Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengolah Sampah Plastik Jadi Minyak, Warga di Bantul Ini Tak Buang Sampah ke TPST Piyungan

Kompas.com - 26/05/2022, 14:22 WIB
Markus Yuwono,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sampah pastik selama ini merusak lingkungan karena sulit diurai, tetapi di tangan warga Padukuhan Siten, Kalurahan Sumbermulyo, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, sampah plastik dioleh menjadi bahan bakar minyak (BBM) jenis minyak tanah untuk kebutuhan sehari-hari warga sekitar.

Ketua Bank Sampah Gerbang Pilah Suratno mengatakan, ide pengolahan sampah plastik menjadi minyak tanah sudah dilakukan sejak November 2019 lalu.

Saat itu dirinya bertemu salah satu dosen Universitas Janabadra, yang menawarkan untuk mengolah sampah plastik menjadi nilai ekonomis dengan diubah menjadi BBM alternatif, karena minyak tanah harganya cukup tinggi.

Baca juga: Instruksi HB X untuk Pj Wali Kota Yogyakarta, dari Malioboro hingga Sampah

"Pihak Janabadra menawarkan alat pinolsis yang dapat mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak jenis minyak tanah," kata Suratno kepada wartawan di Bantul Rabu (25/5/2022).

Dijelaskannya, proses pengolahan sampah plastik cukup mudah yang diawali sampah plastik sebanyak 20 kilogram dimasukkan dalam alat pinolsis, dan dipanaskan dengan suhu 200 derajat hingga 300 derejat celcius.

Kemudian, pembakaran ini menghasilkan uap,dan uap kemudian diinginkan dengan air pada tempat yang terpisah akan ? terlihat adanya tetesan minyak tanah yang ditampung.

Setiap 20 kilogram sampah plastik menghasilkan 10 sampai 12 liter minyak tanah.

"Jenis plastik yang bisa menghasilkan banyak bahan bakar minyak itu plastik kemasan bening dengan kadar minyak sebesar 60 persen. Kalau jenis plastik lain seperti limbah mantol dan kemasan makanan kadar minyaknya jauh dibawah 60 persen," kata Suratno.

Sedangkan abu bekas plastik yang dibakar masih digunakan media untuk menanam di pekarangan rumah.

Baca juga: Cerita Gibran Dimarahi Ibu-ibu Saat Punguti Sampah di CFD: Dikira Petugas DLH

Suratno mengatakan, proses pengolahan sampah plastik menjadi BBM ini hanya dilakukan seminggu dua kali menunggu sampah plastik yang tidak laku dijual kemudian diolah menjadi minyak tanah.

Hasil minyak tanah sekitar 80 liter per bulannya, dan hanya digunakan oleh warga kelompok bank sampah.

"Dengan pengolahan sampah plastik ini mmzet bank sampah kami juga lumayan bisa Rp 5 juta sampai Rp 6 juta perbulan," kata dia.

Baca juga: Kisah Pandi, Orang Gila Asal Rancaekek yang Membuat Sampah Jadi Karya Indah

"Minyak tanah itu biasanya untuk menghidupkan api pada kayu yang digunakan warga untuk memasak karena masih banyak yang menggunakan kayu bakar untuk memasak, atau kompor minyak," kata Suratno

Sejak adanya bank sampah dan pengolahan plastik, pihaknya hampir tidak pernah membawa sampah ke TPST Piyungan.

"Sampahnya selalu habis di desa (Kalurahan), dengan pengelolaan bank sampah dan penyulingan minyak itu," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Yogyakarta
Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Yogyakarta
Tak Mau 'Snack Lelayu' Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Tak Mau "Snack Lelayu" Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Yogyakarta
Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Yogyakarta
Muncul dalam Penjaringan PDI Perjuangan, Soimah Tidak Bersedia Maju Pilkada

Muncul dalam Penjaringan PDI Perjuangan, Soimah Tidak Bersedia Maju Pilkada

Yogyakarta
Lansia di Kulon Progo Dibacok Residivis yang Cemburu Buta

Lansia di Kulon Progo Dibacok Residivis yang Cemburu Buta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Pelihara Buaya dari Sekecil Tokek Kini 2 Meter, Pemilik Ngeri dan Serahkan ke BKSDA Yogyakarta

Pelihara Buaya dari Sekecil Tokek Kini 2 Meter, Pemilik Ngeri dan Serahkan ke BKSDA Yogyakarta

Yogyakarta
Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Yogyakarta
Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Yogyakarta
Soal Gugatan 'Snack Lelayu', KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Soal Gugatan "Snack Lelayu", KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Yogyakarta
Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Yogyakarta
Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Yogyakarta
Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com