Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

APK di Sleman Roboh Timpa 2 Pemotor sampai Patah Tulang

Kompas.com - 20/12/2023, 18:26 WIB
Wijaya Kusuma,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Alat Peraga Kampanye (APK) semi permanen menimpa pengendara sepeda motor di Kapenawon Pakem dan Kapenawon Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Itu bentuknya baliho semi permanen tumbang mengenai korban. Kalau yang di Pakem (korban) sampai patah kaki," ucap Ketua Bawaslu Sleman, Arjuna Al Ichsan Siregar, Rabu (20/12/2023).

Baca juga: Baliho Capres Terpasang di Atas Pos Polisi Mojokerto, Polda Jatim: Bukan Milik Polri

Pengendara sepeda motor yang menjadi korban tertimpa APK di Kapanewon Pakem adalah warga Hargobinangun.

Kemudian pengendara yang menjadi korban tertimpa APK di Kapanewon Depok adalah seorang mahasiswa.

"Korban yang di (Kapanewon) Depok itu kalau enggak salah mahasiswa. Itu sampai dijahit keningnya," ungkap dia.

Baca juga: Caleg di Indramayu Pasang APK di Toren Masjid

Arjuna menuturkan memang tidak ada aturannya misalnya terkait sanksi bagi partai politik yang APK-nya menimbulkan korban.

Namun, Bawaslu Sleman mendorong secara moral agar peserta Pemilu turut bertanggung jawab.

Di sisi lain, Arjuna berharap, para peserta Pemilu dalam memasang baliho semi permanen benar-benar memastikan kekuatan rangka sehingga tidak mudah roboh. Terutama baliho semi permanen yang dipasang di pinggir-pinggir jalan.

"Terutama yang di pinggir-pinggir jalan itu harus kokoh, berdiri mandiri, tidak mudah roboh. Kemudian tidak dipasang di tempat-tempat yang dilarang," tandasnya.

Ribuan APK melanggar

Bawaslu Kabupaten Sleman juga mendapati ada ribuan alat peraga kampanye yang melanggar aturan.

Menurutnya, ada sekitar 3.000 alat peraga kampanye (APK) yang terpasang. 

"Ada 3.000 (APK) sekian yang terpasang kemudian ada 2.000 sekian yang melanggar," ujar Arjuna.

Arjuna menyampaikan proses penertiban alat peraga kampanye yang melanggar saat ini masih menunggu surat rekomendasi dari Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan (Panwascam).

Setelah rekomendasi terkumpul kemudian akan disampaikan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sleman. 

"Nanti KPU menyurati partai politik yang bersangkutan untuk menertibkan secara mandiri dalam jangka waktu tertentu, sekitar tiga hari misalnya tidak ditertibkan ya nanti Bawaslu, KPU, Satpol PP, melakukan penertiban APK," tegasnya. 

Tidak menuntup kemungkinan ada operasi bersama antara Bawaslu, KPU dan Satpol PP bersama dinas-dinas terkait untuk mengecek APK yang diperkirakan berpotensi menganggu pengendara. 

"Bisa kita selesaikan di lapangan, Kita panggil LO nya, kita putus secara cepat di sini bisa juga. Makanya ini sedang Kita koordinasikan baiknya bagaimana, apalagi sekarang musim penghujan kan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Diare Massal di Gunungkidul, Diduga karena Bakteri E Coli

Diare Massal di Gunungkidul, Diduga karena Bakteri E Coli

Yogyakarta
Maju Pilkada, Mantan Bupati Kulon Progo Ambil Formulir Penjaringan Bacabup di PDI-P

Maju Pilkada, Mantan Bupati Kulon Progo Ambil Formulir Penjaringan Bacabup di PDI-P

Yogyakarta
PAN Gunungkidul Usung Mahmud Ardi sebagai Bakal Calon Wakil Bupati

PAN Gunungkidul Usung Mahmud Ardi sebagai Bakal Calon Wakil Bupati

Yogyakarta
Gibran Janji Kawal Program di Solo Meski Tidak Menjabat Sebagai Wali Kota

Gibran Janji Kawal Program di Solo Meski Tidak Menjabat Sebagai Wali Kota

Yogyakarta
Awal Kemarau, Warga di Gunungkidul Mulai Beli Air Bersih Seharga Rp 170.000

Awal Kemarau, Warga di Gunungkidul Mulai Beli Air Bersih Seharga Rp 170.000

Yogyakarta
Persoalan Sampah di Yogyakarta Ditargetkan Kelar pada Juni 2024, Ini Solusinya...

Persoalan Sampah di Yogyakarta Ditargetkan Kelar pada Juni 2024, Ini Solusinya...

Yogyakarta
PPDB SMP Kota Yogyakarta 2024 Banyak Perubahan, Apa Saja?

PPDB SMP Kota Yogyakarta 2024 Banyak Perubahan, Apa Saja?

Yogyakarta
PPDB DIY, Standar Nilai Jalur Prestasi Diturunkan

PPDB DIY, Standar Nilai Jalur Prestasi Diturunkan

Yogyakarta
Golkar-PKB Koalisi di Pilkada Gunungkidul 2024, Sudah Ada Calon?

Golkar-PKB Koalisi di Pilkada Gunungkidul 2024, Sudah Ada Calon?

Yogyakarta
'Study Tour' Dilarang, GIPI DIY Khawatir Wisatawan Turun jika Pemerintah Tak Tegas

"Study Tour" Dilarang, GIPI DIY Khawatir Wisatawan Turun jika Pemerintah Tak Tegas

Yogyakarta
Jelang Idul Adha, Begini Cara Memilih Sapi Kurban Menurut Pakar UGM

Jelang Idul Adha, Begini Cara Memilih Sapi Kurban Menurut Pakar UGM

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Duka Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Lebaran Kemarin Tak Sempat Pulang...

Duka Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Lebaran Kemarin Tak Sempat Pulang...

Yogyakarta
Sejumlah Daerah Larang 'Study Tour', Pemda DIY Yakin Tak Pengaruhi Kunjungan Wisata

Sejumlah Daerah Larang "Study Tour", Pemda DIY Yakin Tak Pengaruhi Kunjungan Wisata

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com