Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Kebun Kurma di Berbah Sleman, Ada Ribuan Pohon yang Ditanam

Kompas.com - 29/03/2023, 05:50 WIB
Wijaya Kusuma,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pohon kurma ternyata bisa dijumpai di wilayah tropis, seperti Indonesia. Salah salah satunya di Kabupaten Sleman, tepatnya di Padukuhan Gamelan, Kalurahan Sendangtirto, Kapanewon Berbah.

Di lokasi tersebut terdapat kebun dengan ribuan pohon kurma. Pohon-pohon kurma ini ditanam oleh seorang pensiunan bernama Suparyoto.

Pria berusia 65 tahun ini merupakan salah satu pegiat pohon kurma di Indonesia. Suparyoto mulai menanam pohon kurma sejak awal tahun 2016 lalu.

"Saya menyemai di sini. Jadi ada buahnya dari sana, kita pilih yang standar untuk pembibitan. Salah satunya adalah matang di pohon. Kita seleksi, kita jadikan bibit. Saya mulai menyemai 2016," ujar Suparyoto saat di kebun Pohon Kurma miliknya di Padukuhan Gamelan, Kalurahan Sendangtirto, Kapanewon Berbah, Kabupaten Sleman, Selasa (28/03/2023).

Baca juga: Sensasi Petik Kurma Langsung dari Pohonnya di Sumatera Utara...

Pada saat awal menanam, pohon kurma milik Suparyanto dalam jangka waktu 22 bulan sudah berbuah. Seiring dengan tersiarnya kabar berbuahnya pohon kurma yang ditanamnya tersebut, kemudian mulai ramai di Indonesia.

"2016 saya tanam, 22 bulan berbuah. Saya ekspose dan itu mulai booming, mulai bergerak seluruh Indonesia itu," tuturnya.

Suparyoto menceritakan dari kecil sudah senang berkebun. Dahulu, Suparyoto pernah memiliki kebun jeruk hingga jambu. Kemudian setelah pensiun, pria berusia 65 tahun ini memutuskan untuk menanam pohon kurma.

Melalui menanam pohon kurma ini, Suparyoto ingin mengangkat ekonomi masyarakat sekitar. Selain itu, juga untuk menarik generasi muda untuk menekuni dunia pertanian.

Hal ini karena saat ini generasi muda jarang yang mau terjun untuk menjadi seorang petani. Kebanyakan mereka memilih bekerja di kantor hingga pabrik.

"Meskipun belum berhasil ending-nya saya itu supaya menarik generasi muda di pedesaan itu supaya mau bertani. Nggak mau ke sawah bertani, ya itu kan bisa kita maklumi kan panas-panas, pupuk mahal dan berkubang lumpur, kotor-kotor," ungkapnya.

Di sisi lain, Suparyoto melihat penghasilan petani dari menanam padi hingga jagung terbilang sedikit. Bahkan tak jarang harus tombok.

Dia mengatakan Pohon kurma ini dapat menjadi alternatif selain menanam tanaman pada umumnya. Petani juga tidak perlu berkubang lumpur saat menanam pohon kurma. Selain itu, dari sisi finansial, penghasilannya cukup menjanjikan.

"Saya berusaha memberi contoh masyarakat bahwa ada tanaman alternatif yang cukup menjanjikan dari segi penghasilan dan juga tidak perlu berkubang lumpur, berkotor-kotor," ucapnya.

Baca juga: Berkah Ramadhan, Penjualan Kurma di Kampung Arab Cirebon Melonjak, Sehari Habis 5 Ton

Suparyoto mengaku harus berkorban biaya dan tenaga demi menjadi contoh menanam pohon kurma. Namun, semua itu tetap dijalaninya.

"Harus dikasih contoh, karenanya saya selaku penggiat pohon kurma ya harus berkorban, biaya, tenaga. Nah untuk menutup operasional saya jualan bibit ini, selama belum bisa panen bagus," tegasnya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Niat Hati Pelihara Tujuh Kambing untuk Dijual Saat Idul Adha, Pria Ini Malah Kemalingan

Niat Hati Pelihara Tujuh Kambing untuk Dijual Saat Idul Adha, Pria Ini Malah Kemalingan

Yogyakarta
Nenek di Sleman Tewas Disengat Tawon Vespa, Awalnya Taruh Galah di Pohon Mangga

Nenek di Sleman Tewas Disengat Tawon Vespa, Awalnya Taruh Galah di Pohon Mangga

Yogyakarta
Wacana Pembongkaran Separator Ringroad DIY, Pakar UGM: Justru akan Rawan Kecelakaan

Wacana Pembongkaran Separator Ringroad DIY, Pakar UGM: Justru akan Rawan Kecelakaan

Yogyakarta
Buron 3 Pekan, Pencuri Motor yang Beraksi Pakai Daster di Semarang Tertangkap

Buron 3 Pekan, Pencuri Motor yang Beraksi Pakai Daster di Semarang Tertangkap

Yogyakarta
Pelaku Perdagangan Orang via Bandara YIA Ditangkap, Janjikan 5 Orang Kerja di Serbia

Pelaku Perdagangan Orang via Bandara YIA Ditangkap, Janjikan 5 Orang Kerja di Serbia

Yogyakarta
Satu Calon Jemaah Haji Asal Gunungkidul Terdeteksi Menderita TBC

Satu Calon Jemaah Haji Asal Gunungkidul Terdeteksi Menderita TBC

Yogyakarta
Koordinasi dengan Kepsek, Disdikpora DIY Sebut Pemicu Kericuhan Pelajar di Umbulharjo Belum Diketahui

Koordinasi dengan Kepsek, Disdikpora DIY Sebut Pemicu Kericuhan Pelajar di Umbulharjo Belum Diketahui

Yogyakarta
Demi Pembangunan Jembatan, Warga Gunungkidul Rela Serahkan Tanahnya Tanpa Ganti Untung

Demi Pembangunan Jembatan, Warga Gunungkidul Rela Serahkan Tanahnya Tanpa Ganti Untung

Yogyakarta
DPO Kasus Korupsi Pengadaan Lahan Bandara YIA Tak Terima Ditangkap: Saya Tidak Bersalah

DPO Kasus Korupsi Pengadaan Lahan Bandara YIA Tak Terima Ditangkap: Saya Tidak Bersalah

Yogyakarta
Motif BP Aniaya 2 Pengamen hingga Tewas di Prambanan, Sakit Hati Anak Dibentak

Motif BP Aniaya 2 Pengamen hingga Tewas di Prambanan, Sakit Hati Anak Dibentak

Yogyakarta
Bupati Sunaryanta: Gunungkidul Bukan Tempat Pembuangan Sampah

Bupati Sunaryanta: Gunungkidul Bukan Tempat Pembuangan Sampah

Yogyakarta
DPO Kasus Korupsi Pengadaan Lahan Bandara YIA Senilai Rp 23 Miliar Ditangkap

DPO Kasus Korupsi Pengadaan Lahan Bandara YIA Senilai Rp 23 Miliar Ditangkap

Yogyakarta
Bangkai Penyu Terdampar di Pantai Glagah, Ada Luka di Kaki dan Mulut

Bangkai Penyu Terdampar di Pantai Glagah, Ada Luka di Kaki dan Mulut

Yogyakarta
Update Tawuran Pelajar di Yogyakarta, 6 Dikembalikan ke Orangtua, Satu Diproses Hukum

Update Tawuran Pelajar di Yogyakarta, 6 Dikembalikan ke Orangtua, Satu Diproses Hukum

Yogyakarta
Pilkada Yogyakarta 2024 Dipastikan Tanpa Calon Independen

Pilkada Yogyakarta 2024 Dipastikan Tanpa Calon Independen

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com