Salin Artikel

Kisah Kematian Raden Mas Jolang dan Gelar Panembahan Seda Krapyak

KOMPAS.com - Raden Mas Jolang yang bergelar Kanjeng Susuhunan Prabu Hanyokrowati adalah raja kedua di Kerajaan Mataram Islam.

Raden Mas Jolang merupakan putra dari Panembahan Senopati, raja pertama di Kerajaan Mataram Islam. dari pernikahannya dengan Ratu Mas Waskitajawi, putri Ki Ageng Panjawi, penguasa Pati.

Memiliki nama asli Panembahan Hadi Hanyokrowati, Raden Mas Jolang lahir pada tahun 1586.

Setelah Panembahan Senopati wafat pada tahun 1601, Raden Mas Jolang diangkat sebagai dan menggantikan sang ayah.

Semasa hidup, Raden Mas Jolang memiliki dua orang istri yaitu Ratu Tulungayu dan Dyah Banawati.

Dari pernikahannya dengan Ratu Tulungayu, Raden Mas Jolang dikaruniai putra bernama Raden Mas Wuryah yang bergelar Raden Martapura.

Sementara dari pernikahannya dengan Dyah Banawati, Raden Mas Jolang dikaruniai putra bernama Raden Mas Jatmika (Pangeran Rangsang) yang bergelar Hanyakrakusuma alias Sultan Agung.

Sebagai penerus takhta, Raden Mas Jolang mulai terlibat berperang sejak sang ayah masih hidup.

Ia pernah membantu Panembahan Senopati menghadapi pemberontakan Pragola II di Pati yang ingin melepaskan diri dari Mataram.

Ia juga harus menghadapi pemberontakan Pangeran Puger dari demak yang tak lain adalah saudaranya sendiri.

Diberi Gelar Panembahan Seda Krapyak

Masa pemerintahan Raden Mas Jolang berakhir pada tahun 1613, saat ia mengalami kecelakaan di hutan perburuan (krapyak) dan akhirnya meninggal dunia.

Dilansir dari laman panggungharjo.desa.id, ada kisah di balik kematian Raden Mas Jolang seperti diungkap Drs H. KRT Adnan Harjoso Diprojo, MM yang merupakan keturunan ke-12 Panembahan Seda Krapyak dan Abdi Dalem Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Raden Mas Jolang semasa hidup memang dikenal gemar berburu kijang (rusa) yang dalam bahasa Jawa disebut dengan kidang (menjangan).

Menurut cerita, kematian Raden Mas Jolang pada tahun 1613 disebabkan karena terbunuh oleh seekor banteng.

Banteng tersebut konon adalah jelmaan seorang utusan yang diperintahkan untuk membunuh Raden Mas Jolang.

Hal ini karena ada orang yang tidak suka dengan Raden Mas Jolang, yang kemudian mengutus seseorang orang yang bernama Mijen untuk membunuhnya dengan menjelma menjadi seekor Banteng.

Raden Mas Jolang kemudian dimakamkan di Astana Gapura Kotagede, berdekatan dengan makam sang ayah.

Namun karena beliau meninggal pada saat berburu di Krapyak, maka Raden Mas Jolang dikenal pula dengan sebutan Panembahan Seda Ing Krapyak (Panembahan Seda Krapyak).

Sumber:
panggungharjo.desa.id, intisari.grid.id, budaya.jogjaprov.go.id dan p2k.unkris.ac.id  

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/06/25/181616078/kisah-kematian-raden-mas-jolang-dan-gelar-panembahan-seda-krapyak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke