Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minyak Goreng Masih Langka Meski HET Dicabut, Wali Kota Yogyakarta Sarankan Masyarakat Merebus Makanan

Kompas.com - 17/03/2022, 16:34 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Meski pemerintah pusat resmi mencabut Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng sebesar Rp 14.000 per liter, minyak ternyata masih sulit ditemukan di toko ritel Yogyakarta.

Seperti yang ditemukan di sebuah toko modern di Jalan Menteri Supeno, yang tepantau kosong pada pukul 11.00 WIB.

"Kalau sekarang masih kosong," ujar Ovian Jalu, salah satu penjaga toko modern di Jalan Menteri Supeno, Kota Yogyakarta, Kamis (17/3/2022).

Baca juga: HET Minyak Goreng Kemasan Dicabut, Warga: Mudah Ditemukan tapi Mahal, Sama Saja Bohong

Ia menambahkan, saat ini toko tempatnya bekerja sudah memberlakukan harga baru bagi minyak goreng kemasan, mulai Rp 23 ribu hingga Rp 40 ribu per liternya.

"Kalau yang sudah naik Rp 23 ribu per 1 liter. Harga sekarang yang dua liter di atas Rp 40 ribu," imbuh dia.

Hal serupa juga terjadi di toko modern yang ada di Jalan Glagahsari, Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Stok minyak goreng habis pada Kamis (17/3/2022) siang.

"Kemarin barangnya ada, pagi dikirim dan langsung habis untuk 1 pagi itu juga habis. Kalau pagi ini belum dikirim lagi," ujar salah satu pegawai. Andre.

Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti, merespons dengan menyatakan telah melakukan pemantauan kesediaan minyak goreng, dirinya mengeklaim bahwa stok minyak di Kota Gudeg masih tersedia.

"Pantauan kami, yang saya pantau ketersediaan, saya pantau beberapa tempat stoknya ada, orang tidak kesulitan mendapatkan migor. Mungkin di sini gak ada di sebelah ada," katanya.

Baca juga: Subsidi Minyak Goreng Kemasan Dicabut, Pengusaha Catering Bingung Cari Untung

Jika masyarakat kesulitan mendapatkan minyak, Haryadi meminta masyarakat untuk mengurangi makanan gorengan. Bila perlu masyarakat bisa merebus bahan makanan sehingga tidak membutuhkan minyak gireng.

"Gak bisa digoreng ya digodok (direbus), tidak terlalu jadi isu di Yogyakarta. Jangan sampai aji mumpung, saya dan Muspida selalu memonitor distributor," katanya.

Ia menyebut operasi pasar tidak dilakukan terus menerus karena bisa menjadi bumerang. Karena saat dilakukan operasi pasar jika tidak dibatasi maka masyarakat membeli dengan jumlah banyak.

"Kadang jadi bumerang, kalau tidak dibatasi beli dalam jumlah banyak, yang dibangun jangan sampai khawatir. Saya bangun kesadarannya, ada minyak goreng (migor)," tuturnya.

"Mau puasa harga naik itu kan mindset. Bukan pasokan dan lainnya, itu lebih pada mindset, ngapain beli banyak, mau diminum po? Beli dalam jumlah banyak," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral, Peziarah Makam Raja Imogiri Ditarik Tarif Rp 500.000, Keraton Yogyakarta Buka Suara

Viral, Peziarah Makam Raja Imogiri Ditarik Tarif Rp 500.000, Keraton Yogyakarta Buka Suara

Yogyakarta
Pejabat ASN yang Terlibat Korupsi RSUD Wonosari Gunungkidul Akhirnya Dipecat

Pejabat ASN yang Terlibat Korupsi RSUD Wonosari Gunungkidul Akhirnya Dipecat

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 30 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 30 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 30 April 2024, dan Besok : Siang Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 30 April 2024, dan Besok : Siang Berawan

Yogyakarta
Jasad Bertato Kepala Naga yang Terdampar di Pantai Imorenggo Ternyata Warga Sleman

Jasad Bertato Kepala Naga yang Terdampar di Pantai Imorenggo Ternyata Warga Sleman

Yogyakarta
Kala Raja Yogyakarta Sri Sultan HB X Duduk Lesehan Bareng Suporter Dukung Timnas U23

Kala Raja Yogyakarta Sri Sultan HB X Duduk Lesehan Bareng Suporter Dukung Timnas U23

Yogyakarta
PDI-P Buka Penjaringan Bacawalkot Yogyakarta, Ini Kriterianya...

PDI-P Buka Penjaringan Bacawalkot Yogyakarta, Ini Kriterianya...

Yogyakarta
Jenazah Tanpa Identitas Bertato Kepala Naga Terdampar di Pantai Imorenggo

Jenazah Tanpa Identitas Bertato Kepala Naga Terdampar di Pantai Imorenggo

Yogyakarta
Ikut Penjaringan di Golkar, Pj Wali Kota Yogyakarta Segera Dipanggil Pemprov DIY

Ikut Penjaringan di Golkar, Pj Wali Kota Yogyakarta Segera Dipanggil Pemprov DIY

Yogyakarta
Museum Benteng Vredeburg Bakal Miliki 'Coworking Space' dan 'Coffee Shop'

Museum Benteng Vredeburg Bakal Miliki "Coworking Space" dan "Coffee Shop"

Yogyakarta
Pj Wali Kota Yogyakarta Dilaporkan ke Gubernur DIY dan Mendagri, Ini Penyebabnya

Pj Wali Kota Yogyakarta Dilaporkan ke Gubernur DIY dan Mendagri, Ini Penyebabnya

Yogyakarta
Jelang Laga Indonesia Vs Uzbekistan, Persewaan Proyektor di Gunungkidul Kebanjiran Order

Jelang Laga Indonesia Vs Uzbekistan, Persewaan Proyektor di Gunungkidul Kebanjiran Order

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 29 April 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 29 April 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 29 April 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 29 April 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Jatuh ke Jurang Saat Cari Lobster di Gunungkidul, Pria Asal Lampung Tewas

Jatuh ke Jurang Saat Cari Lobster di Gunungkidul, Pria Asal Lampung Tewas

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com