Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Pelabuhan Gesing Gunungkidul Molor, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 01/08/2023, 10:12 WIB
Markus Yuwono,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com- Pembangunan kawasan pelabuhan perikanan pantai (PPP) Gesing di Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta mundur dari target.

Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan DIY, Catur Nur Amin menyampaikan, tahap pertama pembangunan sudah 95 persen dan menelan anggaran Dana Keistimewaan Rp 109 miliar.

"Semua itu fabrikasi. Jadi tinggal pemasangan-pemasangan saja. Kebetulan sekarang alat-alat sudah lengkap, sehingga diharapkan nanti sampai pada waktunya selesai," kata Catur kepada wartawan di Pantai Gesing, Senin (31/7/2023).

Baca juga: Pembangunan Pelabuhan Gesing, Muncul Kolam Air, Ini Dugaan Sumbernya

Dia mengatakan pelabuhan tersebut seharusnya selesai pada akhir tahun 2022 lalu. Namun target tersebut mundur sampai Oktober 2023. Hal ini karena kahar atau peristiwa atau akibat yang tidak dapat diantisipasi (tidak terduga) atau dikendalikan secara wajar.

Kendala tersebut yakni munculnya sumber air tawar di lokasi pembangunan. Di bawah sumber air tawar itu terdapat bebatuan yang sulit dihancurkan. Padahal saat dilakukan survei tidak ada sumber air tawar di kawasan tersebut.

Catur mengatakan, bebatuan kapur di sekitar pantai Gesing perlu dihancurkan agar kedalaman air untuk pintu masuk dari laut sesuai dengan berat kapal penangkap ikan. Namun karena berada di bawah sumber air bebatuan sangat sulit dihancurkan.

"Tapi setelah pelaksanaan, ternyata banyak batu yang kekerasannya tidak bisa ditangani secara mekanik," kata dia.

Akhirnya, pelaksana proyek mengajukan justifikasi teknis kepada  guru besar dari UGM. Kemudian dilakukan pengkajian. Ternyata beberapa batuan tidak bisa ditangani mekanik atau breaker. 

Dari pendapat yang disampaikan pakar, batuan tersebut bisa ditangani dengan metode blasting atau peledakan.

Catur mengatakan, perpanjangan waktu pembangunan pelabuhan diajukan lagi untuk perizinan blasting. Pelaksanaan blasting membutuhkan waktu hingga dua bulan. Sehingga proyek pembangunan pelabuhan Gesing ditargetkan rampung pada akhir Oktober 2023.

"11.000 titik (yang di-blasting). Luasnya 1,36 hektar. Per titik jaraknya 1 meter persegi. (blasting) dilakukan setiap hari pada lokasi yang memungkinkan. Tergantung areanya, ada yang 100 sekali ledak, ada yang cuma 30 titik," kata Catur.

Dengan metode baru ini, dia optimis pengerjaan PPP Gesing rampung tahun ini.

"Tahun ini targetnya selesai. Mudah-mudahan selesai," kata dia.

Baca juga: Tarif Baru Pelabuhan ASDP Ketapang Banyuwangi ke Gilimanuk Bali

Anggota Tim Pengawasan dan Pemantauan Danais DPR RI Gandung Pardiman menyampaikan, pihaknya melakukan kunjungan ke PPP Gesing karena adanya laporan mundurnya target pembangunan.

"Ini sebagai bentuk agregasi aspirasi, kita pilah-pilah mana yang relevan, akurat. Karena itu kita cocokkan dengan datang langsung ke sini," kata dia.

Gandung mengatakan, telah memberikan daftar inventarisasi masalah terkait PPP Gesing ke Dinas Kelautan dan Perikanan DIY. Ada 12 poin pertanyaan yang harus dijawab Dinas Kelautan dan Perikanan DIY secara tertulis.

Menurut dia, Danais harus digunakan untuk kepentingan rakyat dan digunakan secara bertanggungjawab. Sehingga jangan sampai ada permasalahan dikemudian hari.

"Sebab kalau ada masalah penggunaan Danais sedikit pun dan diketahui oleh pemerintah pusat dan para pemantau menyebabkan Danais tidak bisa naik," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Yogyakarta
Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Yogyakarta
Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Yogyakarta
Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Yogyakarta
Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Yogyakarta
Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Yogyakarta
Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Sayangkan Larangan 'Study Tour' di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Sayangkan Larangan "Study Tour" di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Yogyakarta
Beberapa Daerah Larang 'Study Tour', PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang "Study Tour", PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Yogyakarta
Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Yogyakarta
 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com