Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Buruh Tani yang Pasrah Kehilangan Dua Kambing: Biar Saja, Nanti Dapat Gantinya

Kompas.com - 07/03/2022, 14:59 WIB
Dani Julius Zebua,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com - Dua ekor kambing milik seorang buruh tani di Pedukuhan Gunung Puyuh, Kalurahan Srikayangan, Kapanewon Sentolo, Kulon Progo, DI Yogyakarta, raib digondol maling.

Dampaknya, Marsana (51) dan istrinya Warni (46), merugi hingga Rp 4 juta karena kehilangan dua kambing, jantan dan betina itu.

“Tahu-tahu sudah hilang. Ketahuan pagi, saya sedang masak, saat itu. Tetangga yang ngonangi (tahu pertama kali kalau kambing sudah hilang),” kata Warni di rumahnya, Minggu (6/3/2022) siang.

Baca juga: Seekor Kambing di AS Bantu Aparat Kejar Tersangka, dan Berhasil

Warni kedatangan tetangga, Sabtu pagi, sekitar 05.30 WIB. Ia hendak minta tolong diantar ke pasar. Ia datang sambil bertanya mengapa dua kambing milik Warni tidak ada di kandang.

Warni segera mengecek kandang yang berada di kaki bukit rumah mereka. Kandang kosong. Tali tambat ternak sudah putus. “Talinya seperti bekas dipotong,” kata Warni.

Warni dan Marsana melaporkan kejadian ini ke kepala dusun (dukuh). Informasi itu lalu menyebar hingga ke polsek setempat. Polisi tiba tidak lama kemudian.

Namun, keluarga Marsana urung melaporkan kasus ini ke polisi. Mereka memilih membiarkan kasusnya. “Tidak usah lah (dilaporkan ke polisi), rezeki nanti akan ada gantinya,” kata Warni.

Warni menceritakan, salah satu kambing (jantan) yang hilang itu baru saja didatangkan untuk persediaan kegiatan kenduri 1.000 hari ibunya.

Sementara satu kambing (betina) yang lain, memang sudah lama dipelihara untuk diambil anakannya. Mereka akan memperoleh tambahan penghasilan dari anakan kambing usia muda yang dijual sekitar Rp 700.000.

Baca juga: Sewa Mobil, 3 Pria Kupang Malah Curi Kambing yang Berkeliaran di Jalan, 1 Masih Buron

Warni mengatakan, hasil jual kambing muda bisa menambah penghasilan selain sebagai buruh tani, yang bekerja rata-rata satu Minggu dalam satu bulan. Penghasilan buruh tani cuma Rp 90.000 per hari.

“Semua penghasilan itu ya untuk sekolah anak SMA dan SD, juga untuk kegiatan rumah,” kata Warni.

Tapi ternyata kedua kambing hilang pada Sabtu subuh. Sebagian besar penghasilan rumah tangga pun hilang. "Perkiraan jam 02.00, karena ada tetangga mengatakan melihat kambing masih ada jam 01.00," kata Warni.

Dukuh Gunung Puyuh, Warsiyati mengatakan, pihaknya menyerahkan kasus ini pada keluarga korban. Termasuk bila keluarga Warni akhirnya mengambil sikap pasrah.

"Sebenarnya pedukuhan di sini sangat aman. Karena itu kasus ini sangat mengejutkan warga," kata Warsiyati ditemui di rumah Warni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Yogyakarta
Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Yogyakarta
Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Yogyakarta
Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Yogyakarta
Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Yogyakarta
Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Yogyakarta
Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Sayangkan Larangan 'Study Tour' di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Sayangkan Larangan "Study Tour" di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Yogyakarta
Beberapa Daerah Larang 'Study Tour', PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang "Study Tour", PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Yogyakarta
Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Yogyakarta
 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com