Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

25 Tahun Reformasi, Sultan: kalau Lebih Meningkat Ya Ada, yang Belum Tercapai Ada, yang Kebablasan Juga Ada

Kompas.com - 21/05/2023, 05:29 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kerusuhan Gejayan hingga Pisowanan Ageng di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada tahun 1998 menjadi peristiwa bersejarah bagi perjalanan reformasi Indonesia. 

Saat itu, mahasiswa dari berbagai daerah berkumpul di Alun-alun utara untuk mendengarkan Sri Sultan Hamengku Buwono X berpidato saat Pisowanan Ageng berlangsung. Masyarakat DIY pun memberi dukungan berupa suguhan makanan dan minuman gratis di pinggir-pinggir jalan.

Baca juga: Kesaksian Warga Gang Brojolamatan soal Mozes Gatotkaca, Awalnya Hanya Cari Makan, lalu Tewas Saat Tragedi Gejayan 1998

Setelah 25 tahun berlalu, perjalanan reformasi di Indonesia tidaklah berjalan mulus. Selain itu juga masih menyisakan sejumlah pekerjaan rumah bagi para elit di tanah air. 

Sebagai salah satu sosok yang terlibat dalam reformasi 1998, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengakui ada sejumlah kemajuan yang dicapai Indonesia. Namun, dia juga menyebut ada catatan yang harus segera diperbaiki.

"Ya saya kira kemajuan itu ada. Demokratisasi juga tumbuh. (Tapi) sekarang batas-batas tumbuhnya di mana kebablasan atau tidak, saya tidak tahu. Kan saya bukan melakukan survei" ujar Sultan.

Menurut Sultan perlu dilakukan penelitian yang komprehensif bagaimana kemajuan demokrasi di Indonesia pasca-reformasi. 

"Saya bukan pengamat. Kalau lebih meningkat ya ada. Tapi yang belum tercapai ya ada. Yang kebablasan juga ada. Tapi kan tidak bisa mengatakan seberapa jauh karena tidak survei langsung," kata dia.

Menurut Sultan mengukur demokrasi di sebuah negara merupakan hal yang sulit. Pasalnya, tidak ada parameter yang pasti untuk mengukurnya. Namun, yang terpenting baginya 25 tahun reformasi para elit di Indonesia tetap berkomitmen mensejahterakan masyarakatnya.

"Yang penting bagaimana para elit dan sebagainya dalam komitmen lebih baik kepada publik karena kewajibannya mensejahterakan masyarakat," ucap Sultan.

Selain mensejahterakan masyarakat, para elit juga wajib menegakkan hukum dan mencegah terjadinya korupsi.

"Betul-betul bagaimana hukum ditegakkan. Bagaimana kecenderungan penyalahgunaan dan korupsi itu semakin sedikit. Dalam arti kita konsisten untuk memberantas korupsi, bukan malah berkomplot," ungkap Sultan.

Baca juga: 25 Tahun Hilangnya Sang Aktivis 1998, Herman Hendrawan dan Petrus Bima Anugerah

Sementara itu Pengamat Politik yang juga dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) Arie Sujito mengatakan capaian reformasi sebagian sudah bisa dirasakan. Misalnya, kebebasan politik, kebebasan media, partisipasi politik, penataan kelembagaan seperti otonomi daerah atau desentralisasi, dan pemberantasan korupsi.

"Cuma, kalau kita lihat capaian ini sesuai yang diharapkan, sebagian besar mengatakan belum. Karena ada banyak hal yang perlu diperbaiki. Mestinya bisa lebih baik dari ini," kata dia.

Arie mencontohkan seperti reformasi partai politik yang saat ini masih terhambat. Lalu penataan hubungan sipil dan militer juga bagus pada awalnya, tetapi tidak berlangsung lebih optimal.

"Penanganan korupsi belum optimal, konflik kekerasan juga masih mewarnai harusnya itu bisa dicegah kalau konssten. Yeramsuk penegakkan hukum," kata dia.

Baca juga: Cerita Sumartono Hadinoto Korban Kerusuhan Mei 1998, Rumahnya Dikepung Massa, Butuh 1,5 Tahun Sembuh Trauma

Halaman:


Terkini Lainnya

Sampah Dibuang di Bekas Tambang Gunungkidul, Bupati Sleman: Bukan dari Jasa Pengangkutan Pemerintah

Sampah Dibuang di Bekas Tambang Gunungkidul, Bupati Sleman: Bukan dari Jasa Pengangkutan Pemerintah

Yogyakarta
Pupuk Harga Murah Dijual Keliling di Gunungkidul, Dinas Periksa Kualitasnya

Pupuk Harga Murah Dijual Keliling di Gunungkidul, Dinas Periksa Kualitasnya

Yogyakarta
Klarifikasi Dosen UPN Veteran Yogyakarta soal Dugaan Kekerasan Seksual

Klarifikasi Dosen UPN Veteran Yogyakarta soal Dugaan Kekerasan Seksual

Yogyakarta
Satu Truk Sampah Dibuang di Pinggir Jalan Imogiri Bantul

Satu Truk Sampah Dibuang di Pinggir Jalan Imogiri Bantul

Yogyakarta
Balon Udara Liar Mendarat di Bantul, Tersangkut di Pohon Sengon dengan Api Menyala

Balon Udara Liar Mendarat di Bantul, Tersangkut di Pohon Sengon dengan Api Menyala

Yogyakarta
Kronologi 1 Pekerja Tewas Tertimpa Atap Cor di Kawasan Kraton Yogyakarta

Kronologi 1 Pekerja Tewas Tertimpa Atap Cor di Kawasan Kraton Yogyakarta

Yogyakarta
Kesaksian Warga Sekitar Rumah Roboh yang Tewaskan Pekerja di Yogyakarta

Kesaksian Warga Sekitar Rumah Roboh yang Tewaskan Pekerja di Yogyakarta

Yogyakarta
Dua Pekerja Tertimpa Tembok Saat Bongkar Rumah, Satu Tewas

Dua Pekerja Tertimpa Tembok Saat Bongkar Rumah, Satu Tewas

Yogyakarta
Gempa Magnitudo 5,0 di Pacitan Dirasakan hingga Yogyakarta

Gempa Magnitudo 5,0 di Pacitan Dirasakan hingga Yogyakarta

Yogyakarta
Pacitan Diguncang Gempa Magnitudo 5, Kagetkan Warga Gunungkidul

Pacitan Diguncang Gempa Magnitudo 5, Kagetkan Warga Gunungkidul

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Kendaraan Sampah yang Masuk Gunungkidul dari Luar Daerah Harus Putar Balik

Kendaraan Sampah yang Masuk Gunungkidul dari Luar Daerah Harus Putar Balik

Yogyakarta
Masih Ada Stigma di DIY, Sultan Berharap Perempuan dan Laki-laki Peroleh Pendidikan yang Sama

Masih Ada Stigma di DIY, Sultan Berharap Perempuan dan Laki-laki Peroleh Pendidikan yang Sama

Yogyakarta
Pembuangan Sampah dari Sleman ke Gunungkidul Digunakan untuk Reklamasi Tambang Ilegal

Pembuangan Sampah dari Sleman ke Gunungkidul Digunakan untuk Reklamasi Tambang Ilegal

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com