Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antraks Merebak di Gunungkidul, 3 Orang Meninggal dengan Riwayat Menyembelih Sapi yang Sudah Mati

Kompas.com - 08/07/2023, 05:55 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Masyarakat diimbau untuk tidak menyembelih hewan ternak yang mati karena sakit setelah muncul wabah antraks yang mematikan di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Tiga orang meninggal dunia di Dusun Jati, Desa Candirejo dengan riwayat menyembelih daging sapi yang sudah mati.

Salah satu dari mereka, yang meninggal pada tanggal 4 Juni lalu, dites positif untuk antraks.

Sampai Rabu (05/07), Kementerian Pertanian mencatat 12 ekor hewan ternak mati – enam sapi dan enam kambing – sementara 85 warga positif antraks berdasarkan hasil tes serologi yang dilakukan Kementerian Kesehatan.

Tradisi Mbrandu atau purak, di mana masyarakat menyembelih hewan yang mati atau kelihatan sakit dan membagi-bagikannya, disebut menjadi faktor yang paling meningkatkan risiko terjadinya kasus antraks.

Baca juga: Terkait Kasus Antraks, Pakar UGM: Bahaya Menyembelih Ternak Sakit

Apa gejala orang yang terpapar antraks?

Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pertanian telah meluncurkan penyelidikan epidemiologi yang dilaksanakan oleh satuan tugas One Health Kapanewon Semanu.

Kementerian Pertanian juga akan menggencarkan upaya komunikasi, informasi, dan edukasi kepada masyarakat termasuk dengan merekrut kader untuk memantau dan merespons cepat kasus penyakit zoonosis.

Saat ini satu warga Desa Candirejo yang positif antraks masih menjalani perawatan di RSUD Wonosari. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul Dewi Irawaty mengatakan, pasien yang sudah lansia tersebut menjalani perawatan sejak pekan lalu.

Baca juga: Apakah Penyakit Antraks Bisa Menular Antarmanusia?

"Luka di tangan dan bengkak, kemudian mungkin gejala lain juga sehingga perlu dirawat, intinya masih dalam perawatan karena perlu ditangani di RSUD Wonosari, yang bersangkutan laki-laki dan usianya sudah sepuh (tua),” ujar Dewi dalam jumpa pers, Kamis (06/07)

Dia menambahkan pria tersebut ikut mengonsumsi daging ternak yang terkontaminasi antraks. "Iya (yang masuk rumah sakit) ikut mbrandu, jadi dia ikut (mengonsumsi).”

Seperti apa penularan antraks?

Sel bakteri antraks, Bacillus anthracis. Bakteri Bacillus anthracis penyebab penyakit antraks yang umumnya menginfeksi hewan ternak, seperti sapi dan kambing, dapat bertahan hidup sangat lama di dalam tanah.U.S. Army Medical Research Institute of Infectious Diseases via WIKIMEDIA COMMONS Sel bakteri antraks, Bacillus anthracis. Bakteri Bacillus anthracis penyebab penyakit antraks yang umumnya menginfeksi hewan ternak, seperti sapi dan kambing, dapat bertahan hidup sangat lama di dalam tanah.
Antraks adalah penyakit yang bersifat zoonosis, ditularkan dari hewan ke manusia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis yang biasa menyerang hewan herbivora.

“Bila berkontak dengan udara, bakteri antraks akan membentuk spora yang resisten terhadap kondisi lingkungan dan bahan kimia tertentu, serta dapat bertahan selama puluhan tahun di dalam tanah,” kata Imran Pambudi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan.

Spora antraks dapat masuk ke dalam kulit melalui sayatan atau luka, mengakibatkan benjolan-benjolan di kulit seperti melepuh. Kasus inilah yang paling banyak terjadi di Indonesia, menurut Imran.

Spora juga dapat masuk ke saluran pencernaan melalui daging dari hewan yang tertular, ke paru-paru bila terhisap (kasus paling mematikan), dan lewat injeksi.

 

Kementerian Kesehatan mengatakan hewan ternak yang terjangkit antraks harus dibakar atau dikubur, dan tidak boleh disembelih.

Baca juga: Mengenal Bakteri Penyebab Antraks yang Menyebar di Gunungkidu

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Yogyakarta
 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Yogyakarta
Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Yogyakarta
Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Yogyakarta
Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Yogyakarta
Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Yogyakarta
Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Yogyakarta
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Yogyakarta
Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Yogyakarta
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Yogyakarta
Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Seorang Pemuda Kuras Tabungan Pensiunan Guru Senilai Rp 74,7 Juta, Modusnya Pura-pura Jadi Pegawai Bank

Seorang Pemuda Kuras Tabungan Pensiunan Guru Senilai Rp 74,7 Juta, Modusnya Pura-pura Jadi Pegawai Bank

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com