“Dalam proses revitalisasi ini, kita tidak hanya memfokuskan diri pada perbaikan prasarana, sarana, dan fasilitas pasar, tapi juga berupaya menyediakan pasar yang lebih modern, bersih, sehat, dan nyaman,” ungkap Paku Alam.
Revitalisasi ekonomi menurut Paku Alam, merupakan upaya meningkatkan pendapatan pedagang, dan memberikan akses yang luas, terhadap pembiayaan serta sumber produk.
Hal ini merupakan langkah strategis untuk mengawal harga dan menjaga inflasi, juga memperkuat posisi Pasar Sentul, sebagai sarana perdagangan dan titik distribusi.
Revitalisasi ini adalah upaya menghadapi tantangan zaman, termasuk persaingan dengan online shopping. Pun, revitalisasi Pasar Sentul diharapkan memperhatikan sisi pengembangan dan penguatan teknologi tepat guna.
“Kami ingin memastikan Pasar Sentul tidak hanya dapat bertahan, tapi juga berkembang di era digital, dengan memanfaatkan keunikan dan berbagai keunggulan yang dimilikinya,” katanya.
Baca juga: Gibran Sebut Progres Revitalisasi Alun-alun Keraton Solo Cukup Baik
Sementara itu salah satu pedagang di Pasar Sentul, Wasinah (56) mengatakan dengan revitalisasi ini Pasar Sentul menjadi bersih, rapi, dan lebih baik.
Kesehariannya, wanita yang tinggal di Segoroyoso, Bantul ini berdagang pisang lokal yang diambil dari Pasar Kembang Klaten. Setidaknya, Wasinah mengantongi Rp 100.000,00 setiap hari dari keuntungan berjualan pisang ini.
Wasinah berharap, dengan tempat yang lebih bagus, maka penghasilannya juga akan meningkat. Apalagi menurutnya, tidak ada sistem sewa kios di Pasar Sentul ini. Pedagang hanya diwajibkan membayar retribusi sebanyak Rp 2.000,00 saja per harinya.
“Sekarang sudah jadi bagus jadi mudah-mudahan besok sudah juga bagus jualannya. Biar dapat uang banyak, terus dapat bayar hutang dengan lancar,” tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.