Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Pencabulan di Kulon Progo Hanya Dihukum 17 Tahun, padahal Korbannya Ada yang Masuk RSJ

Kompas.com - 04/04/2023, 13:58 WIB
Dani Julius Zebua,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kadis Dinsos PPPA) Kulon Progo, Yohanes Irianta mengomentari putusan pengadilan terhadap perkara kekerasan seksual yang terjadi dalam lingkungan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Ash-siddiqiyah, atau sebuah panti asuhan di Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pengadilan Negeri Wates menjatuhkan putusan 17 tahun penjara pada Muhammad Tulus (MT), pemimpin panti asuhan di Kokap ini, lantaran terbukti melakukan tindak pidana pencabulan secara berlanjut dan persetubuhan.

Sidang putusan berlangsung pada Senin (3/4/2023) sekitar pukul 11.30 WIB. Kadis Irianta berpendapat, seharusnya pengadilan menjatuhkan vonis seumur hidup bagi terdakwa.

Baca juga: Terbukti Cabuli Anak Asuh, Pemimpin Panti Asuhan di Kulon Progo Dihukum 17 Tahun Penjara

“Terkait hukuman seharusnya lebih berat dari 17 tahun hukuman dan denda Rp 100 juta, lebih tepat hukuman seumur hidup,” kata Irianta, Selasa (4/4/2023).

Pencabulan dan persetubuhan ini terjadi dalam lingkungan panti. Dinas Sosial PPPA bekerja sama dengan Kepolisian Resor Kulon Progo dan Kejaksaan Negeri KP membangun bekerja sama mendorong penyelesaian ini sebagai respons pelaporan sampai persidangan.

Dalam perkara tersebut, empat penghuni panti jadi korban MT. Dua dari empat korban itu bahkan mengalami depresi dan harus rehabilitasi. Hal ini bisa berlaku sepanjang hayat.

Karenanya, hukuman bagi MT dinilai seharusnya sepadan dengan perbuatannya.

“Karena sudah merenggut hak-hak anak yang harus diderita seumur hidup. Ada 2 korban yang harus direhabilitasi, (yang mana) salah satunya tiga kali masuk rumah sakit jiwa di Magelang,” kata Irianta.

Kadis Irianta mengungkapkan, pihaknya tidak main-main dalam mengawal kasus ini. Saat ini terdakwa belum melakukan langkah keberatan atau banding.

Baca juga: Gubernur Sumsel Rekomendasikan Pencabutan Izin Panti Asuhan Penganiaya Anak

Namun begitu, Dinsos PPPA telah siap menghadapi apapun langkah terdakwa. “Kalau banding, maka kami sudah siap,” kata Irianta.

Sidang awal berlangsung sejak Januari 2023 sampai 3 April 2023. Sepanjang sidang, JPU telah menghadirkan 12 saksi dan satu saksi ahli. Sementara terdakwa mengajukan 15 saksi dan satu saksi ahli.

Dalam amar putusan pengadilan disebutkan, MT terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah atas tindak pidana melakukan ancaman kekerasan, membujuk anak untuk melakukan perbuatan cabul terus menerus sebagai perbuatan yang dilanjutkan yang dilakukan beberapa kali, dan dengan sengaja membujuk anak untuk melakukan persetubuhan dengannya yang dilakukan oleh pendidik.

Pengadilan menjatuhkan pidana 17 tahun dan denda sebesar Rp 100.000.000 dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar maka diganti dengan pidana kurungan selama 6 bulan.

Putusan itu lebih ringan dari tuntutan jaksa 20 tahun penjara, denda Rp 50 juta dan subside tiga bulan. Walau begitu penuntut umum masih pikir-pikir atas putusan tersebut.

Sementara itu, juru Bicara Pengadilan Negeri Wates, Setyorini Wulandari mengungkapkan, terdapat sejumlah pertimbangan majelis hakim memberi keringanan.

Baca juga: Membongkar Kasus Kekerasan Anak di Panti Asuhan Fisibillilah Al-Amin Palembang

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maju Pilkada, Mantan Bupati Kulon Progo Ambil Formulir Penjaringan Bacabup di PDI-P

Maju Pilkada, Mantan Bupati Kulon Progo Ambil Formulir Penjaringan Bacabup di PDI-P

Yogyakarta
PAN Gunungkidul Usung Mahmud Ardi sebagai Bakal Calon Wakil Bupati

PAN Gunungkidul Usung Mahmud Ardi sebagai Bakal Calon Wakil Bupati

Yogyakarta
Gibran Janji Kawal Program di Solo Meski Tidak Menjabat Sebagai Wali Kota

Gibran Janji Kawal Program di Solo Meski Tidak Menjabat Sebagai Wali Kota

Yogyakarta
Awal Kemarau, Warga di Gunungkidul Mulai Beli Air Bersih Seharga Rp 170.000

Awal Kemarau, Warga di Gunungkidul Mulai Beli Air Bersih Seharga Rp 170.000

Yogyakarta
Persoalan Sampah di Yogyakarta Ditargetkan Kelar pada Juni 2024, Ini Solusinya...

Persoalan Sampah di Yogyakarta Ditargetkan Kelar pada Juni 2024, Ini Solusinya...

Yogyakarta
PPDB SMP Kota Yogyakarta 2024 Banyak Perubahan, Apa Saja?

PPDB SMP Kota Yogyakarta 2024 Banyak Perubahan, Apa Saja?

Yogyakarta
PPDB DIY, Standar Nilai Jalur Prestasi Diturunkan

PPDB DIY, Standar Nilai Jalur Prestasi Diturunkan

Yogyakarta
Golkar-PKB Koalisi di Pilkada Gunungkidul 2024, Sudah Ada Calon?

Golkar-PKB Koalisi di Pilkada Gunungkidul 2024, Sudah Ada Calon?

Yogyakarta
'Study Tour' Dilarang, GIPI DIY Khawatir Wisatawan Turun jika Pemerintah Tak Tegas

"Study Tour" Dilarang, GIPI DIY Khawatir Wisatawan Turun jika Pemerintah Tak Tegas

Yogyakarta
Jelang Idul Adha, Begini Cara Memilih Sapi Kurban Menurut Pakar UGM

Jelang Idul Adha, Begini Cara Memilih Sapi Kurban Menurut Pakar UGM

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Duka Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Lebaran Kemarin Tak Sempat Pulang...

Duka Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Lebaran Kemarin Tak Sempat Pulang...

Yogyakarta
Sejumlah Daerah Larang 'Study Tour', Pemda DIY Yakin Tak Pengaruhi Kunjungan Wisata

Sejumlah Daerah Larang "Study Tour", Pemda DIY Yakin Tak Pengaruhi Kunjungan Wisata

Yogyakarta
Ditemukan Selamat, 2 Nelayan Gunungkidul Disambut Tangis Haru Keluarga

Ditemukan Selamat, 2 Nelayan Gunungkidul Disambut Tangis Haru Keluarga

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com