Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tutup sejak 2022, Jembatan Glagah Kulon Progo Bakal Kembali Bisa Dilewati Desember 2023

Kompas.com - 22/11/2023, 06:00 WIB
Dani Julius Zebua,
Khairina

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Jalan Daendels di Kalurahan Glagah, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, bakal kembali tersambung pada pertengahan Desember 2023. Pasalnya, saat itu jembatan dalam kondisi sudah diperbaiki dan bisa dilewati kendaraan.

Jembatan Glagah sebelumnya tutup sejak 2022 hingga hari ini.

“Akhir tahun (akan) bisa dilewati dengan normal. Pertengahan Desember telat-telatnya. Tapi kami percepat sih,” kata Ersy Perdhana, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satuan Kerja Proyek Jalan Nasional  1.1 Provinsi DIY, di ujung telepon, Selasa (21/11/2023).

Baca juga: Berkendara Motor, Lansia 90 Tahun Tewas Terperosok ke Parit Dekat Jembatan Glagah

Larangan melewati jembatan besi ini diberlakukan sejak September 2022. Jembatan  ditutup setelah didapati lantai pecah, pondasi tiang pancang berkarat dan keropos, bearing atau bantalan karet dan dudukan jembatan rusak. Lantai jembatan bahkan sampai ambles.

Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Tengah-DIY turun merehabilitasi jembatan mulai Agustus 2023. Pekerjaan itu ditarget selesai 15 Desember2023. 

Rehabilitasi jembatan di antaranya meliputi bearing pad, mengganti yang keropos, penggantian pelat lantai, penguatan kerangka hingga pengencangan baut jembatan. Pekerjaan itu menelan dana Rp 3,3 miliar. 

Saat ini, perbaikan tengah mencapai progres 70 persen pekerjaan, berupa jalan yang sudah mulai dicor. Setelah itu, lantai akan dilapisi aspal.

Mereka mengejar pekerjaan bisa selesai lebih awal dari target. Untuk itu, mereka meningkatkan mutu beton agar terjadi pengerasan lebih cepat sehingga akses Kalurahan Glagah dan Karangwuni ini bisa dilewati. 

Baca juga: Rusak, Jembatan Glagah Kulon Progo Belum Bisa Dilewati Saat Mudik Lebaran 2023

Menurut Ersy, dengan meningkatkan mutu beton maka perbaikan jembatan bisa selesai awal Desember 2023.

“Dengan meningkatkan mutu beton, pengerasan beton lebih cepat, maka (jembatan bisa) buka lebih cepat. Kualitas lebih tinggi,” kata Ersy.

Jembatan Glagah, begitu sebutan warga, dibangun pada 1998 di atas Sungai Serang. Jembatan bagian dari Jalan Daendels yang merupakan Jalur Jalan Lintas Selatan Selatan (JJLSS), jalur alternatif orang yang ingin melintas di sepanjang jalur selatan. 

Jalan ini biasanya dilewati kendaraan besar seperti: kendaraan logistik, hingga truk angkut material seperti galian C dan pasir

Jembatan masih dalam konstruksi jembatan klas B di tengah status jalan nasional. Ersy mengatakan, jembatan yang menjadi jalan nasional seharusnya masuk klas A.

Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Tengah-DIY sedang mengkaji kemungkinan pembangunan jembatan baru dengan status jembatan klas A selain Jembatan Glagah. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Yogyakarta
Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Yogyakarta
Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Yogyakarta
Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Yogyakarta
Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Yogyakarta
Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Yogyakarta
Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Sayangkan Larangan 'Study Tour' di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Sayangkan Larangan "Study Tour" di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Yogyakarta
Beberapa Daerah Larang 'Study Tour', PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang "Study Tour", PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Yogyakarta
Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Yogyakarta
 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com