YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kejahatan jalanan kembali terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Tidak sedikit pelaku kejahatan jalanan adalah anak-anak.
Terkait hal itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X masih mempertimbangkan pembentukan sekolah bagi anak-anak yang menjadi pelaku kejahatan jalanan. Menurut Sultan saat ini zaman sudah berubah dan berbeda seperti saat dirinya mengenyam pendidikan.
"Kami masih pertimbangkan. Dalam arti apakah orangtua anak itu mau, kan problemnya sekian puluh tahun yang lalu dengan sekarang kan beda," ujar Sultan saat ditemui di DPRD DIY, Selasa (27/6/2023).
Baca juga: Kasus Pengeroyokan Anak di Yogyakarta, Pelaku Mengaku Diserang Terlebih Dulu
Saat ini pihaknya belum menemukan upaya atau solusi untuk memberantas kejahatan jalanan di DIY. Pasalnya dengan hukuman penjara saja, anak-anak yang terlibat dalam kejahatan jalanan tidak jera.
"Yang lain belum menemukan (upaya) nyatanya saat di sel saja tetap terjadi kok," kata dia.
Untuk penanganan kejahatan jalanan saat ini,, Sultan meminta kepada pihak kepolisian untuk menindaknya secara hukum. Penindakan hukum diharapkan dilakukan dengan konsisten.
Namun, selain tindakan hukum, Sultan juga meminta orangtua yang memiliki anak remaja agar mengawasi kegiatannya.
"Sekarang bagaimana keluarga bisa membangun konsolidasi sendiri," imbuh Sultan.
Selain itu, orangtua juga diminta untuk membangun komunikasi dengan anak. Ngarsa Dalem meyakin dengan dialog dapat dapat berpengaruh baik dengan anak.
"Kalau dengan orangtua enggak pernah bertemu pergi ya bebas aja. Pergi enggak pamit ya gimana, akan ada masalah," kata Sultan.
Sebelumnya, video pengeroyokan viral di media sosial beberapa waktu lalu. Terkait peristiwa ini, Polresta Yogyakarta mengamankan 15 pelaku pengeroyokan, yang 9 di antaranya anak-anak dan 6 lainnya dewasa.
Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan menjelaskan, pengeroyokan bermula saat korban berinisial N bersama rekan-rekannya akan melakukan perang sarung, pada Jumat (24/3/2023) pukul 4.30 WIB.
Korban bersama rombongan sebelumnya sudah janjian dengan kelompok lain untuk perang sarung di wilayah Demak Ijo, Gamping, Kabupaten Sleman. Namun karena tidak bertemu dengan kelompok yang dimaksud, korban bersama kelompoknya berputar-putar di area Yogyakarta.
Baca juga: Viral Video Anak Dipukuli di Jalanan, 15 Pelaku Ditangkap Polresta Yogyakarta
"Sesampainya di Jalan Hos Cokroaminoto, bertemu dengan kelompok lain sebanyak 2 sepeda motor dan saling kejar-kejaran," jelas Suwondo, Minggu (26/3/2023).
Sesampainya di depan SPBU Jati Kencana, datang 7 sepeda motor untuk mengejar kelompok korban.
"Korban memutar balik dilempar batu dan korban N terlempar tubuhnya oleng dan jatuh. Setelah jatuh dilakukan pengeroyokan oleh para pelaku ini," jelas dia.
"Niat daripada korban juga melakukan tarung sarung lalu ketemu kelompok tidak saling kenal saling umpat mengakibatkan peristiwa pengeroyokan," imbuhnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.