres).

Kali ini, giliran Ketua Komisi I DPRD Kota Surakarta, Suharsono, yang meminta agar putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) mundur dari jabatan Wali Kota Solo.

Pasalnya, menurut Suharsono, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo semakin tidak efektif karena Gibran telah beberapa kali cuti.

“Kalau kebijakan publiknya saya melihat, tidak efektif lagi menjalankan tugasnya sebagai wali kota kalau cuti terus seperti itu. Paling baik ya mundur,” kata Suharsono, Jumat (26/1/2024), dikutip dari TribunSolo.com.

Suharsono mengatakan, pihaknya kini tengah mempelajari terkait kemungkinan adanya pelanggaran atas jumlah cuti yang telah diambil Gibran. Akan tetapi terlepas dari hal itu, lanjutnya, masyarakat Solo dirugikan akibat hal tersebut.

Baca juga: Kampanye di Jayapura, Gibran: Jangan Terlena dengan Hasil Survei

“Supaya masyarakat tidak dirugikan. Meski pun mungkin tidak melanggar peraturan, dalam perspektif kebijakan publik, merugikan,” ujar Suharsono.

Suharsono menjelaskan, pihaknya pun akan mengusulkan penggunaan hak angket dan interpelasi.

“Ada beberapa usulan, di antaranya angket dan interpelasi, nanti mau dipelajari,” ucap Suharsono.

Bakal panggil Prokompim

Cuti yang diambil Gibran, menurutnya, sejauh ini telah berdampak pada sejumlah tugasnya di Pemkot Solo, salah satunya terhadap perencanaan refocusing APBD.

“Nanti akan memanggil Prokompim (Protokol dan Komunikasi Pimpinan) dulu. OPD yang memfasilitasi masalah cuti dan sebagainya,” ungkapnya.

Baca juga: Mahfud MD Dilaporkan ke Bawaslu, Airlangga Fokus Satu Putaran

Selanjutnya, dia menyatakan, pihaknya akan mendesak Ketua DPRD untuk memanggil Gibran.

“Kami panggil untuk diminta keterangannya dulu. Nanti kami laporkan ke Ketua DPRD,” jelasnya.

“Potensi yang bisa digunakan itu. Jadi kalau masalah angket dan interpelasi di tatib kan ada. Salah satunya minta keterangan atas kebijakan yang dilakukan merugikan masyarakat atau melanggar hukum, tapi kita belum mengarah ke sana,” tandasnya.

Sebelumnya, Gibran kembali mengambil cuti kampanye selama 5 hari kerja pada pekan depan, terhitung sejak 29 Januari - 2 Februari 2024. Selain itu, pada hari ini, Jumat (26/1/2024), dia pun mengambil cuti untuk berkampanye.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sayangkan Larangan 'Study Tour' di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Sayangkan Larangan "Study Tour" di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Yogyakarta
Beberapa Daerah Larang 'Study Tour', PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang "Study Tour", PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Yogyakarta
Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Yogyakarta
 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Yogyakarta
Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Yogyakarta
Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Yogyakarta
Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Yogyakarta
Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Yogyakarta
Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Yogyakarta
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Yogyakarta
Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Yogyakarta
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Yogyakarta
Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com