YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Gunungan sampah masih tampak. Kali ini di depo sampah Kotabaru, Jalan Merbabu, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Pantauan Kompas.com, gunungan sampah mencapai kurang lebih 4 meter dengan panjang 10 meter dan menutup setengah jalan.
Di dekat depo sampah Kotabaru, ini terdapat beberapa kios penjual bunga dan makanan. Adanya tumpukan sampah ini berdampak langsung pada omzet penjual angkringan yang tak jauh dari depo sampah ini.
Baca juga: Imbas Kebakaran TPA Jatibarang, Sampah Sementara Dibuang di Zona Nonaktif
Penjual angkringan, Lestari mengatakan, tumpukan sampah sudah ada sejak ditutupnya Tempat Pembuangan Sampah (TPA) Regional Piyungan.
"Cukup mengganggu karena di sini (angkringan) kan jualan makanan, dan yang beli hanya sekitar sini saja kalau dari luar merasa jijik," ucapnya saat ditemui, Senin (9/10/2023).
Lanjut dia, tumpukan sampah ini membuat banyak lalat yang berterbangan, dan membuat bau tak sedap. Hal ini membuat pembeli menurun.
"Ini sejak 22 Juli (tumpukan sampah), belum diambil. Omzet juga menurun sekitar 50 persen," kata dia.
Ia berharap tumpukan sampah ini segera diambil oleh petugas kebersihan. "Harapannya segera diambil dan dapat mengganggu kesehatan, kita juga jualan juga," kata dia.
Hal serupa juga dialami oleh penjual bunga yang berdekatan dengan depo sampah Kotabaru, Wahyu (27). Menurutnya banyak keluhan konsumennya karena bau yang dihasilkan oleh tumpukan sampah.
Baca juga: 100 Ton Sampah Dikumpulkan dari Pantai di Sukabumi, Baru 40 Persen yang Dibersihkan
"Keadaan gini jadi kurang, karena efek dari sampah bau, lalat, dan ulatnya. Banyak konsumen cewek takut karena ada ulatnya," kata dia.
Tumpukan sampah di depo sampah Kotabaru ini sudah ada sejak 2 sampai 3 bulan terakhir.
"Itu sudah mulai 2-3 bulan lewat kalau yang ulat ini, ya awal-awal ini memang sudah banyak ulatnya. Ya dua bulan lah, ulat lalat luar biasa, penuh sampai ujungnya," katanya.
Bahkan dirinya harus membersihkan ulat-ulat langsung agar tidak mengganggu konsumennya.
"Kita sapu terus buang lagi ke sana, karena orang beli juga kan takut juga kan, ulat dan lalat dan baunya luar biasa karena udah mulai ngalir. Itu baunya luar biasa, Alhamdulillah belum pernah ujan," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.