YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah unggahan di Twitter viral tentang seorang petugas dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang diduga diancam oleh penghuni rumah ketika hendak mengecek meteran. Peristiwa ini terjadi di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta.
Akun Twitter @merapi_uncover mengunggah informasi dari akun @teemye. Dalam unggahan itu, disebutkan bahwa seorang petugas PLN mendatangi salah satu rumah di daerah Sorogenen, Jalan Solo.
Petugas ingin mengecek meteran di rumah tersebut dan ditemukan alat jumper. Penghuni rumah kemudian disebutkan mengejar petugas PLN tersebut dengan membawa palu.
Baca juga: Pelanggan Mohon Tiang Listrik Dipindah Malah Diminta Rp 4,3 Juta, Ini Penjelasan PLN
Petugas PLN ini lantas lari hingga terjatuh dan mengalami luka di siku.
Saat dikonfirmasi, Kapolsek Kalasan Ajun Komisaris Polisi (AKP) Amalia Normadiah mengatakan, petugas dari PLN tersebut tidak membuat laporan polisi terkait kejadian tersebut.
"Kan kemarin Pak Kepala PLN yang menyampaikan. Jadi yang bersangkutan itu tidak membuat laporan polisi," ujar AKP Amalia Normadiah saat dihubungi, Kamis (18/5/2023).
Amalia menyampaikan telah meminta keterangan dari petugas PLN tersebut. Dari keterangannya, saat itu tidak sampai terjadi kontak fisik. Luka yang di lengan disebabkan karena terjatuh saat lari.
"Tindak lanjut kami diambil keterangannya yang bersangkutan itu yang diduga korban itu memang tidak ada kontak fisik. Dia terjatuh sendiri karena ya itu tadi katanya dikejar," ungkapnya.
Polsek Kalasan juga sudah mendatangi lokasi untuk meminta beberapa keterangan warga. Hasilnya, dari keterangan warga, penghuni rumah tersebut tinggal sendiri sejak 2017.
Baca juga: PLTA Bengkok Kembali Pulih, PLN Pastikan Kebakaran Tak Ganggu Pasokan Listrik Warga
"Hasil keterangan warga terdekat, salah satunya ketua RT memang menyampaikan yang bersangkutan tinggal sendiri, sering marah-marah. Mungkin tidak seperti kita-kita, ya sering marah-marah," ungkapnya.
Pihak Polsek Kalasan juga telah mengecek ke kalurahan. Dari pengecekan, penghuni rumah tersebut tidak ada dalam daftar warga yang mengalami gangguan kejiwaan.
"Tapi menurut tetangga depanya itu sebagai ketua RT yang tahu persis kesehariannya, itu memang bilangnya begitu (penghuni rumah tersebut sering marah-marah), pak dukuh juga bilang begitu," tandasnya.
Amalia menjelaskan, berdasarkan keterangan petugas PLN, awalnya datang untuk memeriksa meteran rumah. Saat sampai, petugas PLN bertemu dengan penghuni rumah tersebut.
Baca juga: Dua Pria Asal Makassar Bobol Rumah di Jakarta, Modusnya Jadi Petugas PLN
Saat bertemu tersebut, penghuni rumah mengejar dengan membawa besi. Namun, dalam peristiwa tersebut tidak sampai terjadi kontak fisik.
"Saya sarankan ke Kepala PLN jika seperti itu, karena dikhawatirkan tidak semua masyarakat menerima dengan baik kedatangan, sekarang kan rawan hal-hal yang tidak diinginkan. Apakah ini benar petugas atau tidak, bisa jadi mungkin dia (penghuni rumah) kaget, ya itu wajar-wajar saja. Kita kan enggak tahu pribadi orang masing-masing. Saya sarankan, mungkin bisa kalau dibutuhkan pendampingan (dari polisi) atau bagaimana," imbuhnya.
Rencananya, lanjut Amalia, PLN akan dipertemukan dengan penghuni rumah. Namun, demikian, saat ini masih menunggu keluarga terdekat dari penghuni rumah.
"Ini mau dipertemukan, maksudnya mau dimediasi. Karena beliau itu kan sebatang kara tinggal di sana, nah kalau mau mediasi kan harus ada pendampingan keluarga terdekat. Jadi ya lewat perantaranya saja," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.