YOGYAKARTA,KOMPAS.com-Tempe produksi warga Padukuhan Balong, Kalurahan Hargomulyo, Kapanewon Gedangsari, Gunungkidul, DI Yogyakarta, banyak diicipi pejabat, hingga presiden.
"Untuk mulai pembuatan tempe sejak tahun 2004," kata Boni Agung Kristanto saat ditemui di pameran UMKM di Taman Budaya Gunungkidul Senin (29/5/2023).
Dikatakannya, tempe yang dibuatnya menggunakan ragi alami yang dibuat sendiri. Sehingga diklaimnya lebih sehat dibandingkan dengan tempe yang beredar.
Baca juga: Diperkirakan Berusia 130 Tahun, Nenek di Kota Batu Ini Sering Makan Sayur dan Tahu Tempe
Untuk sebagian besar tempe yang dibuatnya menggunakan bungkus daun, dan hanya sedikit jenis yang menggunakan plastik.
"Raginya berasal dari resep simbah-simbah dulu, dan dimodifikasi sedikit sehingga sudah tidak merah-merah warnanya," kata Kang Boni panggilan akrabnya
Boni mengatakan, saat Bupati Gunungkidul Badingah (bupati Periode 2010-2020) berkunjung ke rumahnya beberapa tahun silam, akhirnya tempe buatannya dikenal pejabat.
Bahkan, sempat dicicipi Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Yogyakarta.
"Dulu saat almarhumah ibu Ani Yudhoyono masih ada sering pesan," kata Boni.
Selain menggunakan kedelai impor, Boni juga menggunakan kedelai lokal untuk membuat tempe. Namun, untuk kedelai lokal harga satuan tempenya akan lebih mahal 50 persen dibanding yang import. Sebab, saat dibuat tempe, biasanya kedelai lokal akan susut.
"Untuk yang pejabat biasanya kedelai lokal. Untuk yang penyembuhan pascaoperasi jenis tempe probiotik dengan pembuatan perbandingan 0,5 persen ragi untuk pembuatan 0,5 kg kedelai," kata Boni.
Baca juga: Kunjungi Pasar Batuphat Lhokseumawe, Jokowi Borong Tempe Pedagang
Boni mengatakan, untuk produksi tempe dirinya mempekerjakan beberapa orang tetangganya.
"Untuk ibu-ibu sehabis masak, datang merebus kedelai. Siangnya bapak-bapak yang datang menggiling, dan limbahnya digunakan untuk pakan," kata dia.
"Per hari rata-rata 50 kilogram hingga 60 kilogram," kata Boni.
Untuk pemasaran selain dirinya berkeliling, Boni memanfaatkan media sosial untuk menjual tempe olahannya.
Tempe kecil dijual Rp 500 per bungkus. Langganan tempe beragam, mulai dari hotel, hingga pejabat.
"Online sampai Jakarta, Surabaya, hingga paling jauh Medan," kata dia.
Salah seorang warga Wonosari, Anjar mengatakan sengaja membeli tempe buatan warga Balong karena tempenya bersih.
"Harganya murah, kalau mau pesan tinggal WA saja, ketemu di Kantor Pemda Gunungkidul," kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.