Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KA Argo Semeru Anjlok Diduga karena Suhu Panas Ekstrem Berdampak pada Rel, KNKT dan KAI Turun Tangan

Kompas.com - 18/10/2023, 14:55 WIB
Dani Julius Zebua,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJP) dari Kementerian Perhubungan, dan PT Kereta Api Indonesia menginvestigasi penyebab anjloknya KA Argo Semeru di Km 520+4 petak jalan antara Stasiun Sentolo–Stasiun Wates.

Lokasi kereta anjlok berada di depan Stasiun KA Kalimenur yang sudah mati di Pedukuhan Kalimenur, Kalurahan Sukoreno, Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Salah satu yang akan diinvestigasi adalah dugaan iklim panas ekstrem yang terjadi saat ini. “Cuaca panas ini juga akan kita waspadai. Ini kan rel dari besi, itu yang kita tidak tahu,” kata Didiek Hartantyo, Direktur Utama PT KAI di sela meninjau lokasi anjloknya KA Argo Semeru di Kalimenur, Rabu (18/10/2023).

Baca juga: Penyebab Anjloknya KA Argo Semeru Belum Diketahui, KAI Sebut Rel dan Kereta dalam Kondisi Baik

Kereta api Argo Semeru jurusan Surabaya–Jakarta anjlok di Pedukuhan Kalimenur, tepat depan Stasiun Kalimenur, Selasa (17/10/2023) sekitar 13.45 WIB.

Kereta lalu terserempet KA Argowilis relasi Bandung–Surabaya yang datang dari arah sebaliknya beberapa menit kemudian.

Argowilis ini datang dengan kecepatan 78 kilometer perjam. Masinis dinilai telah melakukan pengereman maksimal, namun dengan kecepatan itu dan jarak tinggal 500-600 meter maka benturan sulit dihindari. Masinis dinilai telah melakukan penyelamatan maksimal menjaga agar kecelakaan tidak lebih parah.

Didiek menyampaikan, sebanyak 28 penumpang mengalami syok tapi bisa melanjutkan perjalanan kembali. Sedangkan empat penumpang sempat masuk rumah sakit. Tiga dari empat penumpang rawat jalan. Satu penumpang masih observasi di rumah sakit.

Dirut KAI Didiek mengatakan, kereta dan rel kereta sejatinya dalam kondisi baik. Karenanya, perlu investigasi untuk memastikan penyebab kereta anjlok.

Semua aspek bakal diteliti, termasuk masinis. Hasil investigasi akan menentukan langkah KAI. “Terlalu dini kalau kita menyampaikan penyebabnya sekarang,” kata Didiek. “Kami akan investigasi bersama KNKT dan akan diambil langkah secara governance,” imbuhnya.

Baca juga: Terdampak Anjloknya KA Argo Semeru, Penumpang Kembalikan Tiket, Sejumlah Kereta Memutar ke Jalur Lain

Bersama dengan upaya investigasi, KAI mengupayakan normalnya jalur hilir yang rusak berat pasca kereta anjlok.

Didiek juga menyampaikan, kereta anjlok tidak mengakibatkan operasional kereta terganggu. Kereta tidak ada yang berhenti beroperasi, namun dialihkan lewat jalur lain atau memutar.

Jurusan Jakarta–Surabaya atau Bandung–Surabaya akan lewat Cirebon, Semarang, Solo hingga Surabaya. Sebaliknya, Surabaya ke Bandung atau Surabaya ke Jakarta akan lewat Madiun, Solo, Semarang, Cirebon.

Saat ini, satu dari dua jalur KA depan Kalimenur telah normal. Jalur hulu atau bekas melintasnya KA Argowilis sudah bisa dilewati kereta api.

KA Argo Lawu relasi Solo–Jakarta melintasi perlahan rel melengkung depan Stasiun Kalimenur pukul 11.13 WIB. Menyusul kemudian KA Taksaka sekitar 20 menit kemudian.

Baca juga: Terungkap Manifes KA yang Terlibat Kecelakaan di Kulon Progo, Total Penumpang 2 Kereta Lebih dari 700 Orang

Kedua kereta berjalan sangat pelan lewat rel melengkung Kalimenur. Batas maksimal kecepatan kereta lewat kawasan itu biasanya 80 km per jam. Sementara ini, kecepatan kereta melintas masih 40 kilometer per jam.

Pada kesempatan sama, Direktur Keselamatan Perkeretaapian dari DKPDJKP, Erni Basri mengungkapkan, suhu ekstrem pada besi mungkin saja bisa berdampak. Karenanya investigasi akan sampai ke arah itu.

“Secara suhu kita melihat dan rasakan sendiri memang dalam rel itu sendiri kita lihat materialnya besi. Jadi (memungkinkan) ada pengaruh panas. Itu nanti akan diteliti kembali,” kata Erni Basri.

Sampai kini, masinis salah satu yang sudah menjalani pemeriksaan. Pemeriksaan terutama pada kelengkapan mengemudi masinis sebelum mengendalikan kereta. “Kita investigasi bersama KNKT,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Yogyakarta
Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Sayangkan Larangan 'Study Tour' di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Sayangkan Larangan "Study Tour" di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Yogyakarta
Beberapa Daerah Larang 'Study Tour', PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang "Study Tour", PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Yogyakarta
Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Yogyakarta
 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Yogyakarta
Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Yogyakarta
Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Yogyakarta
Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Yogyakarta
Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Yogyakarta
Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Yogyakarta
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Yogyakarta
Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com