Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kematian Raden Mas Jolang dan Gelar Panembahan Seda Krapyak

Kompas.com - 25/06/2023, 18:16 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Raden Mas Jolang yang bergelar Kanjeng Susuhunan Prabu Hanyokrowati adalah raja kedua di Kerajaan Mataram Islam.

Raden Mas Jolang merupakan putra dari Panembahan Senopati, raja pertama di Kerajaan Mataram Islam. dari pernikahannya dengan Ratu Mas Waskitajawi, putri Ki Ageng Panjawi, penguasa Pati.

Baca juga: Makam Raja-Raja Mataram di Kotagede: Sejarah dan Daftar Nama Raja yang Dimakamkan

Memiliki nama asli Panembahan Hadi Hanyokrowati, Raden Mas Jolang lahir pada tahun 1586.

Setelah Panembahan Senopati wafat pada tahun 1601, Raden Mas Jolang diangkat sebagai dan menggantikan sang ayah.

Baca juga: Makam Raja-Raja Mataram di Imogiri: Sejarah dan Daftar Nama Raja yang Dimakamkan

Semasa hidup, Raden Mas Jolang memiliki dua orang istri yaitu Ratu Tulungayu dan Dyah Banawati.

Dari pernikahannya dengan Ratu Tulungayu, Raden Mas Jolang dikaruniai putra bernama Raden Mas Wuryah yang bergelar Raden Martapura.

Sementara dari pernikahannya dengan Dyah Banawati, Raden Mas Jolang dikaruniai putra bernama Raden Mas Jatmika (Pangeran Rangsang) yang bergelar Hanyakrakusuma alias Sultan Agung.

Baca juga: Kisah Makam Tumenggung Endranata yang Diinjak-injak Peziarah di Pajimatan Imogiri

Sebagai penerus takhta, Raden Mas Jolang mulai terlibat berperang sejak sang ayah masih hidup.

Ia pernah membantu Panembahan Senopati menghadapi pemberontakan Pragola II di Pati yang ingin melepaskan diri dari Mataram.

Ia juga harus menghadapi pemberontakan Pangeran Puger dari demak yang tak lain adalah saudaranya sendiri.

Diberi Gelar Panembahan Seda Krapyak

Masa pemerintahan Raden Mas Jolang berakhir pada tahun 1613, saat ia mengalami kecelakaan di hutan perburuan (krapyak) dan akhirnya meninggal dunia.

Dilansir dari laman panggungharjo.desa.id, ada kisah di balik kematian Raden Mas Jolang seperti diungkap Drs H. KRT Adnan Harjoso Diprojo, MM yang merupakan keturunan ke-12 Panembahan Seda Krapyak dan Abdi Dalem Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Raden Mas Jolang semasa hidup memang dikenal gemar berburu kijang (rusa) yang dalam bahasa Jawa disebut dengan kidang (menjangan).

Menurut cerita, kematian Raden Mas Jolang pada tahun 1613 disebabkan karena terbunuh oleh seekor banteng.

Banteng tersebut konon adalah jelmaan seorang utusan yang diperintahkan untuk membunuh Raden Mas Jolang.

Hal ini karena ada orang yang tidak suka dengan Raden Mas Jolang, yang kemudian mengutus seseorang orang yang bernama Mijen untuk membunuhnya dengan menjelma menjadi seekor Banteng.

Raden Mas Jolang kemudian dimakamkan di Astana Gapura Kotagede, berdekatan dengan makam sang ayah.

Namun karena beliau meninggal pada saat berburu di Krapyak, maka Raden Mas Jolang dikenal pula dengan sebutan Panembahan Seda Ing Krapyak (Panembahan Seda Krapyak).

Sumber:
panggungharjo.desa.idintisari.grid.idbudaya.jogjaprov.go.id dan p2k.unkris.ac.id  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buang Sampah Sembarangan, Warga Sleman Didenda Rp 1 Juta

Buang Sampah Sembarangan, Warga Sleman Didenda Rp 1 Juta

Yogyakarta
Mau Corat-coret Seragam, 20 Pelajar di Yogyakarta Diciduk Polisi

Mau Corat-coret Seragam, 20 Pelajar di Yogyakarta Diciduk Polisi

Yogyakarta
Pemkab Bantul Keluarkan Tips Memilih Kendaraan untuk 'Study Tour'

Pemkab Bantul Keluarkan Tips Memilih Kendaraan untuk "Study Tour"

Yogyakarta
Kirim Pil Yarindo untuk Anak di Rutan Bantul, Ibu Ini Diamankan

Kirim Pil Yarindo untuk Anak di Rutan Bantul, Ibu Ini Diamankan

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Upayakan Tambah Volume Pengolahan Sampah di Pihak Swasta

Pemkot Yogyakarta Upayakan Tambah Volume Pengolahan Sampah di Pihak Swasta

Yogyakarta
Jelang Idul Adha, Penjual Kambing di Yogyakarta Siapkan Dokter Pribadi untuk Ternaknya

Jelang Idul Adha, Penjual Kambing di Yogyakarta Siapkan Dokter Pribadi untuk Ternaknya

Yogyakarta
Sekolah di Sleman yang Ingin Gelar 'Study Tour' Harus Izin ke Dinas Pendidikan, Ini Alasannya

Sekolah di Sleman yang Ingin Gelar "Study Tour" Harus Izin ke Dinas Pendidikan, Ini Alasannya

Yogyakarta
Kericuhan Pelajar di Kota Yogyakarta, 6 Sekolah Diserang Gerombolan Siswa dengan Seragam Coret-coret

Kericuhan Pelajar di Kota Yogyakarta, 6 Sekolah Diserang Gerombolan Siswa dengan Seragam Coret-coret

Yogyakarta
DLH Bantul Bingung Tangani Sampah di Jalan Sekitar Gembira Loka, Ini Penyebabnya

DLH Bantul Bingung Tangani Sampah di Jalan Sekitar Gembira Loka, Ini Penyebabnya

Yogyakarta
Cerita Perajin Besi di Gunungkidul Kebanjiran Orderan Jelang Idul Adha

Cerita Perajin Besi di Gunungkidul Kebanjiran Orderan Jelang Idul Adha

Yogyakarta
Soal Tawuran Pelajar di Yogyakarta, Ketum PP Muhammadiyah: Fanatisme Sekolah yang Tinggi

Soal Tawuran Pelajar di Yogyakarta, Ketum PP Muhammadiyah: Fanatisme Sekolah yang Tinggi

Yogyakarta
40 PNS di Kulon Progo Ajukan Cuti karena Mau Naik Haji, Separuhnya adalah Guru

40 PNS di Kulon Progo Ajukan Cuti karena Mau Naik Haji, Separuhnya adalah Guru

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Malam Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Curi Emas 100 Gram Senilai Rp 100 Juta, Pelaku Sebut 'Nemu' di Kolong Lemari

Curi Emas 100 Gram Senilai Rp 100 Juta, Pelaku Sebut "Nemu" di Kolong Lemari

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com