Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Cawapres, Mahfud MD Ternyata Sudah Nonaktif Sebagai Ketua Parampara Praja DIY

Kompas.com - 20/10/2023, 16:53 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Khairina

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Mahfud MD telah resmi mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai cawapres mendampingi Ganjar Pranowo pada Kamis (19/10/2023).

Mahfud memiliki jabatan sebagai Ketua Parampara Praja di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Terkait jabatan Mahfud ini, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menjelaskan bahwa Mahfud MD selama ini sudah nonaktif sebagai Ketua Parampara Praja sejak menjabat Menkopolhukam.

"Selama ini kan non aktif," kata Sultan di Kantor Gubernur DIY, Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Jumat (20/10/2023).

Baca juga: Sebelum Jadi Cawapres, Mahfud MD Kerap Kunjungi Rumah Adik di Surabaya

Disinggung soal bagaimana ke depannya setelah mendaftar sebagai cawapres, Ngarsa Dalem akan melihat perkembangan terlebih dahulu.

"Ya nanti kalau itu kita lihat perkembangannya seperti apa tapi selama masih jadi menteri ya non aktif," kata Sultan.

Sementara itu Koordinator Substansi Bagian Humas Biro Umum, Humas dan Protokol Setda DIY, Ditya Nanaryo Aji menjelaskan Parampara Praja merupakan organisasi non struktural yang berada di bawah Gubernur DIY langsung.

Dia menjelaskan, tugas dari Parampara Praja adalah untuk memberikan saran, masukan, dan pendapat langsung ke Gubernur DIY dalam hal ini Sri Sultan Hamengku Buwono X, terkait dengan penyelenggaraan urusan keistimewaan.

"Penasihat gubernur bukan raja (Keraton). Karena berada di bawah Pemda DIY, kalau raja berarti kan di bawah Keraton, tugasnya juga di Kepatihan," kata dia.

Baca juga: Pengamat Politik UMM: Mahfud MD Ungguli Cak Imin di Jawa Timur

Untuk diketahui, Parampara Praja dibentuk pada tahun 2016 lalu dan memiliki masa bakti selama 5 tahun. Saat ini sudah berlanjut ke periode ke dua yakni 2021 sampai 2026.

Anggota Parampara Praja dipilih langsung oleh Sultan. Parampara Praja berisi ahli-ahli yang berkaitan dengan urusan keistimewaan.

"Ada ahli budaya, ahli pertanahan, ahli tata ruang, kemudian juga ada unsur dari Keraton (Yogyakarta) dan Pura (Pakualaman)," ujarnya.

Masa bakti 2021 sampai dengan 2026 Parampara Praja diisi 7 orang yakni Prof Soetaryo yang bertindak sebagai ketua menggantikan Mahfud MD yang non aktif semenjak menjadi Menkopolhukam.

Lalu anggota lainnya yaitu Prof Edy Suandi Hamid, Prof Amin Abdullah, Suyitno, GKR Mangkubumi, serta GPH Wijoyo Harumurti. 

"Prof Mahfud sekarang posisinya nonaktif, sedangkan ada juga yang sudah meninggal, beliau adalah Prof Hermin, itu salah satu guru besar di ISI Jogja," terang Ditya. 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Yogyakarta
 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Yogyakarta
Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Yogyakarta
Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Yogyakarta
Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Yogyakarta
Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Yogyakarta
Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Yogyakarta
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Yogyakarta
Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Yogyakarta
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Yogyakarta
Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Seorang Pemuda Kuras Tabungan Pensiunan Guru Senilai Rp 74,7 Juta, Modusnya Pura-pura Jadi Pegawai Bank

Seorang Pemuda Kuras Tabungan Pensiunan Guru Senilai Rp 74,7 Juta, Modusnya Pura-pura Jadi Pegawai Bank

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com