YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemilu 2024 tinggal menghitung bulan, Komunitas Pelestari Kebudayaan Yogyakarta menggelar aksi tolak politik dinasti di Tugu Golong Gilig Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Massa aksi datang sekitar pukul 10.00 WIB. Lalu massa memulai aksinya dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Dilanjutkan koordinator menyampaikan harapan mereka.
Koordinator Komunitas Pelestari Kebudayaan Yogyakarta Hendroyoko mengatakan, saat ini kondisi demokrasi di Indonesia sudah berjalan dengan baik. Menurutnya, hal ini seharusnya tidak dicederai dengan praktik-praktik politik dinasti.
Baca juga: Gibran Temui Massa Aksi Tapa Bisu yang Membawa Spanduk Kami Muak dengan Politik Dinasti
“Demokrasi itu tercederai dengan namanya dinasti politik dan kita harapkan para penguasa para pemimpin ke depan bisa bijak bisa betul-betul berpikir untuk kebaikan rakyat, berpikir pro rakyat, berpikir untuk menjaga demokrasi kita yang sudah baik ini,” ujarnya saat ditemui di Tugu Golong Gilig, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin (16/10/2023).
Dia menambahkan, politik dinasti berbahaya karena bisa merusak demokrasi yang sudah berjalan di Indonesia. Apalagi demokrasi di Indonesia saat ini merupakan perjuangan masyarakat.
“Jadi masyarakat sekarang tidak bodoh, masyarakat sekarang sudah ngerti tentang namanya politik, sadar politik bagaimana politik berkebudayaan, politik beradab, dan politik yang benar-benar bisa berpihak, dan betul-betul kita berdaulat dalam politik,” kata dia.
Saat disinggung apakah aksi ini berkaitan dengan pencalonan capres cawapres, dirinya membantah. Dia mengatakan gerakan aksi ini murni masyarakat kebudayaan Yogyakarta yang peduli dengan demokrasi di Indonesia.
“Gak ada, itu tidak ada kaitan pencalonan, karena kita murni masyarakat kebudayaan Jogja peduli tentang demokrasi indonesia ini,” ujarnya.
“Jadi jangan sampai terjadi dinasti politik, jangan sampai terjadi seperti yang dulu-dulu,” kata dia.
Hendroyoko mengatakan, sebagai masyarakat sudah seharusnya berperan aktif dalam mengawal demokrasi kedepannya dan mencegah jangan sampai terjadi dinasti politik.
“Kita harus berpihak ke rakyat, harus netral, harus menjunjung nilai-nilai peradaban indonesia yang kita bangun dengan demokrasi,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.