Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sultan HB X Minta Sampah di TPA Regional Piyungan Memiliki Nilai Ekonomis

Kompas.com - 25/07/2022, 21:22 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mengusulkan pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Piyungan agar dikelola kembali sehingga memiliki nilai jual kembali.

“Sampai saat ini (perencanaan TPA Regional Piyungan) belum fix, masih kita bicarakan pilihan-pilihan mana yang kita anggap terbaik. Tapi yang penting nantinya, bagaimana sampah ini pada akhirnya bukan barang buangan. Harapan saya bagaimana sampah ini berubah menjadi bahan baku yang bisa diolah dan memiliki nilai ekonomi,” kata Sultan HB X di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Senin (25/7/2022).

Baca juga: Olah Sampah, Pemkot Yogyakarta Maksimalkan TPST Nitikan untuk Kurangi Beban Piyungan

Sultan mengatakan, sampah juga harus bisa menjadi produk recycling dan tidak hanya sekedar menjadi pupuk atau bahan baku listrik saja.

Kertas yang terkumpul misalnya, bisa menjadi kertas baru, atau sampah plastik bisa menjadi sebuah produk baru yang punya nilai ekonomi.

Dengan begitu dapat memunculkan potensi-potensi investasi pada bidang pengelolaan sampah ini

Namun untuk pengelolaan sampah di TPA Regional Piyungan ini masih belum pasti karena masih dalam tahap pembahasan.

Diharapkan, pembahasan penentuan model pengelolaan sampah dapat selesai pada tahun ini.

"Pembangunan nanti pada tahun 2024, kita selesaikan pilihan-pilihan (pengelolaan sampah) pada tahun ini," ujar Ngarsa Dalem.

Baca juga: Mengolah Sampah Plastik Jadi Minyak, Warga di Bantul Ini Tak Buang Sampah ke TPST Piyungan

Jika pemilihan pengelolaan sampah dapat selesai pada tahun ini, Sultan berharap dilanjutkan pengeringan sampah pada tahun 2023 mendatang.

"Tapi ini harus pasti harus bebaskan tanah untuk lindinya hilang dan dalam keadaan kering. Sekarang baru air harus keluar dari tumpukan sampah agar tidak bau," katanya.

Sedang dikaji

Sementara itu Direktur Keuangan PT Penjamin Infrastruktur Indonesia (PII) Doni Hamdani menyampaikan pihaknya sedang melakukan kajian terkait sampah di Piyungan.

"2024 baru bisa dilakukan pengembangan, sehingga diperlukan upaya transisi dari kondisi di TPS Piyungan penuh. Pilihannya teknologi sudah banyak di pasaran," katanya.

Di Piyungan, menurut dia, kurang cocok jika  menggunakan teknologi sanitary landfill mengingat keterbatasan lahan yang ada di TPA Regional Piyungan.

"Kalau landfill butuh tanah yang cukup besar, opsi-opsi lain belum bisa ditentukan di Piyungan mengingat kajian komposisi sampah masih perlu dilakukan," katanya.

Baca juga: TPST Piyungan Dibuka, 700 Ton Sampah Diangkut dari Kota Yogyakarta

Donny pun menambahkan, sebelum dilakukan pengembangan di tahun 2024 perlu dilakukan upaya sela atau antara, yakni proses transisi dari kondisi di TPA Regional Piyungan saat ini yang sudah cukup penuh, menjadi siap untuk dilakukan pengembangan.

Upaya transisi ini penting agar penyiapan pengelolaan sampah yang lebih optimal bisa dilakukan.

“Sesuai arahan Gubernur DIY, pada pengembangan nanti akan dilakukan dengan cara mengoptimalkan sampah yang ada. Kami juga sedang mencari-cari opsi lain apa kira-kira jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TPA Regional Piyungan Ditutup, Bantul Klaim Siap Mengelola Sampah

TPA Regional Piyungan Ditutup, Bantul Klaim Siap Mengelola Sampah

Yogyakarta
KPU Bantul Tetapkan 45 Nama Caleg Terpilih, Berikut Daftar Namanya

KPU Bantul Tetapkan 45 Nama Caleg Terpilih, Berikut Daftar Namanya

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Terapkan Strategi Bermain Dakon untuk Antisipasi Penumpukan Sampah

Pemkot Yogyakarta Terapkan Strategi Bermain Dakon untuk Antisipasi Penumpukan Sampah

Yogyakarta
Mahasiswa yang Meninggal Usai Latihan Bela Diri Alami Luka di Usus, Diduga Akibat Tendangan

Mahasiswa yang Meninggal Usai Latihan Bela Diri Alami Luka di Usus, Diduga Akibat Tendangan

Yogyakarta
Rumah di Klaten Terbakar Saat Pemiliknya Shalat Jumat, Diduga Akibat Korsleting 'Charger' HP

Rumah di Klaten Terbakar Saat Pemiliknya Shalat Jumat, Diduga Akibat Korsleting "Charger" HP

Yogyakarta
Penjelasan BPS soal Nangka Muda Jadi Penyumbang Inflasi di Kota Yogyakarta

Penjelasan BPS soal Nangka Muda Jadi Penyumbang Inflasi di Kota Yogyakarta

Yogyakarta
UGM Telusuri Laporan Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah

UGM Telusuri Laporan Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah

Yogyakarta
Ditinggal Nonton Indonesia Vs Irak, Kandang Ternak di Gunung Kidul Hangus Terbakar

Ditinggal Nonton Indonesia Vs Irak, Kandang Ternak di Gunung Kidul Hangus Terbakar

Yogyakarta
Ini 45 Caleg Terpilih di Gunungkidul, Wajib Serahkan LHKPN Sebelum Dilantik

Ini 45 Caleg Terpilih di Gunungkidul, Wajib Serahkan LHKPN Sebelum Dilantik

Yogyakarta
YIA Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Asita Minta Penerbangan Luar Negeri Ditambah

YIA Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Asita Minta Penerbangan Luar Negeri Ditambah

Yogyakarta
Pengukuran Lahan Terdampak Pembangunan Tol Yogyakarta-YIA Mulai Dilakukan

Pengukuran Lahan Terdampak Pembangunan Tol Yogyakarta-YIA Mulai Dilakukan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Dikabarkan Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot di Partai Golkar, Singgih: Siapa yang Bilang?

Dikabarkan Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot di Partai Golkar, Singgih: Siapa yang Bilang?

Yogyakarta
Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Klaten

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Klaten

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com