YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Satpol PP Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebut angkringan dan warmindo menjadi sarang pelaku kejahatan jalanan atau akrab disebut klitih.
"Di angkringan-angkringan itu sering, di Burjo gitu ya, warmindo, itu sering di situ tuh," ujar Kepala Satpol PP DIY Noviar Rahmad, Selasa (27/3/2023).
Menurut dia, jika pengawasan masyarakat hanya dilimpahkan kepada Satpol PP, pihaknya kewalahan dan harus dibantu oleh warga sekitar dalam melakukan pengawasan.
"Itu kan jaga warga ada di setiap pedukuhan, nah jaga warga ini yang seharusnya bisa memantau lokasi-lokasi yang dianggap rawan," jelas dia.
Baca juga: Minum 4 Botol Miras, Pria di Sleman Berhalusinasi Melawan Klitih, Padahal Bacok Pengguna Jalan
Selama ini, Satpol PP DIY membutuhkan bantuan jagawarga karena dari sisi personel yang patoli Satpol PP DIY hanya dapat menerjunkan sebanyak 10 personel.
"Kita enggak cukup personel, dan juga mereka tahu gerakan kita, mereka bisa mantau gitu," ucapnya.
Selama bulan Ramadhan ini dia telah menugaskan satuannya untuk melakukan patroli hingga pukul 00.00 WIB. Namun, peristiwa kejahatan jalanan yang terjadi apda Jumat (24/3/2023) terjadi setelah Satpol PP patroli.
"Saya minta saat subuh linmas dan jaga warga mengawasi keamanan lingkungan di masing-masing karena kami kekurangan personil kalau seandainya subuh itu harus keliling," jelas dia.
Baca juga: Kapolda DIY Angkat Bicara soal Laporan Komnas HAM Terdakwa Kasus Klitih Disiksa
Sebelumnya, Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Irjen Pol Suwondo Nainggolan mengungkapkan selama Januari hingga Februari Polda DIY mendapatkan 52 laporan kejahatan jalanan.
"Selama Januari hingga Februari ada 52 laporan polisi kejahatan jalanan," ucap dia saat sitemui di Polresta Yogyakarta, Minggu (26/3/2023).
Lanjut Suwondo, dari 52 laporan, 42 di antaranya adalah kejahatan jalanan dengan pelaku anak-anak dan remaja, dan dari 42 laporan yang benar-benar terjadi konflik sebanyak 26 laporan.
"Upaya pencegahan yang dilakukan Polda dan jajaran, bersama masyarakat yang diperoleh kejahatan dengan sajam dapat dicegah saat mereka kumpul atau akan melakukan aksi," jelasnya.
Ia menambahkan, selama bulan Ramadhan hampir tiap hari pihaknya dapat mengamankan kejahatan jalanan oleh anak remaja. Para remaja yang diamankan ini kebanyakan akan melakukan tarung sarung.
"Sudah 20 orang pagi ini, 7 di Gunungkidul dan 4 di Sleman. Di Sleman mereka belum melakukan tindakan pidana, sudah kita panggil orangtuanya dan gurunya," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.